Hobby
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
115
Lapor Hansip
03-07-2022 13:20

9 Mitos tentang Kesehatan Mental yang Perlu Diluruskan, Menunggu Kondisi Sudah Buruk?

Sangat mudah untuk mengabaikan masalah kesehatan mental dengan pandangan “itu hanya ada di pikiranmu.” Inilah mengapa itu tidak hanya tidak adil, tetapi juga kontraproduktif dan bahkan berbahaya.

9 Mitos tentang Kesehatan Mental yang Perlu Diluruskan. Menunggu Kondisi Sudah Buruk?

1. Mitos: Penyakit mental itu tidak nyata

Oleh karena bekas luka yang ditinggalkan tidak terlihat dari luar, banyak orang mempertanyakan kebenaran adanya gangguan kesehatan mental. Ini bukan hanya mitos, tetapi itu juga telah menghina dan merendahkan orang-orang dengan kondisi ini.
Penyakit mental adalah kondisi nyata yang patut dianggap serius, dan meragukan validitasnya mengasumsikan bahwa orang yang menderita gangguan ini memalsukannya, membuat mereka merasa malu dengan kondisi mereka dan mungkin membuat mereka tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

2. Mitos: Tidak ada orang yang berjuang dengan kesehatan mentalnya

Kondisi kesehatan mental jauh lebih umum daripada yang disadari, dan kemungkinan kamu mengenal seseorang yang sedang mengalaminya. Data dari Mentalhealth.gov memperkirakan bahwa 1 dari 5 orang dewasa telah menderita masalah kesehatan mental, 1 dari 25 orang dewasa mengalami penyakit mental yang parah, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, dan depresi merenggut lebih dari 41.000 jiwa setiap tahun, sebagai penyebab utama bunuh diri. Statistik yang mengejutkan ini membuktikan bahwa sudah waktunya untuk memahami urgensi masalah ini.

3. Mitos: Pengobatan tidak akan berhasil

Beberapa orang percaya bahwa berbagai perawatan untuk gangguan kesehatan mental seperti obat-obatan, terapi, dsb. tidak efektif atau tidak berguna. Sementara para ahli mengatakan bahwa perawatan sangat efektif dan berhasil, terutama ketika seorang pasien memulai perawatan sejak tahap awal. Perawatan sangat bervariasi pada setiap orang. Beragam pilihan yang ada mempunyai arti bahwa setiap orang harus dapat menemukan bentuk terapi yang sesuai dan dapat membantu mereka merasa lebih baik.

4. Mitos: Anak-anak tidak mengalami masalah kesehatan mental

Banyak orang tidak berpikir anak-anak dapat menderita kesehatan mental. Padahal, diperkirakan 50 persen dari semua penyakit mental dimulai pada usia 14 tahun, meskipun banyak dari mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk didiagnosis. Statistik menyatakan kesehatan mental memengaruhi setiap orang, dan dari segala usia.

5. Mitos: Penyakit mental disebabkan oleh masalah pribadi

Penyakit mental bukan salah siapa-siapa. Itu bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli usia, jenis kelamin, ras, atau kelas ekonomi, dan seseorang itu tidak boleh merasa bersalah atau malu. Mengatakan bahwa kondisi kesehatan mental seseorang disebabkan oleh kelemahan pribadinya adalah menempatkan kesalahan pada korban, yang hanya membuat mereka merasa lebih buruk. Daripada menyalahkan orang yang berjuang melawan penyakit mental, pahamilah bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti genetika, pola makan yang buruk, atau perubahan hidup yang signifikan dan substansial.

6. Mitos: Orang dengan masalah kesehatan mental harus tetap diam

Stigma negatif yang melingkupi kesehatan mental menyebabkan banyak orang berpikir bahwa yang terbaik untuk dilakukan adalah menyembunyikan kondisi mereka dan menghindar untuk membicarakannya. Namun, satu-satunya cara untuk menghilangkan stigma ini adalah dengan mendiskusikan secara terbuka realitas penyakit mental dan secara terbuka menerima bahwa memiliki penyakit mental tidak mengurangi harga diri. Kesehatan mental tidak perlu malu.

7. Mitos: Orang dengan penyakit mental kejam

Ada stereotip luas bahwa orang-orang dengan penyakit mental sangat kejam dan agresif, tetapi data membuktikan sebaliknya. Sekitar 95 persen kejahatan dengan kekerasan dilakukan oleh orang tanpa gangguan kesehatan mental. Sebaliknya, kebanyakan orang dengan penyakit mental tidak pernah bertindak keras, tetapi akhirnya menjadi korban kekerasan. Mereka yang menderita masalah kesehatan mental yang serius 10 kali lebih mungkin mengalami kekerasan secara langsung. Sangat tidak proporsional.

8. Mitos: Penyakit mental tidak dapat dicegah

Sama seperti penyakit lainnya, penyakit mental dapat muncul secara tak terduga dan memengaruhi siapa pun. Ahli mengatakan ada banyak cara untuk mengurangi risiko kondisi kesehatan mental, dimulai sejak masih muda hingga dewasa. Menjaga kesehatan, mengawasi tanda-tanda dan gejala penyakit mental, berkonsultasi dengan dokter, menjalani gaya hidup sehat dengan cukup tidur, makan dengan baik, dan berolahraga secara teratur juga dapat menurunkan risiko mengalami penyakit mental.

9. Mitos: Pola asuh buruk yang harus disalahkan

Ketika seorang anak mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit mental, orang dengan cepat menyalahkan orang tua karena menempatkan anak mereka dalam situasi itu. Padahal, keluarga biasanya merupakan salah satu sumber dukungan terkuat bagi seorang anak yang berjuang melawan kondisi kesehatan mental, dan menjadi orang pertama yang mengetahui ada sesuatu yang salah. Trauma dalam keluarga, seperti kematian atau perceraian, tentu saja dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit mental, tetapi ini bukan akibat langsung.

Referensi: 1, 2 | Ilustrasi: google
Diubah oleh elvici
profile-picture
cheria021 memberi reputasi
12
Masuk untuk memberikan balasan
health
Health
9.7K Anggota • 24.6K Threads
9 Mitos tentang Kesehatan Mental yang Perlu Diluruskan. Menunggu Kondisi Sudah Buruk?
04-07-2022 08:01
Mitos itu banyak berkembang di masyarakat. "Kok bisa gitu." Kalimat yang keluar ketika melihat kejadian yang ada. Waspadai dan saling berempati dengan berteman baik, bersahabat baik. Terapi untuk orang lain dan juga diri sendiri. Nice info, Gan.
profile-picture
elvici memberi reputasi
1 0
1
profile picture
KASKUS Maniac
04-07-2022 08:41
Ya Gan. Terima kasih sudah mampir
1
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Komunitas Gamers Indonesia
keadaan-dompet-saat-steam-sales
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia