Story
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
2531
Lapor Hansip
10-12-2020 08:32

Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:Index
1. Bekerja Di SMP
2. Belajar Ilmu Baru
3. Penghuni Jahil
4. Alam Sebelah?
5. Kedatangan Sosok Wanita
6. Anak Kecil Dalam Gudang
7. Lintas Waktu
8. Membonceng
9. Keluarga Om Wowo
10. Sebuah Perjanjian
11. Mengirim Lamaran
12. Shinta????
13. Tragis
14. Lembur Kerja
15. Aneh
16. Bang Hale
17. Serangan di WC
18. Bang Damar dan Gufron
19. Serangan Tempat Kerja
20. Mainan Gufron dan Aruna
21. Pertolongan Barzam
22. Di Serang Gufron dan Barzam
23. Akhir Dari Shinta
24. Akhir Latihan Hari Ini
25. Ujian Sebelum Menikah
26. Kejadian Dirumah Sakit
28. Serangan di Rumah Sakit
29. Mencari Makan
30. Salma Masih Hidup?
31. Alhazam
32. Ingatan Bapak
33. Awal Berhadapan
34. Menghadapi Dua Siluman
35. Pertarungan Dua Golongan
36. Akhir Pertempuran
37. Hari Pernikahan
38. Kejadian Setelah Pernikahan
39. Sosok Dilapangan
40. Apa Yang Terjadi Pada Bapak
41. Bapak Terkena Serangan
42. Mengambil Air Kyai
43. Abimantra
44. Kegelisahan ku
45. Selamat Jalan Bapak
46. Shinta dan Abimantra
47. Bang Damar Berkunjung
48. Serangan Pasukan Bajra
49. Strategi Penyerangan

Part 1 - Peperangan ( sisi Ryan)
Part 2 - Peperangan ( sisi Mbah Margono )
Part 3 - Peperangan (Sisi Mbah Margono dan Ryan)
Part 4 - Peperangan (Sisi Bang Damar dan Mbah Margono)
Part 5 - Peperangan (Ada yang Gugur Di Pasukan Ryan?)
Part 6 - Peperangan (Situasi yang Membingungkan)
Part 7 - Peperangan (Serangan di Posisi Ningrum)
Part 8 - Peperangan (Semua Kembali Ke Wujud Asli)
Part 9 - Peperangan ( Efek Pedang Alfaruq)

Part 10 - Kembali Kerumah ( Ada Apa Ini?)
Part 11 - Kembali Kerumah ( Menemui Mas Bono )
Part 12 - Kembali Kerumah ( Mengambil Sesuatu Di Tubuh Mas Bono )
Part 13 - Kembali Kerumah ( Aliansi Baru? )
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BETA
Diubah oleh afryan015
profile-picture
profile-picture
profile-picture
3.maldini dan 200 lainnya memberi reputasi
191
Masuk untuk memberikan balasan
stories-from-the-heart
Stories from the Heart
40.9K Anggota • 31.3K Threads
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
07-03-2021 20:18

Bang Hale


Namun saat dia berdiri disana dan aku masih melihatnya, tiba tiba suara tadi muncul lagi dengan ucapan yang sama, Aruna tersenyum sambil menahan tawa, dan dia menengok kearah kiri sambil mengayunkan tangannya menyuruh seseorang itu untuk mendekat.

Dan betapa senang dan terkejutnya ternyata sosok wanita tua yang tak lain dan tak bukan adalah sosok nenek ku, baru kali ini dia menemuiku di dunia nyata, dan entah bagaimana cara nenek ku melakukan hal itu, entah itu ulah dari Aruna atau bahkan malah ulah dari Shinta, tapi kupikir mereka berdua tak kan perna berani melakukan hal tersebut.

Nenek ku berjelan mendekat ke Arah aruna dengan nggoyangkan jarinya sebagai tanda “jangan bermain main di saat seperti ini”, bapak sepertinya menyadari sosok ibunya yang sudah lama meninggal itu menemui kita saat sedang di acara seperti ini. Ekspresi bapak sedikit terkejut, raut mukanya terlihat menunjukan wajah sedih bercampur dengan gembira, yang pasti bapak sangat kangen dengan sosok ibunya itu pasti.

Setelah nenek berada di dekat Aruna kemudia dia mengarahkan pandangannya ke arah kita yang sedang mengadakan acara, dan saat itu bapak menundukan kepalanya karena kebetulan posisi bapak duduk berhadapan langsung dengan nenek yang berdiri tepat di depan depannya, aku yakin bapak tidak akan kuat menahan haru jika harus memandang wajah nenek secara langsung.

Via yang sedikit sensitif dengan keberadaan makhluk sebelah bertanya kepadaku.

“mas kenapa perasaanku disini ramai banget ya, padahal kan ini hanya sekitar dua puluh orang, tapi kenapa rasanya lebih dari itu ya” Tanya Via padaku

“biasalah temen temen mas datang juga, oh iya Adiwilaga mana kok nggak keliatan” aku berbalik bertanya

“aku tak tau, dari tadi pagi aku nggak ngrasain keberadaan dia mas” jawab Via

“dia lagi berjaga disekitar sini kok, dia lagi keliling” ucap Aruna dari kejauhan

“kenapa dia harus berjaga, kan tidak ada yang yang perlu di waspadai untuk acara seperti ini” tanyaku dalam batin pada Aruna

“kamu lupa ya” jawab Aruna dengan nada tinggi

“lupa? Memang apa yang aku lupakan” jawabku dalam batin

“setelah pertempuran waktu itu, jika kamu sadari kata kata dukun itu, kita harusan patut untuk waspada, kita tak boleh meremehkan dia walau kita nggak tahu keadaan dia sekarang bagaimana”

Seketika aku mencoba mengingat ingat kejadian itu dan kata kata dari dukun yang mungkin aku dengar tapi samar.

Karena acara memasuki acara santai, aku memutuskan untuk keluar sebentar sekedar untuk mendekat pada sosok Aruna dan Nenek, membahas tentang masalah tadi yang di ucapkan oleh Aruna.

Saat aku mendekati Nenek, dia langsung mengatakan seuatu dan beranjak mundur lalu perlahan menghilang

“le, manut karo omongane Aruna, koe ra bakal kangelan nglewati masalah sek sedelo maneh teko, simbah tinggal sek, simbah ra iso suwe” ucap Nenek perlahan menghilang

(nak, nurut sama omongan Aruna, kamu nggak bakal kesusahan melewati masalah yang sebentar lagi datang, simbah tinggal dulu, simbah nggak bisa lama)

Aku sedikit kecewa karena nenek tiba tiba pergi tanpa sempat aku ngobrol dengan nya.

“sudah nggak usah sedih, nanti masih bisa ketemu lagi di alam mimpi seperti biasa, intinya kamu harus nurut apa yang aku katakana” ucap Aruna padaku

“lalu Shinta kemana, kenapa bukan dia, tapi kenapa malah kamu?” Tanya ku sedikit kecewa

“kamu ini ya, masih untung ada aku, kenapa nyariin yang jelas jelas belum ada” protes Aruna padaku

Karena aku dalam keadaan yang sedikit kecewa karena tidak bisa berbincang dulu dengan nenek di tambah lagi sosok Shinta yang tidak datang dalam acara penting ku ini, maka seolah aku melampiaskan kekecewaanku pada Aruna.

“kamu itu beda sama Shinta, Shinta itu asik, suka bercanda, selalu ada buat aku saat ada gangguan atau tidak ada gangguan, lah kamu, saat aku ada gangguan kamu selalu nggak ada, sedangkan aku masih santai dan tak ada gangguan kamu selalu muncul, kamu ini tugasnya apa sih, suruh jagain aku atau Cuma suruh gangguin aku sebenarnya” jawabku penuh emosi jadinya

“oh jadi kamu merasa seperti itu, ok lah aku nggak akan lagi gangguin kamu, terserah kamu mau ngapain itu urusan kamu” ucap aruna kesal padaku dan langsung melesat pergi meninggalkan ku sendiri

Saat aku sedang berada di luar sendiri, Via datang menyusulku dan melihat wajahku yang penuh dengan amarah dicampur kecewa, Via datang mendekatiku memegang pundaku dan berusaha menenangkan ku.

