Assalamualaikum.
Selamat datang di tread ane.
Bersepeda, yuk!
Pertama kali dibelikan sepeda keranjang sama orang tua waktu umur tiga tahun, warnanya pink. Ane seneng banget, semangat belajar naik sepeda diajarin sama Eyang Kakung. Jatuh bangun dan kaki keseleo hingga berdarah-darah sudah biasa. Nggak ada kapoknya ane, tuh.
Masuk SD, ane minta lagi sepeda baru sama Mamak, soalnya sepeda sudah kekecilan. Tetapi sedihnya, mamak ane tidak langsung mau membelikan. Suruh nabung dulu katanya. Akhirnya ane pun mulai kumpulin uang jajan selama hampir setiap hari, demi bisa memiliki sepeda idaman. Hingga hari Lebaran pun tiba dan terkumpullah uang tabungan hampir satu juta.
Ane ingat betul, sepeda keranjang merk United milik ane ini harganya berada di kisaran dua jutaan waktu itu. Tetapi kemudian bapak ane hanya membayar sebanyak Rp. 1.760.000,- karena sedang ada promo HUT di toko sepeda tersebut. Rejeki anak solihah, nih. Alhamdulilah ... kesampaian memiliki sepeda baru.
Awalnya memang terkesan dipaksakan karena ukuran sepeda yang agak kegedean untuk usia ane yang baru kelas satu SD, tapi lambat laun ane mulai terbiasa dan nyaman. Sepeda keranjang ini ane pakai untuk pergi ke sekolah, main bareng teman, belanja ke pasar waktu diminta Mamak beli belanjaan juga hampir setiap tahun ikut lomba sepeda santai di acara peringatan HUT RI di kampung. Seru pokoknya.
Sepeda kesayangan ane ini sudah dua kali ganti ban karena pecah, cukup awet jika melihat rentang waktunya ya, Agan Sista. Ane sekarang kelas dua SMP. Kalau untuk keranjang sendiri, tahun ini sudah bongkar pasang untuk ke tiga kalinya. Wajar kalau bagian ini yang lebih sering terkendala karena rawan penyok atau jebol saat terjatuh atau roboh saat diparkiran sekolah.
Oh iya, Agan dan Sista. Ane punya tips sederhana untuk merawat sepeda keranjang ini agar tetap awet. Nggak ribet, kok.
- Selalu cek angin ban depan dan belakang
- Periksa kondisi rem, barangkali ada yang slip
- Jangan paksakan memakai sepeda saat ban bocor
- Jangan malas mencuci sepeda.
- Pasang kunci pengaman
Gimana, Agan Sista? Selain sepeda gunung atau sepeda lipat yang juga ramai di pasaran, sepeda keranjang seperti milik ane ini juga oke kok, buat olah raga. Asal tidak untuk dipakai untuk balapan yang ekstrim, sepeda keranjang ini juga bisa melaju cepat, loh. Ane juga sering bersepeda di pagi dan sore hari untuk menjaga kondisi tubuh, kok. Seputaran kampung saja bareng teman-teman, pulangnya bisa mampir beli makanan atau belanjaan dan menyimpannya di keranjang.
Meski banyak teman-teman ane yang menggunakan sepeda motor, ane tetap pede kok pergi ke sekolah dengan naik sepeda. Selain sehat, bersepeda juga lebih aman karena tidak terlalu beresiko jika harus berada di jalan. Lagi pula ane kan, belum memiliki SIM untuk kendaraan bermotor.
Demikian tread ane soal sepeda keranjang kesayangan. Kalau untuk sehat, kenapa harus gengsi? Yuk, budayakan gowes sepeda untuk sesuatu yang lebih baik. Udara bersih sudah sangat susah kita temui beberapa tahun terakhir. Bersepeda itu mengurangi polusi, loh.
Sampai jumpa lagi.
Terima kasih, Wassalamualaikum.
Penulis: @valyn07
Sumber: Dokpri
Selamat datang di tread ane.
Bersepeda, yuk!
Pertama kali dibelikan sepeda keranjang sama orang tua waktu umur tiga tahun, warnanya pink. Ane seneng banget, semangat belajar naik sepeda diajarin sama Eyang Kakung. Jatuh bangun dan kaki keseleo hingga berdarah-darah sudah biasa. Nggak ada kapoknya ane, tuh.
Masuk SD, ane minta lagi sepeda baru sama Mamak, soalnya sepeda sudah kekecilan. Tetapi sedihnya, mamak ane tidak langsung mau membelikan. Suruh nabung dulu katanya. Akhirnya ane pun mulai kumpulin uang jajan selama hampir setiap hari, demi bisa memiliki sepeda idaman. Hingga hari Lebaran pun tiba dan terkumpullah uang tabungan hampir satu juta.
Ane ingat betul, sepeda keranjang merk United milik ane ini harganya berada di kisaran dua jutaan waktu itu. Tetapi kemudian bapak ane hanya membayar sebanyak Rp. 1.760.000,- karena sedang ada promo HUT di toko sepeda tersebut. Rejeki anak solihah, nih. Alhamdulilah ... kesampaian memiliki sepeda baru.
Awalnya memang terkesan dipaksakan karena ukuran sepeda yang agak kegedean untuk usia ane yang baru kelas satu SD, tapi lambat laun ane mulai terbiasa dan nyaman. Sepeda keranjang ini ane pakai untuk pergi ke sekolah, main bareng teman, belanja ke pasar waktu diminta Mamak beli belanjaan juga hampir setiap tahun ikut lomba sepeda santai di acara peringatan HUT RI di kampung. Seru pokoknya.
Sepeda kesayangan ane ini sudah dua kali ganti ban karena pecah, cukup awet jika melihat rentang waktunya ya, Agan Sista. Ane sekarang kelas dua SMP. Kalau untuk keranjang sendiri, tahun ini sudah bongkar pasang untuk ke tiga kalinya. Wajar kalau bagian ini yang lebih sering terkendala karena rawan penyok atau jebol saat terjatuh atau roboh saat diparkiran sekolah.
Oh iya, Agan dan Sista. Ane punya tips sederhana untuk merawat sepeda keranjang ini agar tetap awet. Nggak ribet, kok.
- Selalu cek angin ban depan dan belakang
- Periksa kondisi rem, barangkali ada yang slip
- Jangan paksakan memakai sepeda saat ban bocor
- Jangan malas mencuci sepeda.
- Pasang kunci pengaman
Gimana, Agan Sista? Selain sepeda gunung atau sepeda lipat yang juga ramai di pasaran, sepeda keranjang seperti milik ane ini juga oke kok, buat olah raga. Asal tidak untuk dipakai untuk balapan yang ekstrim, sepeda keranjang ini juga bisa melaju cepat, loh. Ane juga sering bersepeda di pagi dan sore hari untuk menjaga kondisi tubuh, kok. Seputaran kampung saja bareng teman-teman, pulangnya bisa mampir beli makanan atau belanjaan dan menyimpannya di keranjang.
Meski banyak teman-teman ane yang menggunakan sepeda motor, ane tetap pede kok pergi ke sekolah dengan naik sepeda. Selain sehat, bersepeda juga lebih aman karena tidak terlalu beresiko jika harus berada di jalan. Lagi pula ane kan, belum memiliki SIM untuk kendaraan bermotor.
Demikian tread ane soal sepeda keranjang kesayangan. Kalau untuk sehat, kenapa harus gengsi? Yuk, budayakan gowes sepeda untuk sesuatu yang lebih baik. Udara bersih sudah sangat susah kita temui beberapa tahun terakhir. Bersepeda itu mengurangi polusi, loh.
Sampai jumpa lagi.
Terima kasih, Wassalamualaikum.
Penulis: @valyn07
Sumber: Dokpri
