Barbershop atau tempat pangkas rambut, siapa yang tidak mengenal satu tempat ini. Di hampir setiap sudut kota, pusat perbelanjaan, mall-mall ataupun di tempat keramaian, bisa kita temui tempat para agan-agan memperindah rambutnya dengan harga mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Dengan penawaran yang bervariasi dan juga dilengkapi dengan fasilitas untuk kelengkapan pelanggan, mulai dari pendingin ruangan, jaringan wifi sampai tambahan pijat untuk relaksasi. Paket komplit deh pokoknya.
Nah, untuk kalian para agan yang suka pangkas di barbershop pernah liat ngga tuh lampu lonjong dengan strip merah, putih, biru yang berputar di depan tokonya? Eits, itu ada sejarah uniknya lhooo. Mau tau? Yuk, kepoin!
Dengan penawaran yang bervariasi dan juga dilengkapi dengan fasilitas untuk kelengkapan pelanggan, mulai dari pendingin ruangan, jaringan wifi sampai tambahan pijat untuk relaksasi. Paket komplit deh pokoknya.
Nah, untuk kalian para agan yang suka pangkas di barbershop pernah liat ngga tuh lampu lonjong dengan strip merah, putih, biru yang berputar di depan tokonya? Eits, itu ada sejarah uniknya lhooo. Mau tau? Yuk, kepoin!
Quote:
Quote:
Sejarah Tentang Logo Barbershop
Jadi cerita ini berawal di abad pertengahan sekitar tahun 1163 di daratan eropa. Saat itu Paus Alexander III melarang para pendeta dan biarawan untuk melakukan operasi atau tindakan medis lainnya. Maka dari itu tugas tersebut diambil alih oleh pada para tukang cukur rambut.
Jadi singkatnya, barbershop jaman itu tidak hanya melayani jasa pangkas rambut saja gan, mereka juga menyediakan jasa operasi, bedah, membuang darah kotor dengan lintah, dan juga jasa amputasi. waaahh
Proses operasi untuk pembedahan atau membuang darah kotor itu misalnya, pasien diminta untuk berpegangan erat pada sebuah tiang besi, hingga uratnya bermunculan, hingga memudahkan untuk penyayatan gan, dan darah yang menetes ditampung dalam sebuah mangkuk.
Setelah selesai, pasien diikat dengan kain perban hingga darahnya berhenti, lalu tukang pangkas tadi melilitkan perban usai operasi itu pada tiang dan dipajang di depan tokonya.
Lalu seiring dengan waktu, sekitar tahun 1500-an, tukang cukurpun tak diizinkan lagi untuk melakukan operasi atau tindakan bedah. Tersisalah pangkas rambut dan perawatan gigi. Begitu juga pada saat menangani pasien cabut gigi, para pemangkas ini memajang gigi para pasien lalu diikat dengan tali di depan tokonya untuk menarik pelanggan.
Semakin kelamaan masyarakat merasa risih dan jijik, dan akhitnya pada tahun 1745, pangkas rambut benar-benar terpisah dengan dunia kedokteran, dan hanya diperbolehkan untuk melayani pangkas rambut saja.
Namun simbol sudah terlanjur menjadi identitas di mata masyarakat, simbol spiral merah, putih, biru itu masih dihunakan sampai sekarang.
Adapun simbol bulatan atau bola di atas tiang itu adalah tempat menyimpan lintah, dan bentuk setengah bola di bawah tiang disimbolkan untuk mangkuk untuk menampung darah saat operasi, lalu spiral di daratan eropa berwarna merah dan putih saja, yang artinya merah untuk darah yang ditampung saat operasi atau pembedahan, dan putih adalah perban kasa yang steril. Dan dibuat berputar itu seolah sedang membalut luka pasca operasi.
Untuk daratan amerika ada penambahan warna biru. Sebagian berpendapat supaya cucok warnanya dengan bendera mereka, dan sebagian berpendapat biru adalah warna jaringan urat vena.
Bebaskeun aja ya gan, yang jelas begitulah sejarahnya kenapa didepan barbershop selalu dipakai simbol spiral tadi.
Dan kalo ada pertanyaan emang jaman dulu engga ada dokter? Nah menurut asumsi ane mungkin tindakan medis yang dilakukan adalah "hanya" sebatas operasi kecil saja, bukan operasi kategori berat. Jadi masih wajarlah.
Jadi cerita ini berawal di abad pertengahan sekitar tahun 1163 di daratan eropa. Saat itu Paus Alexander III melarang para pendeta dan biarawan untuk melakukan operasi atau tindakan medis lainnya. Maka dari itu tugas tersebut diambil alih oleh pada para tukang cukur rambut.
Jadi singkatnya, barbershop jaman itu tidak hanya melayani jasa pangkas rambut saja gan, mereka juga menyediakan jasa operasi, bedah, membuang darah kotor dengan lintah, dan juga jasa amputasi. waaahh
Proses operasi untuk pembedahan atau membuang darah kotor itu misalnya, pasien diminta untuk berpegangan erat pada sebuah tiang besi, hingga uratnya bermunculan, hingga memudahkan untuk penyayatan gan, dan darah yang menetes ditampung dalam sebuah mangkuk.
Setelah selesai, pasien diikat dengan kain perban hingga darahnya berhenti, lalu tukang pangkas tadi melilitkan perban usai operasi itu pada tiang dan dipajang di depan tokonya.
Lalu seiring dengan waktu, sekitar tahun 1500-an, tukang cukurpun tak diizinkan lagi untuk melakukan operasi atau tindakan bedah. Tersisalah pangkas rambut dan perawatan gigi. Begitu juga pada saat menangani pasien cabut gigi, para pemangkas ini memajang gigi para pasien lalu diikat dengan tali di depan tokonya untuk menarik pelanggan.
Semakin kelamaan masyarakat merasa risih dan jijik, dan akhitnya pada tahun 1745, pangkas rambut benar-benar terpisah dengan dunia kedokteran, dan hanya diperbolehkan untuk melayani pangkas rambut saja.
Namun simbol sudah terlanjur menjadi identitas di mata masyarakat, simbol spiral merah, putih, biru itu masih dihunakan sampai sekarang.
Adapun simbol bulatan atau bola di atas tiang itu adalah tempat menyimpan lintah, dan bentuk setengah bola di bawah tiang disimbolkan untuk mangkuk untuk menampung darah saat operasi, lalu spiral di daratan eropa berwarna merah dan putih saja, yang artinya merah untuk darah yang ditampung saat operasi atau pembedahan, dan putih adalah perban kasa yang steril. Dan dibuat berputar itu seolah sedang membalut luka pasca operasi.
Untuk daratan amerika ada penambahan warna biru. Sebagian berpendapat supaya cucok warnanya dengan bendera mereka, dan sebagian berpendapat biru adalah warna jaringan urat vena.
Bebaskeun aja ya gan, yang jelas begitulah sejarahnya kenapa didepan barbershop selalu dipakai simbol spiral tadi.
Dan kalo ada pertanyaan emang jaman dulu engga ada dokter? Nah menurut asumsi ane mungkin tindakan medis yang dilakukan adalah "hanya" sebatas operasi kecil saja, bukan operasi kategori berat. Jadi masih wajarlah.
Gimana nih pengalaman agan-agan ketika nyoba pangkas di barbershop langganan ngga? Pengalaman lucu, atau mungkin salah satu owner pangkas rambut yang punya pengalaman dengan pelanggan dengan permintaan model potongan yang bikin ngelus dada?
Silakan share di kolom komen ya,
Kenangan masa kecil ane soal barbershop, di beberapa daerah seperti kota kelahiran ane, Bandung, misalnya. Tempat pangkas rambut ada yang beroperasi di bawah pohon. Dengan harga yang ekonomis, meski hasilnya ngga jelek-jelek amat sih. Malah abang sama adik ane dulu pernah tuh ngerasain cukur rambut di sana. Dengan terpaan angin yang sepoi-sepoi bikin ngantuk, dan mamangnya yang juga lumayan ramah. Asyiiik deh pokoknya. Tempat pangkas itu biasa dinamain DPR, alias Di bawah Pohon Rindang. Itu kisah ane dulu, entahlah sekarang
Ane doain mudah-mudahan mamangnya selalu sehat, Aamiin.
Sekian trit ane kali ini, jumpa lagi di trit selanjutnya
Ulasan pribadi dan referensi
