Story
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
2132
Lapor Hansip
26-12-2019 13:00

AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]

SELAMAT DATANG AGAN SISTA


Halo! emoticon-Kiss

Selamat berjumpa kembali dengan gue dalam rangka melanjutkan JILID IV kemarin yang gue akhiri di tengah alias Mid-season Finale. Udah berasa kayak cerita series bule The Walking Dead, Nancy Drew, etc yak? Hahaha. Karena berbagai pertimbangan, gue memutuskan untuk menyelesaikan di sana. Hapunten ya agan sista! Semoga agan sista bisa memahaminya...

Ga pernah gue lupa untuk selalu ngucapin terima kasih atas dukungan dan apresiasi agan sista selama ini! Makin hari, makin bikin semangat gue aja untuk terus melanjutkan cerita gue ini yang (kayaknya) masih panjang. Hehehe.

Masih melanjutkan tema cerita di JILID IV gue sebelumnya, insya Alloh di JILID IV 2.0 ini gue akan menjawab bagaimana kondisi ibu gue, bagaimana hubungan gue dengan Bang Firzy, bagaimana pendidikan gue, bagaimana pekerjaan gue, dan banyak puzzle-puzzle lainnya yang belum terjawab. Dengan semangat 'tak boleh ada kentang di antara kita' yang tak hentinya diucapkan oleh agan sista, insya Alloh juga gue akan melanjutkan sampai selesai (semoga tanpa hambatan) di thread gue yang ini.

Kembali lagi gue ingatkan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue dan (kayaknya masih akan) beberapa kali nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita lanjutan gue kali ini. Gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai! emoticon-Peluk

Dengan segala kerendahan hati gue yang belajar dari thread sebelumnya, kali ini gue memohon agan sista untuk membaca juga peraturan mengenai thread ini yang kayaknya banyak di-skip (karena dinilai ga penting), terutama mengenai kepentingan privasi dan spoiler. Semoga dengan kerja sama semuanya, membuat thread ini semakin bikin nyaman dan betah untuk jadi tempat nongkrong agan sista semuanyaemoticon-Malu


AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]




INDEX




PERATURAN




Quote:Original Posted By dissymmon08
Halo agan sista!

Hapunten pisan belum sempet balesin komen aku satu per satu... Insya Alloh ane kejarin untuk balesin komen-komennya. Tapi semua komen agan sista selalu ane baca kok. Karena komen, cendol, kritik, dan saran agan sista selalu nyemangatin ane untuk terus nulis cerita! Wuff yu! emoticon-Kiss

Pada kesempatan ini juga ane mau sekalian ngumumin kalau kali ini ane mutusin buat kolaborasi sama Bang Firzy alias Bang Ija (@yanagi92055 untuk nulis sekuel cerita AKHIR PENANTIANKU (THE SERIES) ini! Yay~ Well, kalau Bang Ija mah nulis sekuel ini dalam rangka melanjutkan cerita MUARA SEBUAH PENCARIAN (THE SERIES) punya dia ya... Judul cerita sekuel kami adalah :



Untuk gambaran ceritanya, bisa dibaca di PROLOGUE pejwan di thread-nya. Mungkin agan sista ada yang tertarik baca kisah ane ini, bisa dimampirkan ke thread tersebut. JILID I dan JILID II untuk AKHIR PENANTIANKU (THE SERIES), insya Alloh akan segera rilis juga. Semoga agan sista mau bersabar menunggu emoticon-Malu

Kebetulan, kami juga udah bikin beberapa FAQ untuk menjawab beberapa pertanyaan yang belum terjawab hingga akhir cerita AKHIR PENANTIANKU (THE SERIES). Agan sista bisa mampir ke SINI.

Dan sebagai bonus, kami kasih sopiler TEASER beberapa percakapan di cerita baru kami tersebut. Bisa agan sista cek di SINI.

Semoga cerita lanjutan dari ane dan Bang Ija ini bisa kembali menghibur, mengisi waktu luang, sekaligus menjawab segala puzzle yang mungkin masih ada dari cerita ane sebelumnya! Amiiin~

Sampai jumpa di cerita AMOR & DOLOR! emoticon-Peluk
Diubah oleh dissymmon08
profile-picture
profile-picture
profile-picture
padasw dan 90 lainnya memberi reputasi
85
Masuk untuk memberikan balasan
stories-from-the-heart
Stories from the Heart
41.5K Anggota • 31.4K Threads
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]
27-07-2020 05:25
KISAH TENTANG F: RAPUH (PART 12)


Jujur, sulit banget buat gue dan Bimo ngebaca Debby. Pasca kejadian ribut kami di kantor, Debby bener-bener ga bisa dibaca, dia masih mau temenan sama kita atau ga. Soalnya nih, kadang Debby ngajak ngomong kita, tetapi sering juga Debby seakan ga anggep gue dan Bimo itu ada. Kadang gue ngerasa semua orang lagi ngeliatin dengan hina gue sama Bimo setiap kali ada di kantor, tapi sering juga gue sama Bimo kayak ga dianggep sama siapapun di kantor. Intinya mah, pasca ribut itu gue dan Bimo jadi semakin ga nyaman.

Namun, gue dan Bimo mutusin buat ga mau mikir aneh-aneh dulu. Kami mutusin buat ga selalu sangkut pautin sikap Debby dan beberapa orang di kantor ini ada hubungannya dengan sikap kurang nyaman yang kami terima. Ya emang mungkin, ini mah emang orang-orang di kantor ini aja yang aslinya pada brengs*k. Hahaha. Kami berprinsip, selama kami punya satu sama lain, ya kami masih bisa terus bertahan di sini.

Efek dari jauhnya Debby di hidup gue pun membuat gue akhirnya jadi mulai membuka pertemanan gue dengan tim gue yang lain, selain Bimo. Soalnya Bimo ga selalu bisa ada di samping gue kan selama di kantor. 3m1-y4n6-c3L4LU-c3nd1L1 ini pun akhirnya disapa dan diajak untuk gabung bareng Ninda, Fadil, Rina, dan Ifan. Dari situ gue jadi bisa lebih mengenal mereka, apakah mereka seperti apa yang Debby bilang apa ga.

Menurut Debby, Ninda dan Rina kan ya ‘separah’ itu. Tapi pas gue kenal sama mereka, Ninda dan Rina bahkan ga mendekati kata parah sedikitpun, malah cenderung polos. Oke, Ninda emang kadang suka agak baperan (Maap gue ga sadar diri, Nin! Padahal sendirinya juga baperan! Hahaha.) dan harus sedikit dijaga omongannya sama dia, tapi dia yang usianya sedikit lebih tua dari gue malah jadinya bisa ngejagain gue banget. Dan Rina yang seumuran gue sama Bimo, ternyata orangnya ga sebodoh itu. Cuman emang banyak ga tau-nya aja. Hahaha.

Menurut Debby, Fadil itu orangnya pemalesan dan ga ngerti apa-apa. Dia cuman modal ngandelin istrinya yang KATANYA ‘ngejilat’ Pak Edward untuk terus bertahan di kantor ini. Tapi apa? Dia pun keliatan polos banget. Logat Jawa-nya yang medok dan gayanya yang nyentrik alias setiap hari kinclong-bin-klimis-dengan-pomade bikin kami jadi suka ngeledekin dia. Rambut cetar membahana Soalnya walaupun dia udah seharian di lapangan, pomade-nya masih terus bertahan membuat rambutnya selalu cetar membahana! Hahaha.

Dan menurut Debby juga, Ifan itu orangnya super pendiem, ga jelas, aneh, dan pemalesan. Tapi kenyataannya, dia itu adalah orang yang paling ngerti apapun urusan engineering dan bisa gue andelin di situasi apapun. Bisa dibilang dia setara sama Bimo tetapi lebih bisa diandelin, apalagi untuk urusan teknik. Maklum, dia emang masih kuliah di Jurusan Teknik dan lagi nyusun skripsi saat itu. Dari dia juga akhirnya gue tau kalau dia pernah kerja jadi messenger, teknisi kelistrikan, dan teknisi mesin. Dia hebat! Seriusan!

Kehilangan sosok Debby bikin gue jadi dapet lebih banyak temen lagi. Lingkaran pertemanan gue semakin luas. Dan gue jadi kenal juga sama beberapa orang di lapangan yang bisa ngebantu gue. Kenapa? Karena gue jadi bisa dibonceng sama mereka untuk ikutan ke lapang tanpa harus ngandelin Bimo terus. Gue juga jadi punya banyak kenalan mandor lapangan, semacam Pak Sigit, yang bisa membantu gue untuk mengarahkan tenaga lapangan.

Semua terlihat semakin membaik di kantor, di luar urusan drama ya.


XOXOXO


Gue berniat untuk datang ke rumah Bang Firzy hari itu. Udah hampir seminggu sejak kepulangan nyokapnya umroh, mungkin beliau udah agak free dan bisa sedikit diganggu sama kedatangan gue. “Mungkin nanti gue sekalian bawain chinese food langganan gue di deket kantor deh buat Kak Dania dan nyokapnya dia… Pasti mereka suka.” niat gue di dalam hati.

Karena hari itu agak free juga di kantor, gue sengaja dateng agak siangan. Agak siangan di sini maksudnya masih sekitar jam 6 pagi ya. Ga jam 7 atau jam 8 juga. Kalau gue berangkat jam 7 atau jam 8, bisa sampe kantor jam 10 atau jam 11 entar. Kalau gue sampe kantor jam segitu, mending ga masuk aja deh sekalian. Hahaha.

Padahal biasanya gue seger-seger aja kalau gue berangkat Subuh, tapi hari itu pas gue berangkat agak siangan kok gue bawaannya ngantuk banget. Malam sebelumnya pun Bang Firzy pulang sekitar jam 11 kayak biasa. Ga pulang pagi, apalagi nginep. Harusnya ga ada alasan untuk gue ngantuk. Tapi ya karena kebetulan keretanya kosong, gue akhirnya tertidur di tengah perjalanan.

Kebiasaan gue yang naik angkutan umum sambil make headphone pun bikin musik yang lagi gue denger jadi ke-pause cukup lama dan sempet bikin gue panik. Sempet kepikiran handphone gue ilang kecopetan karena ga ada suaranya sama sekali. Pas gue cek tas gue, handphone gue alhamdulillah-nya masih ada dan aman. Situasi aman terkendali.

“Terus apa yang bikin lagunya berenti?” Ga lama, musik di handphone gue bunyi lagi. “Oh notif kali.” Gue pun keluarin handphone gue dan coba ngeliat siapa yang kirim chat sampe bikin lagu yang lagi gue denger ke-pause begitu.”

Quote:36 chat(s) from Kak Dania


“36 chat? Buset banyak amat, ini curhat apa gimana?” tanya gue dalam hati.

Tapi gue ga malah jadi parno atau gimana-gimana. Toh gue kayaknya ga ada masalah apapun sama dia. Emang sih gue tau hubungan dia dan Bang Firzy ga begitu baik. Apalagi akhir-akhir ini. “Terus apa hubungannya sama gue? Apa dia mau curhat sama gue? Sepagi ini lho!” Gue cek jam di handphone gue, ternyata masih menunjukkan jam 6.30 pagi.

Tanpa ragu, gue pun membuka chat Kak Dania itu.

Quote:Kak Dania : Mi…
Kak Dania : Ini aku langsung to the point aja ya sama kamu.
Kak Dania : Biar kita sama-sama enak, ga usah ada yang ditutup-tutupin lagi lah.
Kak Dania : Kamu kan juga anak cerdas, kayak gimana kakak bangga-banggain kamu.
Kak Dania : Harusnya kamu bisa paham sama apa yang mau aku omongin.
Kak Dania : Aku cape ngeliat kakak yang kerjaannya nyakitin Mama terus di rumah.
Kak Dania : Punya pacar kok ya bukan ngarahin ke kehidupan yang lebih baik, eh malah bikin kakak makin jadi berandalan aja.
Kak Dania : Ga punya masa depan.
Kak Dania : Kerja ga bener.
Kak Dania : Kerjaannya ngeband mulu. Terus keluyuran ga jelas.
Kak Dania : Udah gitu punya pacar, kayak ga ingetin pacarnya buat pulang cepet.
Kak Dania : Eh ini malah nginepin pacarnya di rumah.
Kak Dania : Maaf-maaf nih ya, Mi, aku sama Mama jadi mempertanyakan gimana orang tua kamu ngedidik kamu.
Kak Dania : Masa anaknya nginepin pacarnya di rumah malah dibolehin?
Kak Dania : Aku dulu sama Adit mulai nginep di rumah dia dan dia nginep di rumah aku ya sejak kita berdua berniat untuk serius ke jenjang pernikahan.
Kak Dania : Lagipula kami saat itu LDR-an statusnya. Jadi cuma bisa ketemu di weekend. Paling bener ya ganti-gantian nginep di rumahnya.
Kak Dania : Kalian apaan? Rumah ga begitu jauh, si Kakak malah nginep di rumah kamu.
Kak Dania : Tiap hari pulang malem pasti dari rumah kamu kan?
Kak Dania : Ga tau waktu.
Kak Dania : Kalau abis kerja tuh ya pulang ke rumah abis Magrib, terus udah di rumah aja.
Kak Dania : Ga usah kemana-mana lagi.
Kak Dania : Ini malah keluyuran terus ga jelas.
Kak Dania : Baru pulang tengah malem.
Kak Dania : Orang tua kamu emang ga marah kalau kamu ikut keluyuran terus sama kakak?
Kak Dania : Ibu bapak kamu masih lengkap kan? Masa ga komen apapun?
Kak Dania : Udah gitu masa ibu bapak kamu juga diem aja tau kamu diajak ke rumah Mbah?
Kak Dania : Kalian itu gila. Ga waras. Masih pacaran udah pergi berdua begitu.
Kak Dania : Ibu bapak kamu kemana?
Kak Dania : Kamu boongin mereka ya? Jadi kamu yang ngajarin kakak boong sama keluarganya?
Kak Dania : Atau kamu diajarin sama kakak buat boong sama keluarga?
Kak Dania : Aku mah kalau jadi kamu, mending aku putus aja punya pacar kayak kakak.
Kak Dania : Ga bisa punya masa depan dan ga jelas juga kehidupannya.
Kak Dania : Coba liat suami aku, kita pacaran ga kayak kalian sampe bertaun-taun lho.
Kak Dania : Kita cuma pacaran beberapa bulan doang dan dia udah berani ngajakin aku nikah.
Kak Dania : Dan sekarang kita lagi nunggu kelahiran anak kita yang tinggal menghitung hari.
Kak Dania : Masa si kakak ga kepancing atau malu lah dilangkahin sama adiknya begini?


Kalau kalian jadi gue, mau ngapain dulu kalian?
a. Langsung bales.
b. Langsung delete chat.
c. Diemin dulu.
d. Buang handphone, beli baru.
e. Bunuh diri.

Saat gue pikir isi chat-nya udah selesai, ternyata itu hanya halusinasi belaka. Ketika gue masih baca chat dia, eh ternyata dia masih ngetik lanjutan omelan dia tersebut.

Quote:Kak Dania : Bukannya mikir buat buruan nikah, eh malah masih pacaran bae.
Kak Dania : Kalian itu ga ada serius-seriusnya berhubungan.
Kak Dania : Aku mana mau sama cowok kayak kakak begitu.
Kak Dania : Kakak juga ga pernah ya kamu ingetin buat kerja yang bener?
Kak Dania : Kamu tau dia berangkat jam berapa setiap harinya?
Kak Dania : Udah kayak orang ga jelas. Masa kerja berangkat jam 10 atau jam 11?
Kak Dania : Aku sama Mama sampe neleponin kantor Kakak demi pengen tau kakak beneran ke kantor apa ga.
Kak Dania : Tapi anehnya nih ya Mi, kalau Kakak beneran kerja, kenapa Kakak keliatan ga punya uang terus?
Kak Dania : Kakak ga pernah lho kasih uang buat Mama atau minimal bantu keuangan di rumah.
Kak Dania : Kamu tau ga?
Kak Dania : Apa kamu malah yang nuntut biar Kakak bisa jajanin kamu terus atau ngajak kamu jalan-jalan?
Kak Dania : Makanya Kakak sampe ga bisa kasih uang buat kita?
Kak Dania : Aku bingung sama kalian. Ga peka banget. Mikirin diri sendiri doangan.


“Masihkah harus gue tungguin sampe semua chat-nya selesai? Atau harus gue bales sekarang?” tanya gue dalam hati.

Quote:Kak Dania : Gini yah… Mendingan kalau kalian emang ternyata jadinya ga punya uang.
Kak Dania : Jangan malah mentingin kepentingan kalian, terus mengabaikan keluarga lah!
Kak Dania : Kalian yang sadar diri, JUAL ITU MOBIL!
Kak Dania : Buat apa sih kalian gaya banget segala beli mobil? Butuh banget emang?
Kak Dania : Eh uangnya Kakak kan itu? Itu kan katanya hadiah buat kamu ya?
Kak Dania : Mobilnya atas nama kamu kan?
Kak Dania : Jual deh mobilnya sekarang, biar Kakak punya uang lagi.
Kak Dania : Terus bisa biayain kuliah dia yang ga kelar-kelar itu.
Kak Dania : Sekalian bisa bantu aku di rumah.
Kak Dania : Jangan mikirin ngempanin kamu terus.
Kak Dania : Apa malah juga ngempanin keluarga kamu juga ya?
Kak Dania : Buktinya Kakak udah lama ga ke acara keluarga, tapi PASTI BERANGKAT ke acara keluarga kamu.
Kak Dania : Ngapain coba?
Kak Dania : Kamu maksa ya? Atau orang tua kamu maksa?
Kak Dania : Soalnya Kakak itu paling males dateng ke acara keluarga.
Kak Dania : Jadi ga mungkin banget dia berangkat ke acara keluarga kamu atas keinginan dia sendiri.
Kak Dania : Kamu ga kenal pacar kamu sendiri ya?
Kak Dania : Ga kayak aku. Suami aku pengertian banget. Akunya jadi paham dia juga.
Kak Dania : Kita saling memahami, makanya mutusin buat nikah.
Kak Dania : Kalian apanya yang paham? Urusan kecil begini aja masih harus aku ingetin.


“Semua yang Kak Dania tuduhin ke gue itu salah. Ya Alloh…” Air mata gue hampir keluar.

Quote:Kak Dania : Aku dan Mama tuh udah mikir-mikir nih ya.
Kak Dania : Kayaknya mendingan Kakak tuh pacaran sama Kathy atau Ara aja sekalian tuh.
Kak Dania : Atau malah paling mending ya dia masih sama Dee, LDR-an…
Kak Dania : Idupnya LEBIH JELAS, LEBIH NURUT, dan LEBIH NGERTI KELUARGA.
Kak Dania : Daripada sama kamu nih…
Kak Dania : Maaf-maaf nih ya…
Kak Dania : Kita jadi mempertanyakan apa kamu dari keluarga baik-baik, Mi?
Kak Dania : Kok ya bibit, bebet, bobot-nya kayak ga jelas begitu.
Kak Dania : Terus mempengaruhi kehidupan Kakak juga semakin ga jelas.
Kak Dania : Cape aku ngeliat kalian.
Kak Dania : Miris.
Kak Dania : Kakak itu sangat overrated tentang kamu.
Kak Dania : Kalau kamu ga bawa pengaruh jelek buat Kakak, ya darimana lagi coba?
Kak Dania : Kakak berani ngelawan Mama dan bentak aku pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kakak jarang pulang cepet, bahkan kadang ga pulang sama sekali pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kakak jadi ga punya uang pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kakak kerjanya ga jelas pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kakak kerjaannya keluyuran ga jelas kemana aja pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kakak obsesi jadi ngeband lagi pas lagi sama siapa? Kamu.
Kak Dania : Kamu kan katanya CERDAS, jadi tau kan siapa penyebab kekacauan di keluarga aku?
Kak Dania : Jawab sendiri ya.


