Entertainment
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
79
Lapor Hansip
03-03-2021 12:34

[Menjawab lurahgundul] Menganalisa Argumen dalam Diskusi Tentang Hakikat Keperawanan

[Menjawab lurahgundul] Menganalisa Argumen dalam Diskusi Tentang Hakikat Keperawanan
Gbr diambil dr www.womens.web.in


Latar Belakang

Pertama-tama TS ingin memulai dengan latar belakang dari trit ini. Jadi TS membuat sebuah trit dengan judul :
Quote:"Keperawanan Bagi Seorang Gadis, Apakah Masih Penting Di Jaman Sekarang?"
(Bisa baca isi trit di sini)


Rupanya trit ini menarik perhatian seorang senior kaskuser (@lurahgundul yang mengeluarkan argumennya dengan membuat trit dengan judul yang sama, tetapi mengambil sudut pandang yang berbeda.
Quote:Keperawanan Bagi Seorang Gadis, Apakah Sudah Tidak Penting Di Jaman Sekarang?
(bisa dibaca trit dgn judul yang sama, versi agan lurahgundul di sini)


Meskipun tidak secara langsung membahas trit TS, akan tetapi ada beberapa bagian dari tulisan TS yang dicopas agan @lurahgundul sebagai acuan bagi dasar argumentasinya.


Persamaan pendapat

Selanjutnya TS akan menyoroti, bahwa baik trit yg TS buat, maupun trit yang dibuat oleh agan lurahgundul, memiliki satu titik temu, persamaan pendapat yang sangat penting.

Copas dari trit TS
Quote:Pertanyaan di atas berusaha mengembalikan pergeseran yang terlalu meninggikan keperawanan dalam bentuk fisiknya, lupa pada alasan awal yang menjadi alasan mengapa keperawanan jadi penting.

Jadi sebenarnya yang penting apanya? Selembar hymen itu? Atau kepribadian, karakter, dsb; yang dianggap ada pada seseorang yang "berhasil" mempertahankan selembar hymen itu?


Sebuah pertanyaan rhetoris, yang artinya bagi TS, di balik masalah keperawanan itu, ada satu hakekat atau esensi yang lebih penting, yaitu masalah kepribadian dan kemuliaan akhlak seorang wanita.

Copas dari trit lurahgundul
Quote:Dalam konteks keperawanan, yang SELALU ditekankan adalah ESENSI dari keperawanan itu sendiri, bukan sekedar "selembar" selaput dara saja.

Dalam konteks cowo dengan prinsip keperawanan itu penting, ketika dia mencari istri, tentu esensi keperawanan itu ya calon istrinya gadis baik-baik, belum pernah digauli cowo lain, belum pernah -maaf- tidur sama mantan-mantannya.

Hal ini menjadi tidak relevan ketika dikaitkan dengan -maaf- wanita korban rudapaksaan bahkan janda yang sudah pernah menikah.


Jadi antara TS dan agan lurahgundul, sama-sama berpendapat bahwa bukan hymen-nya sendiri yg penting.

Tp apa yang diwakili oleh hymen tersebut.

Tanggapan TS atas trit lurahgundul

Meskipun agan @lurahgundul tidak secara jelas dan tertulis menyatakan bahwa tritnya adalah jawaban atas trit buatan TS.

Namun dari bagian pembukaan trit agan @lurahgundul yang menggunakan judul dan pertanyaan pembukaan yang persis sama dengan yang ada dalam trit TS, rasanya tidak terlalu berlebihan dan wajar jik TS mengambil kesimpulan bahwa agan @lurahgundul  menjawab trit TS dengan trit buatannya tersebut.

Apakah ada masalah dengan hal itu?

TIDAK.

Justru menurut TS ini adalah sebuah bentuk dialog yang sangat baik dan perlu dibudayakan. Perbedaan pendapat, hendaknya tidak menjadi alasan untuk bermusuhan.

Perbedaan pendapat, sebaiknya dibawa ke dalam sebuah dialog yang saling bertukar pikiran, saling kritik, tentunya secara adil dan memegang prinsip-prinsip kebenaran.


Kritik TS atas trit agan lurahgundul

Penting bagi sebuah diskusi untuk memegang prinsip-prinsip kebenaran, di sinilah TS ingin mengritik agan lurahgundul karena menurut TS (bisa saja TS salah paham) dalam argumentasinya, agan lurahgundul menggunakan taktik debat yang tidak sehat, yang sering diberi sebutan, taktik orang-orangan sawah. (attacking straw man tactics).

Apa itu straw man tactic?

Straw man tactic, adalah mengutip pendapat lawan, tetapi kemudian menyajikan dan menelikung kutipan itu sedemikian rupa, sehingga tidak sesuai lagi dengan esensi dari argumentasi lawan yang sebenarnya.

Kemudian argumentasi lawan yang sudah disesatkan tersebut, diserang dengan argumentasinya sendiri.

