News
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
327
Lapor Hansip
06-01-2021 23:08

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Suara.com - Sosok penyandang masalah kesejahteraan sosial atau gelandangan di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini tengah menjadi sorotan.

Pasalnya, gelandangan yang ditemui Risma itu dianggap sudah diatur atau settingan demi pencitraan sang menteri.

Kontroversi ini dimulai saat pemilik akun Facebook bernama Adhe Idol mengakui mengenal sosok gelandangan yang ditemui Risma pada Senin (4/1/2021) lalu itu.

Adhe mengunggah foto dua orang berambut putih dan bertopi yang diduga PMKS tengah makan bersama.

Adhe menyatakan, pria gondrong rambut putih itu adalah "orang PDIP", dan berjualan poster Presiden RI pertama Soekarno serta es kelapa.

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

"Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih atau ubanan kayak kenal itu, tukang jualan poster Soekarno, memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga," ujar warganet dengan nama Adhe Idol itu.

Suara.com mencoba menelusuri kebenaran dari keterangan Adhe Idol tersebut. Di lokasi, pria itu berhasil ditemui agak jauh dari tempat jualan poster Soekarno dan es kelapa Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan.

Kepada Suara.com, pria gondrong berambut putih itu mengaku bernama Nur Saman (69) yang sudah menggelandang sejak 20 tahun lalu.

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Ia mengakui kerap mencari sampah plastik hingga ke kawasan Setiabudi, Sudirman, dan Thamrin.

"Saya emang kan suka nyari-nyari kardus, nyari botol air," ujar Nur Saman di lokasi, Rabu (6/1/2021).

Saat ditemui, Nur Saman sedang meminum kopi sambil mengisap rokok di pinggiran kali tepat di perpecahan jalan menuju Pasar Raya Manggarai.

Rambutnya gondrong dan berwarna putih seperti yang terlihat ketika ditemui Risma.

Ia meletakkan barang-barangnya seperti botol air mineral, terpal, dan peralatan lainnya di samping pipa kali itu.

Pria yang sudah tak lagi memiliki istri tersebut mengakui sedang menunggu temannya untuk pergi memulung menjelang malam.

Saman juga membantah dirinya bekerja di toko poster Soekarno dan termasuk orang PDIP. Ia menyatakan selama ini suka tidur di sekitaran Jalan Minangkabau dengan terpal dan kardus miliknya.

"Kalau tidur ya di sini, pos-pos sini, gelar plastik (terpal)," tuturnya.

Kesehariannya, selain memulung sampah plastik dan kardus bersama temannya, Saman bekerja serabutan membantu toko es kelapa.

Namun ia tak menjadi pemilik warung atau pramusaji, melainkan hanya membersihkan sampah kelapa yang dipotong.

"Kalau yang (es) kelapa nggak, paling bantuin sampahnya aja, masukin karung, terus rotannya ke samping," ucap Saman.

Tak hanya itu, ia juga suka membantu di bengkel tambal ban. Sebab, pegawai bengkel yang bernama soleh disebutnya suka bepergian mereparasi bangku.

"Entar saya dikasih upah sama dia, kadang-kadang makan, duit Rp 10.000 gitu. Kalau bisa dapat tiga motor, itu saya satu motor, Rp 15 ribu buat saya, yang Rp 30.000 buat si ibu (pemilik bengkel)," katanya.

Saman mengatakan, sejak kecil tinggal di kawasan Tanah Abang dan menggelandang bersama keluarganya. Ia memiliki mantan istri yang sekarang sakit-sakitan tinggal di Cibinong, Bogor.

"Kalau ada uang Rp 200.000 gitu, saya ke Cibinong beli obat. Sekarang dia (mantan istrinya) sakit parah, gak bisa jalan. Kalau sudah 2-3 hari saya balik lagi ke sini," kata dia memungkasi.
sumber

**********
Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Ketika ada seseorang yang reputasinya terancam meskipun sebenarnya tak punya prestasi apapun, saat sakitpun mendadak bisa sembuh. Namun ternyata banyak orang yang juga sangsi kalau dia benar-benar sakit, karena terlalu banyaknya pencitraan, sehingga sulit untuk membedakan lagi, mana yang asli, mana yang palsu.

Tiap tokoh pasti punya pendukung. Nah, para pendukung ini beragam jenisnya. Ada yang mendukung membabi buta, tokoh pujaannya tak boleh disalahkan, ada juga yang berpikiran terbuka, mau menerima kritik. Bagi yang mendukung membabi buta, tokoh pujaannya harus selalu terlihat sempurna. Bahkan andai sakitpun bisa dipoles jadi bahan pencitraan.

Kasus Menteri Sosial Tri Rismaharini atau yang biasa dipanggil Risma, memulai tugasnya sebagai Menteri Sosial dengan blusukan ke tempat-tempat kumuh, menemui para pemulung dan gelandangan. Meskipun para pemulung dan gelandangan ini tetap bekerja mencari makan seadaanya, jelas mereka bukan orang-orang yang beruntung. Biasanya mereka mencari sampah-sampah yang bisa didaur ulang seperti besi, plastik, dan lain-lain. Dan mereka tak punya tempat tinggal tetap diwilayah kerja mereka. Meskipun ada sebagian yang mendapat tempat tinggal dari bos mereka sekedar untuk berteduh. Itupun terkadang bergerombol dan tak layak huni. Mereka bercampur dengan sampah hasil memulung dan tikus yang berkeliaran. Alat kerja mereka bisa hanya kantong plastik besar dan batang besi yang ditekuk ujungnya untuk mengait barang. Terkadang mereka mempunyai gerobak.

Risma jelas salah besar, masuk ke wilayah kekuasaan Dark Knight dan berwujud Angel. Ini Jakarta, bukan Surabaya. Dan blusukannya Risma di kota Jakarta pasti banyak yang tidak suka, terutama dari pihak Dark Knight.

Dan ketika dia menemui seorang gelandangan, maka dicarilah ujud orang ini. Asal usulnya, tempat tinggalnya, pekerjaannya. Dan ketika seseorang menemukan, maka diunggahlah berita penemuan itu, tanpa cek dan ricek lagi, hanya berdasarkan pengamatan. Maka senanglah para pendukung Dark Knight ini. Semua bergembira ria, saling bersahutan bagai monyet di hutan. Benarkah faktanya? Ternyata salah. Tapi monyet mana tahu salah dan benar, yang penting mereka senang, itu yang utama.

Nyatanya tokoh sentral kita ini berbicara apa adanya, meskipun belum tuntas. Dan ini harus bisa dibuktikan oleh para kaum pemfitnah itu.

Ternyata dia benar menggelandang, tidur hanya dengan alas terpal, dekat kali, dengan hasil memulungnya dan alat kerjanya. Benar dia suka terlihat di warung es kelapa, tetapi ternyata dia hanya bekerja seadanya demi sesuap nasi dan upah yang tak seberapa. Dan ternyata benar juga dia suka terlihat di bengkel motor, dan nyatanya dia hanya ikut bantu-bantu karena pemiliknya kenal. Itu juga demi sesuap nasi dan upah yang tidak seberapa. Apa tujuannya? Agar dia bisa mengumpulkan uang demi istrinya yang tengah sakit keras di kota lain.

Terkadang, apa yang kita lihat, tak sesuai dengan kenyataan. Apa yang kita harapkan, tak sesuai dengan harapan.

Sekarang, dipersilakan bagi para pendukung Dark Knight ini untuk mencari tahu kebenaran cerita sang tokoh sentral ini dengan mencari rumahnya dikota lain dan melihat kondisi istrinya. Benarkah istrinya tengah sakit keras. Jika benar begitu kenyataannya, minta maaflah tanpa ragu dan tanpa malu. Jika ternyata bohong, maka bukan cuma tokoh sentral ini yang akan dapat penghakiman masyarakat, tapi juga Risma, yang telah berani mengusik kenyamanan sang Dark Night, yang tengah asyik berperan sebagai orang sakit yang tak sembuh-sembuh, harus tiba-tiba sehat.

Itu.


Dan ini tambahan berita untuk membantah statement Wakil Gubernur DKI Jakarta yang bilang tak pernah melihat gelandangan atau pemulung di Jalan Jenderal Sudirman. Memang berita lama, bahkan sebelum Jokowi menjabat, tapi itu fakta bahwa mereka ada :

Dibawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi


Diubah oleh i.am.legend.
profile-picture
profile-picture
profile-picture
ekatse dan 109 lainnya memberi reputasi
106
Masuk untuk memberikan balasan
berita-dan-politik
Berita dan Politik
40.2K Anggota • 669.8K Threads
Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma
06-01-2021 23:42
Mau gelandangan tulen atau gelandangan palsu..cara Bu Risma itu gak patut,ada ribuan gelandangan di jalan,ada gelandangan yang sakit kejiwaan tak terurus.. harusnya baikii panti2 sosial, kerjasama sama rumah sakit jiwa untuk pengambilan gelandangan sakit jiwa dan di obati,beri tunjangan makan dan tunjangan uang minimal..itu malah berat ngurusi ya.
profile-picture
profile-picture
profile-picture
newrajasosis dan 12 lainnya memberi reputasi
10 3
7
profile picture
KASKUS Geek
07-01-2021 23:53
@dodykn lhaaa Soeharto aja turun ke lapangan kok, strategic apex itu tidak terbatas pekerjaannya, selain mengeluarkan kebijakan strategis dia juga bisa berkaitan dengan kelompok eksternal, limit waktu perencanaannya jauh tidak seperti bagian teknis yg terbatas dng tugasnya.... Selama tugas intinya tidak terganggu ya ga masalah, itu kan gaya dia... Lagian biar dia tau kondisi seutuhnya di masyarakat ya dia harus bersentuhan langsung ... Yang salah itu kalo dirjen direktorat jaminan sosial turun kelapangan menangani fakir miskin kan udah ada direktorat khusus menangani itu (kan jelas banget tugas direktorat, tapi kalo mentri ya seluruh tugas direktorat boleh dia intervensi).... Begitu kira2.... Hehehe

Ingat kata Umar Bin Khattab dulu yang selalu menemani rakyatnya.... "Kalau negara makmur, biar saya yang terakhir menikmatinya, tapi kalau negara dalam kesulitan biar saya yang pertama kali merasakannya."


Jangan jadi banci ahhhh... Tenang aja Risma ga maju kok nyapres..... Amaaan anies mah . Jangan baperan terus
1
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia