Akan panjang dampaknya dari kegaduhan yang telah dibuat menag, biar bagaimanapun hal itu sangat mengusik ketenangan kehidupan beragama kita.
Kelainan prilaku manusia memang ada, dan itu bermacam-macam bentuknya. Salah satunya suka memamerkan bentuk tubuhnya. Disadari ato tidak itu emang di luar nalar waras manusia. Apa bangganya pamer tubuh ke org lain, secara akal tidak ada untungnya, hanya kepuasan dan hasrat "kelainan" itu
Harta hanya salah satu cara untuk membuat hidup bahagia, tapi itu bukan satu-satunya. Jadi nikmatin hidup dg apa yg kita punya, bukan dari apa yang kita mau.
Semua org punya cerita hidup masing-masing, ini bisa buat pelajaran untuk kita. Semoga yang terlibat kasus di atas bisa ambil pelajaran dari semua masalah yang sudah pernah mereka hadapi.
Dunia sales emang terlihat remeh, banyak orang yang menganggap sepele. Padahal sales lah yang menjadi ujung tombak dunia perdagangan, tanpa sales mustahil bentuk usaha apapun bisa berkembang.
Pemerintah sepertinya harus bisa lebih bagus dalam berkoordinasi, kasian rakyat kalo kayak gini terus.
Begitulah hidup manusia, lain waktu bisa berubah, gak perlu kaget. Ada yang bisa bertahan lebih lama ato bahkan sampai ajal yang memisahkan, tapi ada juga yang berumur jagung alias hanya sebentar, itu hanya soal waktu saja. Artinya hidup ini memang tidak ada yang abadi, jadi bersabarlah & ikuti
Masyarakat negri ini sangat banyak akal dan suka nekat. Bagi mereka apa yang menjadi tradisi harus dilestarikan, dan keinginan untuk selalu mudik berada di benaknya.
Andai semua pemimpin daerah bisa seperti Sumbar, bakal hidup lagi tu toko-toko tradisional khas era 90an.
Bener si, perubahan gaya anak muda perokok sekarang byk disebabkan karena sebegitu gencarnya iklan anti rokok dan pembatasan rokok di area umum. Hal itu lebih baik si untuk memperbaiki lingkungan supaya lebih sehat.
Semua terdampak, apalagi setelah adanya Covid-19 ini. Kita hanya bisa pasrah dan terus berusaha untuk memperbaiki keadaan ini. Semoga ke depan akan lebih baik, amin ....
Lagian kenapa harus 3 periode, kepemimpinan beliau juga terbilang biasa-biasa saja. Kasi kesempatan yang lain untuk mencoba memperbaiki negri ini ...
Buang dulu pikiran mau pindah ibukota, dunia lagi kacau dan keuangan terkuras untuk pandemi. Gak mudah emang menerima ini, tapi sepertinya gak mungkin pindah ibukota utk masa seperti ini, bahkan mungkin sementara waktu batal.
Skrg bukan hanya isu ustad yang cabul kepada santriwatinya, pendeta pun juga melakukan hal yang sama. Dunia sudah kebalik, org yg seharusnya menjadi panutan malah menyesatkan, bagaimana nasib dunia ini kalo yang seharusnya menjadikan org baik malah merusak citranya.