Duh, ngomongin janda bikin hati dag dig dug duerr! Ya, ga sih? Maklum Janda memang begitu menggoda, apalagi liat body mama muda bikin otak ga singkron atas dan bawah.
Thread ini bukan memyudutkan ras tertentu dan bukan bermaksud untuk SARA, dari sabang hingga merauke nusantara punya ciri khas tersendiri. Seperti Suku Minang identik dengan merantau, Suku Bugis identik dengan pelaut ulung, Suku Jawa identik dengan pekerja keras, suku Sunda identik dengan Janda Kembang yang begitu menggoda.
Sunda memang memiliki kharismatik dari latar belakang yang kuat, wanita-wanita sunda pandai merawat diri. Terlihat dari pola tarian Jaipong wanita sunda memang memperlihatkan sisi sensual mereka, sudah pasti cara berdandan mereka pun lebih baik dan menjadi nilai plus.
Menurut mbah saya ada pepatah ajining rogo soko busono, wibawa seseorang itu dari pakaiannya. Disinilah wanita sunda dapat memberikan posisi yang menarik agar dilirik oleh para lelaki, bukan hanya cantik fisik tetapi cantik juga hatinya.
Kecantikan wanita sunda tercetak dalam sejarah, ketika sosok putri yang bernama Putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Kerajaan Sunda dapat menundukkan seorang raja Prabu Hayam Wuruk yang memimpin kerajaan Majapahit (Jawa).
Kecantikan alami yang terpancar dari wanita sunda berasal dari makanan yang dikonsumsi, sayuran mentah seperti lalapan menjadi ciri khas yang memberikan kulit putih dan bersih serta mengeluarkan pesona kesehatan kulit yang alami.
Indonesia pernah mengalami masa perceraian terbesar di tahun 1950, pertanyaannya kenapa? Di masa konflik, ekonomi yang memburuk, agresi militer Belanda yang membabi buta membuat peta Janda di Indonesia semakin membesar.
Perjanjian Linggarjati hingga terjadinya Bandung Lautan Api di tahun 1946 memaksa pejuang di Jawa Barat meninggalkan istri yang mengungsi ke hutan-hutan, disinilah tingginya janda di Jawa Barat dan nenek moyang kita dahulu sudah terbiasa menjadi janda, bahkan terbiasa berganti suami karena harus gugur di medan perang.
Ini yang menyebabkan kenapa di sunda menjadi banyak Janda, mereka bangga karena suaminya mati menjadi pahlawan, membela tanah sunda yang mereka cinta. Namun sayang stigma itu pun melekat hingga kini. Ditambah lagi perseteruan antar suku sunda dan jawa memberikan percikan pikiran negatif tersendiri, hal ini diawali dari gagalnya putri sunda di persunting raja Jawa.
Namun berjalannya waktu di Indonesia sendiri stigma janda lambat laun menjadi lebih negatif, sedangkan angka perceraian di tanah sunda terjadi karena banyaknya mereka yang menikah muda. Ekonomi menjadi masalah tertinggi perceraian, hingga saat ini stigma janda banyak di daerah sunda seakan melekat di masyarakat.
Padahal, zaman canggih seperti sekarang menurut data di suku lain pun banyak juga wanita yang jadi janda. Entah kenapa harus di kaitkan dengan suku sunda? Hal yang menarik ketika kita datang di desa-desa tanah pasundan faktanya memang banyak sih janda bertebaran, duh kok bisa ya?
Ealah cuk, ya jelas bisa namanya ga cocok ya divorce kok gitu aja repot!
Sumber : 1, 2, 3
Sumber gambar google