“Shinta nggak hadir ya mas, tadi yang dateng Cuma Nenek dan Aruna ya?” Via menanyakan padaku

Aku hanya membalasnya dengan mengangguk sambil terus mengatur nafas dan perasaanku, berusaha tidak mengacaukan acara ini.

“sudah tidak apa apa nanti pastinya ada waktu untuk Shinta bisa kembali lagi kesini kok, aku memang nggak bisa melihat mereka mas, tapi aku masih tetap peka untuk merasakan kehadiran mereka” terang Via padaku

Singkat cerita acara lamaran pun telah selesai, hari juga sudah mulai sore, aku dan rombongan mulai meninggalkan kampung halaman Via untuk kembali kerumah lagi, dan mulai hari ini aku sudah tidak bisa bermain main lagi dengan yang namanya hubungan karena kita sudah mengenalkan keluarga masih masing dari Via dan aku.

Malam harinya setelah kita selesai berberes dan bersih diri, kita memutuskan untuk nyantai diruang tengah sambil ngobrol untuk acara mendantang yang akan segera dilakukan, tak lain dan tak bukan adalah acara pernikahanku yang akan di langsungkan enam bulan lagi setelah acara lamaran ini.

Namun saat sedang memulai obrolan, bapak ku mulai menandakan gelagat aneh, aku sudah memaklumi jika bapak selalu diam saja sejak hari itu, saat aku ditampar oleh bapak setelah memaksa ingin tahu tentang apa yang terjadi kenapa semua menanyakan keadaanku, dan pada pagi hari setelah aku ditampar, bapak pun menceritakan semua yang menjadi kekhawatiran bapak dan mbah Margono padaku, aku sudah sering menenangkan bapak untuk tidak terlalu memikirkan hal yang akan terjadi itu, malah seharusnya aku lah yang kefikiran dengan apa yang bapak katakan, karena bapak menyebutkan “semua kunci ada pada tindakanku”

Saat kita sedang memulai ngobrol untuk masalah pernikahanku dan bapak menunjukan gelagat aneh dengan melihat keatas dan melihat kesekitar, seolah dia sedang merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

“bapak tu ngapain sih, setiap di ajakin ngobrol masalah serius pasti ada aja tingkahnya” protes ibu pada bapak ku.

“kenapa si bu, bahas tinggal di bahas kok” bapak menjawab dengan nada kesal

Aku baru pertama kali ini melihat bapak ku berbicara pada ibu dengan nada tinggi sambil marah, sebelumnya aku tak pernah melihat bapak seperti ini.

Tak berselang lama setelah itu bapak kembali menghadap keatas dan seketika terdengar suara, DDUUAARRRR di ikuti seperti ada sesuatu yang runtuh menimpa atap rumah ku, bapak seketika langsung berdiri dan keluar untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi, kejadian ini terjadi selepas pukul Sembilan malam.

Nenek Lasmi kemudian muncul dan menyuruhku untuk segera bersiap jika ada hal tiba tiba yang tak di inginkan, bapak menyuruh ibu ku untuk segera masuk kamar, bapak pun saat diluar berkata,

“Yan kamu nggak usah keluar, sudah pokoknya didalam saja, dan kamu Lasmi, jaga Ryan jangan sampai dia keluar, bawa dia masuk kekamar nya” perintah bapak ku pada kita berdua.

Nenek Lasmi pun kemudian mengajaku untuk segera masuk ke kamar, dan di dalam kamar nenek Lasmi memutari kamarku sebanyak tujuh kali entah apa yang sedang dia lakukan, tapi yang jelas dia sedang melakukan ritual.

Saat berada di dalam kamar aku mendengar suara mbah Margono yang sedang memastikan seluruh keluarga bapak selamat atau tidak, dan bapak menjawab semua masih aman, pagar gaib yang di buat bapak dan mbah Margono masih aman katanya masih cukup untuk menghalau serangan dari luar, batinku di kamar serangan apa, dan siapa yang menyerang.

“biasa den nggak usah di pikirkan” ucap nenek lasmi untuk menenangkan diriku

“kenapa biasa nek” tanyaku penasaran

“ya biasa den, kan bapak den Ryan kan termasuk ampuh dalam ilmu ini makanya banyak yang mencoba kekuatan bapak den Ryan, Cuma yang ini serangannya agak kuat dari biasanya mungkin dari orang yang berbeda, kalo den Ryan sering denger di loteng seperti ada tikus atau kucing yang bikin brisik, itu sebenernya contoh dari serangan yang berhasil di hadang sama pagar gaib nya bapak den Ryan” jelas nenek Lasmi padaku

Aku belum sepenuhnya puas dengan keterangan yang dijelaskan nenek Lasmi, dari raut muka nenek Lasmi jelas masih terlihat ada sesuatu yang di sembunyikan, aku yakin ada rahasia di balik semua ini.

Kenapa aku merasa demikian, setelah penjelasan dari nenek Lasmi, ternyata nenek Lasmi menanyakan keberadaan Aruna yang saat ini sama sekali tak terlihat di sekitar rumah maupun di luar rumah, melihat keadaan Aruna tak ada, ekspresi nenek Lasmi juga makin berubah.

Singkat cerita, setelah bapak dan nenek Lasmi mengatakan kondisi sudah aman dan terlihat ekspresi lega dari nenek Lasmi, aku memutuskan untuk segera tidur untuk mengistirahatkan diriku karena besok aku harus kembali beraktifitas bersama bang Hale dan pak Alfa

Aku berangkat ke kantor atau tempat kerjaku pukul tujuh lewat dua puluh menit, dan sampai di kantor jam setenga delapan, tak perlu lama memang perjalanan dari rumah ku ke kantor karena hanya memerlukan waktu sepuluh menit.

Aku sampai dikantor ternyata bang Hale sudah berada di depan kantor dan sedang membuka pintu gerbang, aku memarkirkan motorku di sebrang jalan tepatnya di sebuah warung soto ayam yang berada tepat di depan kantorku, ekspresi bang Hale terlihat biasa saja dan cenderung cuek, itulah bang Hale jika keadaan masih pagi, tak ada yang aneh sampai sejauh ini.

Aku membantu membukakan gerbang dan membukakan pintu kantor yang berbentung rolling door, tapi tidak dibuka semua hanya bagian pintu kecil saja yang dibuka untuk masuk dan mempersiapkan toko untuk siap berjualan, karena jam masih setengah delapan seperti biasa kita mempersiapkan toko dengan bersih bersih dan menata kursi dan barang barang yang berantakan akibat kegiatan toko hari kemarin.

Dan saat memasuki toko, aku merasakan hawa aneh, aku masuk setelah bang Hale memasuki nya terlebih dahulu, toko yang pagi hari biasanya terasa sangat sejuk tak ku rasakan pada pagi ini, setelah memasuki toko, hawa pengap dan panas sangat terasa saat aku memasukinya, aku berjalan kearah tangga, dan disaat itu aku melihat seperti ada sosok bayangan yang bergerak cepat naik ke lantai dua.

Sadar akan hal tersebut, aku berkata pada bang Hale untuk bersama sama mengecek ke atas, takutnya ada maling disini, dan mungkin belum sempat keluar dari toko malah kita sudah datang.

Aku sama sekali tak memikirkan hal aneh seperti gangguan alam sebelah, entah terlalu polos atau apa tapi itu lah kebiasaanku selalu menganggap positif di saat yang tidak tepat, saat aku bilang kepada bang Hale, yang ada dia malah dongkol, bagiku ini normal karena sifat dia memang seperti itu jika pagi hari.

“alah nggak ada siapa siapa, apa apa kok mikir buruk terus” ucap ketus bang Hale

Setelah mengatakan hal demikian, dia langsung berjalan naik melewati anak tangga sambil membawa tasnya yang memang biasa dia letakan di lantai dua, jam sudah menunjukan pukul delapan kurang seperempat, hal yang masih menjadi PR untuk ku, kenapa menjadi PR, saat ini aku ditempatkan di posisi HRD, dengan tugas selayaknya HRD diantaranya untuk mendisiplinkan karyawan dan merekrut karyawan, dan sampai jam segini belum ada karyawan lain yang hadir, padahal jam buka toko adalah jam delapan.

Bang Hale yang berada di lantai dua tak kunjung turun untuk membantuku membersihkan dan menata toko agar siap untuk melayani orang yang akan melakukan transaksi atau service computer.

Aku pun menyusulnya ke lantai dua, yah walau aku sudah merasa ada hal aneh yang akan terjadi, tapi aku harus beranikan diri untuk mengecek lantai dua memastikan bang Hale tidak apa apa, aku mengambil cincin ku dan aku selipkan di jari ku, ku mulai naik ke lantai dua, semsampainya di lantai dua terlihat gorden yang menutupi jendela masih tertutup rapat dan lantai dua hanya di hiasi beberapa cahaya yang berhasil menembuh gorden sebagai penghalang mereka masuk.

Keadaan lantai dua masih terlihat sangat sepi, tak terliha sosok bang Hale di atas sana, semua computer pun dalam keadaan mati, tak ada gorden yang terbuka apalagi jendela yang terbuka. Aku yang merasa tak beres dengan kejadian ini memutuskan untuk turun cepat cepat karena jelas ini aneh, jelas jelas tadi aku melihat bang Hale menaiki tangga ke lantai dua kenapa saat aku cek di lantai dua, aku tidak menemukan dia disana.

Belum selesai aku menuruni anak tangga, aku malah melihat sosok bang Hale yang sedang menyapu lantai, dengan pakaian yang sama dan dengan tas yang masih dia gendong di punggungnya.

“loh bang bukanya tadi naik ke lantai dua” tanyaku keheranan melihat dia sedang bersih bersih

“gundul mu itu, dari tadi aku lagi beres beres disini kok, kamu itu yang dari tadi kemana, bukannya bantu malah ngilang nggak tau kemana” jawab bang Hale kesal

“lah aku tadi nyusul bang Hale ke lantai dua” jawabku menjelaskan

“dah lah, ini pegangin tasku, aku mau ke WC sebentar, udah kebelet ini” dia berkata sambil beranjak pergi ke arah WC.

Bang Hale pun memasuki WC dan setelah dia masuk ke dalam WC terdengar suara keran mulai dinyalakan, jam sudah menunjukan jam delapan kurang sepuluh menit, itu tandanya toko akan buka sepuluh menit lagi, dan belum ada sama sekali karyawan lain yang berangkat ke toko.

Terdengar suara motor dari pak Alfa berhenti di depan, setelah motor berhenti dan di matikan, terdengar suara gembok gerbang toko yang sepertinya sedang di buka oleh pak Alfa, aneh batinku bukannya tadi sudah di buka ya, kan aku sudah masuk ke toko.

Untuk memastikan keadaan ini aku berjalan kearah jendela yang berada di depan sebelah kanan, dan aku terkejut melihat posisi gerbang masih dalam keadaan tertutup dan terkunci, aku mencoba keluar dari toko lewat pintu aku masuk tadi, dan aku kembali di kagetkan dengan posisi pintu yang sedang tertutup rapat dan terkunci dari luar, bagaimana aku tidak kaget, yang punya kunci pintu toko hanya bang Hale dan pak Alfa, aku hanya mempunyai kunci pintu gerbang saja.

Aku yang mulai kebingungan berusaha menggedor pintu kamar mandi dam memanggil bang Hale, aku berfikir mungkin aku dan bang Hale kembali di kerjain lagi sama penghuni sini, dan saat aku gedor pintu kamar mandi yang masih terdengar suara gemricik air, saat aku pukul sekali, pintu ternyata terbuka dan didalam WC ……..
profile-picture
profile-picture
profile-picture
bebyzha dan 55 lainnya memberi reputasi
56 0
56
profile picture
08-03-2021 11:15
ntapss makin seru ae ini
0
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Stories from the Heart
short-story-42--bus-pengelana
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia