Sumber Foto: IDN Times Sumu
Selamat malam,pagi dan siang agansis dimanapun berada
Kali ini TS akan membagikan kisah perjalanan TS melihat langsung proses pembuatan gula merah secara tradisional, lokasi pengolahan ini berada di sebuah Kecamatan di Provinsi Sumatera Barat.
Sebelum membaca agansis semua pencet shift + X untuk membuka semua spoiler di dalam trit ini
Langsung sajaaaaaaaaaaaaaaaa
Gula merah, kita semua pasti sudah tidak asing dengan salah satu bahan pokok yang satu ini, gula merah biasanya terbuat dari hasil pemasakan air nira kelapa dan air tebu. Gula merah tidak hanya di produksi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara seperti di India, Cina, Pakistan, Bangladesh, Afrika Timur, Bolivia, Jepang, dan Amerika Selatan. Di beberapa daerah dan negara gula merah tebu dikenal dengan nama daerah, misalnya gula merah tebu dari Sumatera Barat dikenal dengan nama Gula Saka, di India dan Bangladesh dikenal dengan nama Gur, di Afrika disebut Jaggery, di Amerika Selatan disebut Panela, dan di Jepang dikenal dengan Black Sugar atau Kuro Sato. Di pasar internasional gula merah dikenal dengan sebutan Brown Sugar dan sedangkan di Indonesia bernama gula merah.
Gula merah di Indonesia banyak di produksi di daerah-daerah Jawa dan Sumatera, di Pulau Sumatera sendiri gula merah banyak di produksi di daerah Sumatera Barat.
Di Sumatera Barat, gulo saka banyak di produksi di 2 kecamatan yaitu kecamatan matur dan kecamatan candung, 2 kecamatan tersebut merupakan daerah penghasil tebu terbesar di Sumatera barat, namum ke dua daerah memiliki cara proses pengolahan gula merah yang berbeda, di kecamatan matur kita dapat menemui para pengolah gula merah menggunakan mesin namun di kecamatan candung kita sama sekali tidak menemukan petani yang mengolah gula merah menggunakan mesin, namun masih menggunakan cara tradisional, bagaimana sih cara pengolahan gula merah secara tradisional, yuk kita intip prosesnya...
Quote:1. Penggilingan
Tebu yang sudah dipanen digiling menggunakan kilangan, kilangan ini berbentuk seperti 2 roda yang digerakan oleh tenaga kerbau, kebetulan waktu TS ke lokasi petani gula merah sudah selesai melakukan proses penggilingan. Mesin kilangan yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah
Mesin Kilangan
Quote:2. Penyaringan
Penyaringan disini berguna untuk menyaring kotoran berupa sisa-sisa ampas tebu yang juga ikut masuk sewaktu proses penggilingan. Waktu TS ke lokasi, petani gula merah sudah selesai melakukan penyaringan, jadi untuk dokumentasi tidak ada, kesiangan sih datangnya para petani gula merah mengatakan mereka melakukan penggilingan pada jam 6 pagi, sedangkan TS datang jam 11 siang
Quote:3. Pemasakan
Nira tebu yang sudah disaring dimasukan ke dalam kuali atau orang di Candung biasa menyebut kancah . Bahan bakar yang digunakan berupa sisa-sisa ampas tebu yang sudah di giling dan menggunakan kayu bakar. Pemasakan dilakukan sampai gula yang dihasilkan bewarna cokelat muda. Ciri-ciri nira yang sudah masak bewarna cokelat muda, mengental dan memiliki sedikit buih.
Bahan bakar
Pemasakan
Oiya kalau ada yang nanya, itu keranjan apaan yang diletakan diatas wajan, itu namanya garondong atau lingka yang terbuat dari bambu, fungsi nya adalah agar nira tidak tumpah dan buih uap panas dapat terlepas keluar.
Quote:4. Pencetakan
Nira yang sudah dimasak diaduk menggunakan sendok / sanduak kemudian dimasukan ke dalam alat cetakan yang terbuat dari tampuruang . Agar gula tidak melekat bagian dalam tampuruang, dibasahi menggunakan air.
Pencetakan
Quote:5.Pendinginan
Gula merah yang sudah masukan ke cetakan dibiarkan dingin terlebih dahulu, setelah dingin gula merah dilepaskan dari cetakan dan siap untuk dikemas.
Gula merah yang sudah dingin
Quote:6. Pengemasan
Gula merah yang dihasilkan kayaknya berbentuk bulat tidak sempurna, pipih atau apa lah bentuknya TS juga susah mendefenisikan nya hahahahha silahkan agansis aja yang menilai bentuknya gimana
Gula merah dikemas ke dalam plastik kemasan 10 kg, harga gula merah per kg nya adalah Rp.13.000
Gula merah yang sudah dikemas
Setiap harinya, rata-rata petani gula merah menghasilkan 60kg gula merah/hari.
Trit ini merupakan hasil dari penelitian skripsi TS mengenai Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Tebu Menjadi Gula Merah.
Terimakasih sudah mampir dan membaca, salam hangat
Jangan lupaa ditimpuk
dan jangan lupaa
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi TS (Hasil penelitian skripsi).
Bonus