"I am not expected, I know myself" kata seseorang ketika kulepaskan rasa malu mengungkap kekaguman padanya. Entah benar atau tidak ungkapan berbahasa enggrees itu, tapi kudengar pasti bisik insecure dalam dirinya. Padahal apa yang perlu diinsekyurkan di hadapan diriku yang hina dan tak tahu malu ini? Dia belum sadar bahwa di bawah langit juga masih ada langit. Tapi aku salut mendengarnya, tak jarang ada seseorang yang menganggap rendah dirinya meskipun semua tahu: dia tak seburuk itu!
Dia seseorang yang kuketahui namanya setahun lalu. Kuketahui kisahnya, manis pahitnya cerita hidupnya. Sedikit, sih. Tapi membekas!
Dia memang belum pernah kulihat secara pasti, belum pernah kusentuh dengan nyata. Dia hanya sebuah tulisan nyata yang setiap hari membuat perasaanku fluktuatif. Kadang sangat bahagia, kadang juga sadar dia tak nyata. Kadang membuatku begitu tergila-gila, kadang pula membuatku menyerah setengah jiwa. Lagi-lagi kenyataan bahwa dia tak benarcbenar nyata menghantuiku, semangatku bisa meronta-ronta tapi bisa juga redup seketika.
Aku mengaguminya jauh sebelum pesan-pesan darinya membombardir perasaanku. Jauh sebelum namanya benarcl-benar kuketahui pasti. Entah perasaan macam apa bisa sebegitu besar, namun ringkih dihempas kenyataan bahwa dia tak nyata.
Banyak persepsi, banyak asumsi. Membuatku sadar, dia banyak yang mengagumi. Di dunianya yang nyata ada masa lalu yang mungkin belum benar-benar selesai. Masih ada manusia nyata yang selalu di kelilingnya. Apalah aku, manusia virtual tak tahu malu terlalu mengharapkan sesuatu yang tak pasti.
Untuk para kaum virtualers, bagaimana kira-kira kelanjutan kisahku ini? Siapa yang akan tersakiti? Apa yang akan mengakhiri? Akankah semesta merestui pertemuanku dengannya?
(#Mr.K[/I]
BETA
