TS
Deflan
[Touhou Fanfic] Something to Save, Something to Expose
Salam gan.
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Spoiler for Index (masih on going):
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Spoiler for Prologue : The Mountain and The Problem:
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
0
4K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Deflan
#9
Quote:
Original Posted By RR2008►hmmmm......ceritanya sangat menarik, sepertinya ada yg direncanakan oleh Yakumo-family. Youkai di dunia luar, alur ceritanya setelah game Touhou official yg terakhir (Ten Desires), layak ditunggu kelanjutan ceritanya
:
banyak parodi Touhou yg dimasukkan membuat gw ngakak berkali2
mungkin lebih baik kalo setelah sebuah dialog, dijelaskan itu dialog punya siapa, soalnya gw sempet bingung di beberapa pembicaraan itu dialog punya siapa
selebihnya dah bagus aja kok
:
just my opinion
:banyak parodi Touhou yg dimasukkan membuat gw ngakak berkali2
mungkin lebih baik kalo setelah sebuah dialog, dijelaskan itu dialog punya siapa, soalnya gw sempet bingung di beberapa pembicaraan itu dialog punya siapa
selebihnya dah bagus aja kok
:just my opinion

Hehehe, tinggal ditunggu aja kelanjutannya, nanti juga terlihat apa rencana mereka...

Dan soal dialog, maafkan ane.
Suka kelupaan naro nama...

Quote:
Original Posted By MangiX1011►Ini sebenernya pacenya cepet banget sih.
Saya kira tadinya mau fokus ke jurnalistiknya, ternyata jadi loncat ke tugas dari Yuyuko, lol ngelupain tugas dari Aya dong.
Well, mungkin bisa dijelasin juga sih kenapa Momiji jadi mau-mau aja nerima perintah Yuyuko (contohnya: jadi bisa dapet artikel yang menarik)
Kalo ga salah nyari artikelnya dari Reimu kan
Saya kira tadinya mau fokus ke jurnalistiknya, ternyata jadi loncat ke tugas dari Yuyuko, lol ngelupain tugas dari Aya dong.
Well, mungkin bisa dijelasin juga sih kenapa Momiji jadi mau-mau aja nerima perintah Yuyuko (contohnya: jadi bisa dapet artikel yang menarik)
Kalo ga salah nyari artikelnya dari Reimu kan

Saya kira itu soal prioritas juga sih...
Bagaimana kalau pas lagi mau ngerjain suatu tugas, terus ada tugas lagi yang mungkin akan menghasilkan sesuatu yang lebih?
Dan mungkin hal ini akan terjawab di akhir-akhir nanti... :P
Artikel pertama yang mau digarap sih tentang pekerjaan Koishi dan ada apa di balik itu....tapi setelah ditelusuri....*beeeeep*
btw, this.....
Spoiler for Secret:
"Semua berjalan dengan baik.... Fufufu... Sekarang aku hanya membutuhkan kekuatannya untuk membuka border ini...."
Mereka pun sampai ke kuil Moriya dengan mengambil jalan yang memutar. Itu dikarenakan mereka diberitahukan Ran supaya jangan sampai ketahuan Aya dan Hatate. Maka mereka pun mengambil jalan yang jauh, namun saat itulah kejadian lain itu terjadi...
========FLASHBACK===============>
Seusai Momiji dan kawan-kawan pergi, Ran tiba-tiba mengingatkan mereka.
"Sebentar!" kata Ran
Dan semua pun berhenti
"Kita seharusnya jangan melewati jalur yang biasa ini! Ini akan melewati tempat bekerjanya Aya dan kita akan mendapatkan masalah! Lebih baik kita mengambil jalan memutar." jelas Ran.
"Oh! Iya juga! Aku baru ingat. Mari semua, kita ambil jalan memutar saja!" kata Momiji.
"Aaaah, jaaauuuuh! Aku lewat jalan biasa aja yaa Momi-chan! Aku tidak akan bocorkan kok rahasianya. <3" kata Sanae
"Kita sebaiknya mengikuti perintah Momiji karena sekarang dialah yang memimpin kita di sini sekarang." kata Youmu dengan datar.
"Umm, lebih baik kamu ikut bersama kita melewati rute yang sama. Lagipula kamu kan yang mengetahui letak sebenarnya gapitu?" kata Momiji.
"Uaah... Ya sudahlah..." kata Sanae dengan muka cemberut.
Lalu mereka pun segera pergi melalui jalan yang memutar.
"Chen, kau berhasil. Tolonglah bertahan sebentar lagi!" pikir Ran
======Yang dilakukan Chen====>
Chen yang sedang bersembunyi di semak-semak dekat pemberhentian Momiji dan kawan-kawan itu memperhatikan mereka dan cepat-cepat pergi dari situ untuk mencari seseorang.
"Aah, mereka lagi. Mereka tidak boleh melewati rute itu! Aku harus memberi tahu mereka!" ucap Hina
Namun tiba-tiba Chen datang dan menghadang Hina.
"Jangan halangi mereka! Kamu harus menghadapi aku dulu!" kata Chen.
"Kamu. Tolonglah, ini demi kebaikan mereka! Jika mereka terus melalui jalur itu,...maka..." kata Hina namun dipotong lagi oleh Chen.
"Pokoknya kamu tidak boleh menghalangi mereka! Meskipun kamu ingin menggunakan spell card, aku akan tetap menghadangmu!" kata Chen dan dia pun langsung mengeluarkan spell card miliknya.
"Flight Sign "Flight of Idaten"!" kata Chen.
Dan dia pun langsung bergerak cepat memutari Hina dan menyerangnya. Namun Hina menghindarinya dengan mudah. Sampai-sampai graze point Hina mencapai 80 dalam waktu 2 detik!
"Hah, spell cardmu ini tidak ada artinya bagiku. Jika kau menginginkan putaran yang benar, maka akan kuberikan." kata Hina membalas dan mengeluarkan spell cardnya juga.
"Evil Spirit "Misfortune's Wheel"!" kata Hina.
Hina pun berputar sambil mengluarkan aura ketidak beruntungan darinya. Chen pun masih dapat menghindarinya maskipun dengan susah payah.
"Ugh. Aku tidak dapat bertahan lagi jika begini keadaannya!" pikir Chen.
"Direction Sign "Kinmontonkou"!"
Dan Chen pun menghentikan pergerakannya memutari Hina. Tiba-tiba aura di sekitar Chen terlihat oranye. Dan Chen pun bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Namun serangan-serangan Chen masih belum bisa mengalahkan Hina.
"Dasar keras kepala! Kalau begitu terimalah ini!" kata Hina
"Wound Sign "Exiled Dolls"!"
Dan tiba-tiba muncul banyak boneka yang beraura negatif. Boneka itu seperti membawa ketidak beruntungan. Boneka itu pun menembaki Chen dengan danmakunya.
"Ini terlalu sulit! Aku tidak bisa menahannya! Ini terlalu banyak! Ini..." pikir Chen, namun belum selesai kalimatnya, sebuah peluru danmaku mengenai Chen.
"Nyaaaan!!" teriak Chen terjatuh ke tanah. Namun dia berusaha untuk bangkit lagi.
"Jangan dilanjutkan, Chen! Cukup! Kamu sudah terkena peluru danmakuku. Kamu..." kata Hina, namun Chen menolaknya.
"Tidak!" kata Chen dengan merintih kesakitan.
"A...aku tidak akan biarkan....kamu menghalangi....mereka...." lanjutnya. Namun karena luka karena danmaku Hina itu agak besar dan membekas, maka Chen pun terjatuh pingsan.
".........."
Hina hanya terdiam melihat Chen yang sudah berusaha keras itu.
"Kamu....benar-benar keras kepala." kata Hina dengan pelan.
Dia pun mendekati Chen dan mengambil ketidak beruntungannya yang tersimpan di dalam Chen.
"Semoga tujuanmu tercapai." kata Hina lalu dia pun meninggalkan tempat itu.
Meninggalkan Chen yang terbaring di situ. Terlelap dalam 'tidur'nya.
==============Back to Momiji========>
"Aah!" kata Momiji sambil menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Udonge.
"Aku lupa... Tugasku..." kata Momiji tapi langsung dipotong oleh Ran.
"Tugasmu adalah menghabisi youkai di dunia luar bukan?" potong Ran.
"Iya, tapi..." kata Momiji dan dipotong Ran lagi.
"Kalau itu tugasmu, kenapa kamu berhenti? Kita sudah tahu kan apa sebenarnya tugas kita?" kata Ran lagi.
Lalu tiba-tiba Patchouli menginterupsi.
"Kenapa kamu mau mengikuti kami?" kata Patchouli.
"Apa? Aku diajak bukan? Koishilah yang mengajaku." jawab Ran.
"Apa sebenarnya misimu?" tanya Patchouli sambil mengacungkan jari telunjuknya kepada Ran.
Suasana pun berubah menjadi hening......
Tidak ada seseorang yang berbicara. Baik Ran, Patchouli, atau pun Momiji.
"Jangan membuat aku membongkar misimu, Ran." kata Patchouli.
"Gerak-gerikmu sudah terlihat saat kita mulai berangkat ke kuil Moriya. Kamu mencurigakan bagiku dan sepertinya saat kamu memanggil kami untuk berhenti, ada sesuatu yang ganjil di situ. Kenapa kamu tidak memperingatkan kami dari pertama? Kenapa kamu baru memberitahukan kepada kami setelah kita berada di tengah jalan? Dan kenapa kamu terlihat memikirkan sesuatu setelah itu?" tanya Patchouli.
Semua orang pun kaget dan hanya terdiam, memandangi kedua orang ini. Ran pun hanya terdiam dengan sedikit keringat dingin yang mengalir dari kepalanya.
"Sudahlah! Jangan membuat keributan di sini! Lebih baik kita semua cepat-cepat bergerak ke tempat yang Sanae ketahui sebelum sesuatu yang buruk terjadi!" kata Youmu yang berusaha melerai.
"I...Iya. Lebih baik ki...kita pergi sekarang" kata Momiji yang sudah agak takut itu.
"Hmm....Aku tetap memperhatikanmu, Ran" kata Patchouli memperingati Ran.
Namun Ran hanya terdiam, memandangi Patchouli dan Mereka semua kembali berjalan ke tempat yang diberitahu Sanae.
0
Kutip
Balas