“Iya, aku…” jawab gue lirih. Mata gue mulai berkaca-kaca, tinggal menunggu bendungan kantung mata gue runtuh mengeluarkan air mata gue.

Quote:Kak Dania : Aku juga baca-baca status kamu, aku tau kok kalau Kakak itu juga ga setia kan orangnya?
Kak Dania : Udah nyakitin kamu berkali-kali pasti, tapi apa? Kamu masih mau sama dia?
Kak Dania : Sebenernya apa yang kamu tunggu dan apa yang Kakak mau sih?
Kak Dania : Hubungan yang ga jelas dan saling merugikan begitu kok ya masih dipertahanin juga?
Kak Dania : Jadi ya, menurut aku pribadi, mending KALIAN PUTUS AJA.
Kak Dania : Kamu masih muda, bisa cari pacar yang ya setara sama kamu lah.
Kak Dania : Yang sekiranya, saling kasih timbal balik TERBAIK buat kamu.
Kak Dania : Jangan si Kakak…
Kak Dania : Si Kakak juga mungkin bisa balikan sama mantannya atau cari yang baru.
Kak Dania : Kalau si Kakak bisa cepet dapet yang baru juga.
Kak Dania : Itu juga kalau masih ada yang mau sama cowok kayak begitu.
Kak Dania : Aku aja kalau jadi cewek, males punya cowok kayak Kakak.
Kak Dania : Ga mau banget nurut sama keluarga.
Kak Dania : Ga bisa diatur.
Kak Dania : Biar dia jomblo sampe tua kali.


Air mata gue udah tak terbendung lagi. “Aki… Emi mau ketemu Aki banget. Ya Alloh…”

Quote:Kak Dania : Kamu mesti bisa dibilangin lho.
Kak Dania : Putus Mi, putus.
Kak Dania : Ga ada gunanya melihara hubungan ga sehat kayak kalian begini.
Kak Dania : Kalau kalian masih ga bisa dibilangin dan Kakak masih ngotot masih mau seriusin kamu.
Kak Dania : Apalagi sampe mau nikahin kamu.
Kak Dania : Aku dan Mama GA AKAN KASIH RESTU!
Kak Dania : Pokoknya sampe Kakak bisa jadi Kepala Keluarga sebaik Papa.
Kak Dania : Atau Kakak bisa jadi kayak Kakak yang dulu.
Kak Dania : Coba, kalau kamu ga punya restu dari kami, buat apa kan melihara hubungan kalian lagi?


Tepat setelah chat terakhir Kak Dania ke gue dikirim, Kak Dania langsung ga online lagi Whatsapp-nya. Mungkin pertanda dia udah puas nyampein uneg-uneg dia selama ini? Atau mungkin pertanda dia masih mikir, apa lagi yang bisa gue hinakan ke gue? Entahlah. Yang pasti, baca chat sepanjang ini dengan isi demikian itu sangat amat sakit.

Gue yang terus menerus disakiti oleh Bang Firzy. Gue juga yang terus mencoba untuk bertahan dengan apa yang tersisa di hubungan kami ini. Tetapi, ketika ada permasalahan lain di keluarga dia, masih gue juga yang dibilang sebagai bad influence di hidup dia? Kok ya begini amat hubungan percintaan gue ya? Rasanya semua hal positif yang udah gue korbanin di hubungan ini kayaknya tertimbun dan ga keliatan. Atau mungkin sengaja ga diliat karena lebih keliatan bagaimana perubahan negatif kehidupan Bang Firzy.

TERUS SEMUANYA JADI PASTI SALAH GUE??? BANGS*T!

profile-picture
profile-picture
profile-picture
deawijaya13 dan 21 lainnya memberi reputasi
22 0
22
profile picture
KASKUS Addict
27-07-2020 21:27
Untung gk jodoh ya,.Mi...punya adik.ipar.kek.gitu klakuannya.....hadeeuuhhh..... Gregetan gue baca masa lalu Emi..mpe segitunya di zholimi...apalagi sesuatu nya itu FITNAH...klo fakta mah gpp..lah ini,,gak.tau apa² tapi asal njeplak...
1
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia