Hai Gansis!Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kita semua masih dalam keadaan sehat, berlimpah rezeki dan bahagia. Aamiin.
Gansis tau porang? Ituloh tanaman umbi-umbian yang bentuknya seperti umbi gadung. Memiliki daun lonjong dengan ujung lancip. Batangnya tegak lurus berwarna hijau putih seperti sisik ular serta di tengah daun (antara daun dan batang) memiliki seperti biji berwarna cokelat.
Gansis tau nggak? Porang saat ini lagi banyak digandrungi masyarakat loh! Terkhusus di pedesaan.
Tepatnya dua tahun lalu, porang mulai terkenal di kampung ane. Di sini namanya Cireng. Wkwk mirip sama camilan yak.
Berawal dari seorang pendatang yang berniat membeli umbi yang dulunya sangat tidak berharga ini pada salah seorang petani.
Harganya nggak main-main, loh! Porang waktu itu dihargai Rp 20.000 perkilo. Makin hari makin naik saja harganya.
Disitulah warga mulai berbondong-bondong menggali umbi porang yang ada di kebun masing-masing.
Sekarang, berbeda dari kebanyakan wilayah lain yang saat pandemi seperti ini lebih memilih menanam berbagai tanaman hias salah satunya seperti monstera di halaman rumahnya. Nah di kampung ane sendiri kebanyakan halaman rumah warga ditanami porang.
Ya, porang sekarang menjelma jadi tumbuhan yang bisa menambah penghasilan bagi penduduk desa ane.
Penyebab warga kampung dulunya menganggap porang hanya tanaman tak berguna bahkan dianggap rumput liar karena jarang sekali ada yang memanfaatkan si porang. Terlebih karena umbinya terkenal beracun apalagi memegang akarnya saja sudah bikin gatal-gatal.
Setelah porang viral dan banyak dicari-cari, akhirnya ane nyari tahu kenapa porang bisa semahal itu. Ternyata oh ternyata porang dijadikan tepung untuk bahan baku kosmetik, lem dan lain-lain.
Akhirnya, porang menjadi tanaman penghasil cuan yang setiap musim panen bisa menghasilkna jutaan rupiah!
Padahal dulunya, orang-orang lebih mengenal sahabatnya si porang yakni umbi gadung. Walau sama-sama beracun, umbi gadung sendiri banyak khasiatnya, tapi tetap tidak dikomsumsi warga sini. Umbi gadung hanya dijadikan obat untuk hewan peliharaan yang sakit, misalnya ayam yang kena parasit.
Setelah tahu porang itu ternyata banyak manfaatnya, warga kampung jadi banyak yang menanam. Bahkan seorang petani yang sawahnya tidak bisa digunakan untuk menanam padi lagi karena aliran air disetop oleh petani lain dialihkan untuk menanam porang.
Ane berharap dengan porang yang menjadi komoditas bisa memajukan desa ane. Harapan lebihnya sih semoga ngalahin para miliarder di Tuban. Hehee.
Aamiin.
Oke. Segitu dulu tentang porang yang menjadi tanaman emas bagi warga kampung ane. Lebih dan kurangnya saya minta maaf. Wassalamualaikum.
Sumber referensi: 1
Sumber gambar: dokpri
Gansis tau porang? Ituloh tanaman umbi-umbian yang bentuknya seperti umbi gadung. Memiliki daun lonjong dengan ujung lancip. Batangnya tegak lurus berwarna hijau putih seperti sisik ular serta di tengah daun (antara daun dan batang) memiliki seperti biji berwarna cokelat.
Gansis tau nggak? Porang saat ini lagi banyak digandrungi masyarakat loh! Terkhusus di pedesaan.
Tepatnya dua tahun lalu, porang mulai terkenal di kampung ane. Di sini namanya Cireng. Wkwk mirip sama camilan yak.
Berawal dari seorang pendatang yang berniat membeli umbi yang dulunya sangat tidak berharga ini pada salah seorang petani.
Harganya nggak main-main, loh! Porang waktu itu dihargai Rp 20.000 perkilo. Makin hari makin naik saja harganya.
Disitulah warga mulai berbondong-bondong menggali umbi porang yang ada di kebun masing-masing.
Sekarang, berbeda dari kebanyakan wilayah lain yang saat pandemi seperti ini lebih memilih menanam berbagai tanaman hias salah satunya seperti monstera di halaman rumahnya. Nah di kampung ane sendiri kebanyakan halaman rumah warga ditanami porang.
Ya, porang sekarang menjelma jadi tumbuhan yang bisa menambah penghasilan bagi penduduk desa ane.
Penyebab warga kampung dulunya menganggap porang hanya tanaman tak berguna bahkan dianggap rumput liar karena jarang sekali ada yang memanfaatkan si porang. Terlebih karena umbinya terkenal beracun apalagi memegang akarnya saja sudah bikin gatal-gatal.
Setelah porang viral dan banyak dicari-cari, akhirnya ane nyari tahu kenapa porang bisa semahal itu. Ternyata oh ternyata porang dijadikan tepung untuk bahan baku kosmetik, lem dan lain-lain.
Akhirnya, porang menjadi tanaman penghasil cuan yang setiap musim panen bisa menghasilkna jutaan rupiah!
Padahal dulunya, orang-orang lebih mengenal sahabatnya si porang yakni umbi gadung. Walau sama-sama beracun, umbi gadung sendiri banyak khasiatnya, tapi tetap tidak dikomsumsi warga sini. Umbi gadung hanya dijadikan obat untuk hewan peliharaan yang sakit, misalnya ayam yang kena parasit.
Setelah tahu porang itu ternyata banyak manfaatnya, warga kampung jadi banyak yang menanam. Bahkan seorang petani yang sawahnya tidak bisa digunakan untuk menanam padi lagi karena aliran air disetop oleh petani lain dialihkan untuk menanam porang.
Ane berharap dengan porang yang menjadi komoditas bisa memajukan desa ane. Harapan lebihnya sih semoga ngalahin para miliarder di Tuban. Hehee.
Aamiin.
Oke. Segitu dulu tentang porang yang menjadi tanaman emas bagi warga kampung ane. Lebih dan kurangnya saya minta maaf. Wassalamualaikum.
Sumber referensi: 1
Sumber gambar: dokpri