Taktik ini tidak membuat diskusi menjadi berjalan maju, karena "argumentasi" yang didebat, bukanlah argumentasi lawan yang sesungguhnya.

Jika lawan lalai dan kemudian menanggapi taktik orang-orangan sawah ini, maka akhirnya yang terjadi adalah debat kusir, karena yang seorang mengajukan argumentasi A, yang ditanggapi adalah argumentasi B.

Di manakah agan lurahgundul melakukan strawman tactics ini?

Di bagian awal tritnya.

Quote:"Kalau jadi cowok, pilih yang mana? Perawan yang mau dinikahi cuma karena ngejar hartamu, atau sudah tidak perawan tapi memang mau dinikahi karena bener-bener cinta?"

Seringkali kita mendengar pertanyaan seperti di atas, pertanyaan yang sebenarnya cuma menyudutkan salah satu sisi. Pertanyaan dengan tendensi, yang dilontarkan untuk menggiring opini, mengerucutkan jawaban dan menanamkan doktrin yang tidak benar.


Dengan pertanyaan tersebut, si penanya menanamkan doktrin, seolah-olah yang perawan itu cuma mengejar harta, tidak layak, dsb. Sebaliknya, yang tidak perawan itu benar-benar cinta, layak, blabla


Padahal dalam trit-nya TS dengan jelas-jelas sudah menuliskan, atas alasan apa pertanyaan itu dilemparkan.
Quote:Pertanyaan di atas berusaha mengembalikan pergeseran yang terlalu meninggikan keperawanan dalam bentuk fisiknya, lupa pada alasan awal yang menjadi alasan mengapa keperawanan jadi penting.

Jadi sebenarnya yang penting apanya? Selembar hymen itu? Atau kepribadian, karakter, dsb; yang dianggap ada pada seseorang yang "berhasil" mempertahankan selembar hymen itu?


Jadi tidak ada TS berargumentasi bahwa seorang perawan itu pasti hanya mengejar harta, tidak layak, dst, seperti yang disebutkan oleh agan lurahgundul dalam tritnya.

Akan tetapi pertanyaan itu dicopas, disajikan dan kemudian diberi opini, yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari argumentasi yang dibangun di trit aslinya sendiri.

Tidak menjadi masalah, jika trit agan lurahgundul bukan merupakan sebuah "jawaban"/"tanggapan" atas trit yang sebelumnya.

Menjadi masalah, kalau trit agan lurahgundul adalah tanggapan atas trit sebelumnya, karena secara tidak langsung menjadi sebuah tuduhan atau fitnah.


Tanggapan TS atas 5 point dalam trit agan lurahgundul "Mengapa Keperawanan Itu Penting"

Quote:Keperawanan adalah gift. Tanda bahwa wanita dimuliakan. Sekali hilang ya sudah tidak akan kembali lagi selamanya. Walaupun menyesal dan bertobat pun tidak akan mengubah kenyataan kalo sudah pernah diperawani orang. Bayangan itu akan tetap ada selamanya, walaupun sudah mempunyai pasangan hidup sekalipun.


Di sini menurut TS ada sebuah pernyataan yang bila disalah artikan, akan menjadi berbahaya. Keperawanan adalah gift. Tanda bahwa wanita dimuliakan.

Artinya ketika keperawanan itu hilang, wanita itu tidak lagi dimuliakan? Apakah kemudian menjadi "diwajarkan" bila seorang laki-laki melanggar kehormatan dan harga diri seorang wanita, bila wanita itu sudah tidak perawan?


Quote:Wanita yang tidak perawan mempunyai threshold atau batasan-batasan yang berbeda dengan wanita yang masi perawan. Ketika wanita sudah tidak perawan, dalam hubungan selanjutnya pun dia akan mudah dan cenderung untuk berhubungan badan.


Bisa jadi demikian, tapi apakah pasti demikian? Apakah bisa digebyah uyah, bahwa semua wanita yang tidak perawan akan memiliki batasan yang berbeda dengan wanita yang masih perawan?

Menurut TS ini sulit dijawab. TS sendiri tidak bisa mengatakan setuju atau tidak setuju atas pernyataan di atas.

Hanya saja menurut TS fenomena ini, bisa jadi justru terjadi karena nilai-nilai di masyarakat yang terlalu mendewakan "keperawanan"nya dan bukan mengedepankan masalah perilaku berbudi-nya.

Sehingga ketika seorang gadis kehilangan keperawanan-nya, maka ada kemungkinan pandangan orang pada dirinya, tidak akan berbeda, entah apakah dia sudah bertobat dan berusaha menjaga kehormatannya, ataukah dia menjadi murahan.

Jadi keperawanan penting, tetapi mendewakan keperawanan, bisa menjadi bumerang. Menutup pintu orang lain untuk bertobat, dan menjadi batu sandungan bagi orang yang berusaha memperbaiki kehidupannya. Dengan memberikan label buruk yang tidak pernah bisa dia hilangkan, seberapa pun dia berusaha memperbaiki diri.


Quote:Keperawanan sampai dilelang dengan harga fantastis. Orang berani bayar mahal untuk mendapatkan keperawanan seseorang. Sebegitukah berharganya keperawanan? Sudah jelas kalo hal itu tidak bisa disangkal.

Apakah yang dicari hanya hymennya? Hanya selaput daranya? Tentu saja bukan. Yang menjadi mahal adalah esensi dan bahwa menjadi orang pertama, first time, first man, first person itulah yang tidak ternilai harganya. 


No comment. Kenyataannya memang demikian. Bagi sebagian laki-laki hal itu menjadi sesuatu yang penting.

ADD:: Baru kepikiran, jadi nambah dikit.

Fenomena lelang keperawanan itu, justru kalau dipikir-pikir lagi, adalah bentuk "pemujaan" yang berlebihan pada keperawanan, yang akhirnya melupakan esensi dan menimbulkan "kesesatan" baru.

Seperti yang kita sepakati (CMIIW), esensinya bukan pada keperawanan-nya, tetapi pada akhlak, sikap, dst, yang diwakili oleh kemampuan si gadis itu untuk menjaga keperawanannya.

Dalam kasus ini, terlihat bagaimana obsesi pada keperawanan, obsesi untuk menjadi pria pertama, justru akhirnya melupakan esensi yang tadinya dicari dari keperawanan itu, yaitu akhlak dan kemuliaan sikap hidup.

Di mana akhlak dan mulianya? Ketika seorang gadis melelang keperawanannya pada pembeli dengan harga tertinggi?

Quote:Ketika bertemu dengan orang yang mempunyai prinsip yang sama kalau virginitas itu penting, akan membuat pernikahan lebih intim, berwarna, malam pertama pun akan menjadi pengalaman paling berkesan baik bagi suami maupun istri. 

Kalo sudah sering berhubungan badan sama mantan-mantan, esensi malam pertama pun tidak ada, ga ada bedanya sama malam ke sekian berhubungan sama mantan, tidak ada harganya.


Dalam hal ini TS setuju.

Jadi gadis-gadis, jagalah keperawanan itu sampai pada saatnya yang memang sah di mata masyarakat, agama, dst.

Namun, bagi yang terlanjur kehilangan, mestinya bukan juga berarti kehidupan sudah berakhir, atau kalian tidak ada harganya lagi. Bukan juga menjadi alasan untuk kemudian mengobral diri.

Quote:Ketika keperawanan dijaga, tidak akan ada potensi masalah dari bagasi masa lalu, dan tidak akan ada banding-bandingkan hubungan intim dengan mantan.



Dalam point ke-5 ini TS juga setuju.

Menjalani sebuah pernikahan itu tidak mudah, semakin sedikit beban masalah di masa lalu semakin baik.

Namun sekali lagi, bagi yang sudah terlanjur punya masa lalu, bukan berarti tidak ada harapan. Anda dan pasangan harus bekerja lebih keras dibandingkan mereka yang tidak punya beban masa lalu, tapi harapan selalu ada.

Jangan padamkan asa untuk kehidupan yang lebih baik.

Gunakan kesalahan-kesalahan di masa lalu, sebagai pelajaran yang paling mahal harganya (karena sudah anda bayar dengan kehidupan anda sendiri).

Perbaiki diri. Tatap masa depan.

Manusia mungkin sudah nalurinya untuk mudah menghakimi, tapi Tuhan Maha Pemurah dan Pengasih. Seorang yang sungguh-sungguh bertobat, akan mulia di mata Tuhan, meski mungkin hina di mata manusia lain.


---------------

Demikian tanggapan TS atas trit agan @lurahgundul, sekalian salah-salah kata mohon dimaafkan.

Dan sekali lagi, terima kasih pada agan lurahgundul untuk trit tanggapannya. Sangat menyenangkan untuk bisa berdiskusi dan berdebat dengan sehat, tanpa harus bermusuhan.

Semoga bisa menjadi suatu yang membawa manfaat, setidaknya menjadi hiburan pengasah otak, belajar berpikir kritis, berdebat dan menguji pemikiran.
Diubah oleh lonelylontong
profile-picture
profile-picture
profile-picture
ElviHusna dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Masuk untuk memberikan balasan
the-lounge
The Lounge
81.3K Anggota • 922.4K Threads
[Menjawab lurahgundul] Menganalisa Argumen dalam Diskusi Tentang Hakikat Keperawanan
03-03-2021 13:35
Kau masih gadis atau sudah janda? Baik katakan jangan malu 😂😂😂
profile-picture
profile-picture
profile-picture
onta890 dan 2 lainnya memberi reputasi
3 0
3
profile picture
KASKUS Freak
03-03-2021 14:24
Bukan janda bang, tapi sudah nggak gadis ....
emoticon-Betty
0
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia