Act – 5.23 The True Plague






Aku melihat dengan mataku, seorang anak manusia yang sedang terduduk terdiam di daratan yang luas. Rasa kecemburuan, amarah, dan kedengkian dalam hatinya yang tidak dapat dikendalikan, melahirkan pembunuhan pertama di dunia oleh tengannya sendiri..

Tanganku berlumuran darah… disekitarku banyak gelimpangan mayat para polisi yang mengejarku. Mereka tidak berdosa.. tapi aku membunuhnya.. Aku bukanlah orang yang suci.. Aku tidak labih dari seorang pembunuh berdarah dingin.. tidak lebih.. tidak lebih dari seorang pendosa.

Di sudut kgelapan ruangan, Seorang anak kecil dengan balutan perban yang menyelimuti lengan kiri, dada, dan juga kepalanya yang menutupi salah satu matanya, sedang bersandar lemah memandang seorang wanita dengan pakaian putih berkorset hitam yang memiliki wajah cantik dengan rambut emas yang berkilauan.

Wanita itu memegang Flamberge yang berlumuran darah dengan telapak tangan kanannya… wanita itu memandang wajah sang anak dengan penuh iba.

“Bunuhlah aku” ucap dengan pelan dari sang anak dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

Pandanganku berubah menjadi merah.. aku merasakannya nafsu yang tak tertahankan.. nafsu yang mendekapku dengan sangat kuat dari dalam.

Aku membenci setan.. sangat membenci setan…

Tapi ketika aku melihat cerminan wajahku dari genangan darah orang – orang yang tidak berdosa, aku melihatnya… setan yang sebenarnya..

ya, setan itu adalah diriku sendiri..

===

Behemoth yang sedang menggeram dan melangkah pelan, tiba – tiba tertarik perhatiannya pada sosok Shade yang kini telah bediri dengan tegak. Makhluk besar itu melihat dengan bola matanya yang tersisa, dari tubuh sang pemuda itu muncul uap asap hitam yang semakin lama semakin menutupi tubuh sang pemuda.

Makhluk besar itu tertarik dengan bola mata merah milik Shade. Dia kemudian menggeram keras dan menjadi lebih marah setelah melihat bola mata sang viator semakin lama semakin menyala terang.

“Jangan ada yang mendekat ataupun bergerak…” Tiba – tiba Pierre berkata kepada para nggota Order yang lain.

“Apa yang terjadi Master?” ucap Suara salah satu anggota Order yang sekarang sedang berlutut memegang perutnya yang terluka yang berada disamping Pierre.

“Diam dan lihatlah… jangan kau alihkan perhatian The Plague”

“Plague?”

GVROOOOOOOORRRRRRRR

Behemoth bergerak dengan cepat dan menimbulkan getaran gempa di permukaan tanah. Shade yang merupakan tujuan utama dari behemoth sekarang, masih terdiam berdiri dengan tegap dengan tatapan yang tajam memandang ke arah makhluk buas itu.

Sadarlah hai engkau manusia nista yang berani melawan ku Tuhan dari segala makhluk – makhluk udara, sadarlah bahwa Empat penunggang kuda adalah tanda – tanda waktu dunia telah hampir mencapai batasnya…

Kalian para Viator yang terkutuk adalah salah satu dari tanda.. benar, kalian tanda dari kepedihan… sang pembawa wabah (The Plague).

Ini semua bukan tentang keberadaanku!!! ini adalah tentang keberadaan kalian, dan Kau !!! tidak akan pernah bisa menghentikan tibanya Sang Pembawa perang!!

Sang Cahaya redup mengatakan semuanya sebelum bencana itu.. Mengembalikan segel Beelzebub tidak mengehentikan apapun… Ya, perang tetap terjadi… semuanya sia – sia.. semua yang kulakukan hanya berakhir dengan kesia – siaan.

Apa yang kucoba hentikan, apa yang kucoba pertahankan, semuanya hilang menjadi abu…

Jatuhlah dalam keputus asaan..
Terimalah darahku… terimalah berkahku…

“GUSSRAAAAAAAKKKKK”


Tubrukan hebat terjadi dan tidak terelakkan. Bongkahan bagian jalanan melayang ke udara disetai dengan asap debu berpasir. Semua orang yang melihat moment itu tercengang. Tepat, sang pemuda yang sebelumnya telah bersusah payah melawan behemoth hingga terluka cukup parah, sekarang tengah bertahan menahan tubuh makhluk besar Behemoth dengan satu tangannya.

Tubuh Shade membungkuk dengan lengan kiri yang menahan tanduk besar hitam tajam yang berusaha melukai dirinya. Dia menahan dorongan dan berat beban tubuh makhluk itu hingga jalanan yang dipijaknya menjadi retak.

“HIAAAAAA!!!!!!” Shade berteriak kencang. Lengan kiri yang menahan salah satu tanduk Behemoth sekarang berubah menjadi bentuk lengan mengerikan berwarna hitam dengan cakar tajam. Hempasan dilakukan, Shade melempar wajah behemoth kelangit hingga membuat tubuhnya yang sebelumnya merangkak menjadi berdiri dengan dua kaki.

“GRAAAAAAAAAA!!!” Behemoth yang masih dalam posisi itu, menggerakan tangan kirinya yang besar berotot mencoba meraih dan melukai pemuda yang mengenakan mantel hitam panjang dibawah dirinya.

Shade memegang pedang hitam ditangannya dengan kedua tangannya. Ia memegang senjata itu dengan posisi tebasan samping kanan.
Terlihat jelas dimata pierre, uap asap hitam yang sejak tadi keluar dari tubuh Shade memunculkan dua buah sayap hitam patah yang terbentuk dari mantel hitam yang pemuda itu kenakan.

“Crassshhhhhh!!!!!!” tebasan pedang dilepaskan. Tubuh behemoth yang diketahui begitu keras yang tidak dapat dilukai bahkan oleh senjata api berat sekalipun, kali ini putus dengan mudah oleh serangan yang dilakukan Shade.
Sang makhluk besar yang buas mengerang kesakitan. Darahnya yang berwarna merah berhamburan dari lengan krinya yang putus hingga membuat hujan dan membanjiri daerah itu.

Shade yang masih terdiam dalam posisinya, terkena hujanan darah dari makhluk yang tengah di lawannya. Hujan darah itu menutupi sosok Shade. Sebelum muncul uap hitam yang semakin banyak dan pekat menutupi sang Viator, Pierre melihat dengan matanya, sesuatu muncul dari kepala Shade. Dua buah tanduk berwarna hitam panjang.

TEEENGGG !!! TEEEEENG!!!! TEEEEEENGGG!!!!

Para manusia yang sebelumnya bertempur demi melindungi apa yang ingin mereka lindungi, mendengar suara lonceng dari dalam kepala mereka. lonceng itu berdentang pelan dan semakin lama semakin keras.

Anggota Order mulai memegangi kepala mereka sendiri dan satu persatu rubuh dijalanan karena kesakitan.

Pierre yang merupakan pemimpin mereka, tidak luput juga dan jatuh dalam posisi berlutut dengan memegang kepala dengan tangan kirinya. Ia merasakan sakit karena bunyi dentangan lonceng yang berulang – ulang terdengar begitu keras dalam kepalanya. Dia terengah – engah dan berusaha untuk tetap sadar dan melihat apa yang selanjutnya akan terjadi.

‘Ini sama.. Sama dengan kejadian yang terjadi di Area 51 dahulu..’


“BRAAAAAKKKKK!!!!!”


Terdengar hentakan keras ditempat itu. Pierre yang masih mencoba untuk tetap sadar, melihat dengan matanya sendiri, tubuh besar Behemoth terlempar kelangit akibat dorongan dari sesuatu ditubuhnya.

Pierre melihatnya, sosok mengerikan berwarna hitam dengan bola mata merah menyala dan gigi tajam yang saling bertumpang tindih, melompat mendorong tubuh besar behemoth kelangit.

Sosok makhluk hitam itu memiliki ciri – ciri memiliki 4 tanduk di kepalanya yaitu dua tanduk panjang mengarah kebelakang dan dua tanduk melengkung di sekitar lehernya. Dia memiliki dua bola mata merah yang meneteskan air mata darah yang tidak berhenti.

Proporsi tubuhnya mirip dengan manusia, dadanya berbentuk menyeramkan memperlihatkan kerangka tulang iga yang mencuat jelas, tidak lupa pula, tulang punggungnya juga mencuat jelas dengan tertutupi sedikit oleh dua buah sayap burung berwarna hitam patah yang menempel dipunggungnya. Cakar hitam dengan 4 jari mewakili bentuk tangannya yang sangat mengerikan. Bentuk kakinya tidak mirip seperti manusia, Ujung telapak kakinya lebih membentuk kaki hewan domba.

Keseluruhan bentuk makhluk itu bukanlah bentuk manusia normal. Tapi walau begitu, Pierre menyadari siapa sebenarnya sosok hitam itu. Pierre menggeram dan menundukan kepalanya. Pierre tidak kuasa memandang sosok makhluk hitam itu karena ia sangat yakin, bahwa makhluk itu adalah sahabatnya.

Ia begitu sangat yakin, begitu yakin karena pedang hitam yang sebelumnya digengam oleh Shade, sekarang tengah digengam oleh makhluk itu.