Makanan Daerah Suku Mandailing yang Beda di Lidah Orang Lain?
Indonesia merupakan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda tapi tetap satu jua. Perbedaan itu bisa dari segi adat, budaya, dan juga makanan tiap masing-masing daerah.
Apa saja sih makanan berupa cemilan daerah dari Mandailing yang merupakan kampungnya Jeng Ane, yuk disimak ....
1. Kue Ombus-ombus
Kue ombus-ombus ini, dimasak dengan cara dikukus ya, GanSis. Campuran bahan terdiri tepung beras, kelapa dan gula aren ini, sangat enak dinikmati ketika hujan.
Tahu nggak kenapa namanya kue ombus-ombus. Ane juga kurang tahu nih, GanSis. Tapi sepertinya karena isi makanan ini suka dimakan sambil diembus, hahaha. Seru saja rasanya, belum pernah coba, ya? Ayo dicoba, jangan sampai nggak jadi ya.
2. Itak Pohul-pohul
Pernah dengar nggak sih, GanSis? Pastinya yang tinggal di daerah Sumatera Utara sudah nggak asing ya dengan nama cemilan ini. Makanan yang terdiri dari bahan tepung beras dan gula aren ini, bisa dimakan mentah atau dikukus ya, GanSis.
Cemilan satu ini memiliki makna dalam pernikahan suku Mandailing ya, GanSis. Dalam acara lempar santan pengantin, itak ini biasanya diberi campuran santan dan beras. Kemudian para undangan akan saling melempar, tentu saja pengantin akan menjadi sasaran empuk dijahili oleh para undangan. Biasanya pengantin lelaki melindungi sih. Emm jadi teringat masa lalu.
Itak ini terbagi menjadi dua warna ya, GanSis. Selain bisa dimakan mentah atau dikukus, juga memiliki dua warna yang menggugah selera.
Putih
Mungkin ini pakai gula pasir, ane kurang tau juga kalau yang warna putih.
Cokelat kemerahan
Atau seperti gambar sebelumnya ya, GanSis. Ane sih kalau yang putih belum pernah coba. Kalau yang ini sering, tiap acara marsantan pengantin atau pesta biasa di kampung.
3. Lampet
Lampet ini biasanya dikenal dengan lepat ya, GanSis. Bervariasi isian dalamnya, bisa pisang, ketan dengan gula aren, atau juga lampet itak.
Lampet itak ini biasanya akan dimasak beramai-ramai sehari sebelum acara pesta. Kemudian dibagikan lima lampet per orang. Lebih enak dinikmati ketika panas, akan tetapi nikmat juga ketika dingin, saat perut sudah kosong dan mulut sibuk mencari makanan.
4. Wajid
Pastinya tahu dong ya, GanSis ... Makanan satu ini juga menjadi makanan adat dalam acara pernikahan suku mandailing. Dimasak dalam jumlah besar, kemudian dibawa dalam acara, sebagian dibagikan dengan tetangga. Cara memasaknya mudah-mudah gampang ya, GanSis. Terkadang suka keras hasilnya, di kampung ane sih seringnya begitu. Karena gigi dan watak mereka yang keras. Jadi terbawa kali ya dalam mengolah makanan
Cemilan satu ini berbahan ketan atau pulut ya, GanSis. Nikmat sih rasanya, tetapi bagi yang memiliki riwayat penyakit mag. Agak dibatasi ya, atau makan nasi terlebih dahulu. Untuk menghindari kambuhnya mag.
5. Ulame atau Dodol
Ulame menurut bahasa Mandailing ini, atau dikenal dengan dodol. Merupakan cemilan berat yang juga berat diongkos, berat di tenaga
Cara membuatnya ini penuh dengan perjuangan, GanSis. Tidak seperti dodol biasanya yang dimasak dengan kuali berukuran sedang. Dodol ini dimasak dengan kuali super jumbo, berbahan gula pasir dan aren, tepung beras dan ketan, dan kelapa dalam jumlah yang sangat banyak. Dan membutuhkan kayu bakar yang berukuran jumbo. Juga tenaga yang luar biasa. Awalnya sih masih cair, kemudian menjadi bubur, lama kelamaan akan mengental. Biasanya anak muda lelaki untuk mengadon bagian akhir. Butuh otot kekar, GanSis. Untuk menggoncang isi dalam kuali.
Dodol khas Mandailing ini, tidak seperti dodol lainnya ya, GanSis. Yang dibungkus dengan plastik. Tetapi dodol ini dibungkus dengan sumpit. Rasanya aneka ragam. Ada durian, kacang, atau original. Dodol ini juga tidak lembek seperti dodol biasanya. Kadang sangat keras, lembek atau sedang. Tergantung selera sih, tinggal lama atau cepatnya dodol dimasak. Semakin lama semakin keras hasilnya, tetapi tahan lama sampai setahun. Berbeda kalau terlalu cepat, bisa berjamur dan bau tak sedap. Kurang lebih memasaknya sekitar 8 jam. Biasanya aktivitas ini sering dilakukan saat ramadhan tiba. Muda mudi akan bersemangat sehabis sahur atau pulang tarawih untuk meramaikan memasak dodol. Saling mengaco dodol sambil bercanda membenturkan sudip besar dalam kuali, akan membuat perasaan jadi gimana gitu.
6. Sasagun
Sesagun merupakan cemilan berat yang paling ane suka. Emak wajib nitip kalau ada yang balik dari kampung. Berbahan dari tepung beras, kelapa parut dan gula aren. Makanan ini dimasak dengan cara digongseng di kuali dengan memakai kayu bakar ya, GanSis. Bisa saja memakai gas atau kompor. Akan tetapi kita akan kewalahan karena setelan pada besar kecilnya api. Biasanya ane makan ini dicampur dengan susu. Hmm nikmat dan mengenyangkan. Ini juga merupakan makanan awet setelah dodol ya, GanSis.
7. Lemang
Cemilan berat berbahan ketan atau pulut ini juga tidak asing ya, GanSis. Di daerah manapun sekarang banyak yang menjual lemang. Pecinta ketan biasanya sangat memburu makanan ini, dicampur dengan pisang goreng atau durian. Rasanya akan semakin nikmat tiada tara. Kenikmatan yang HQQ
Cemilan ini dimasak dengan cara dibakar, setelah gulungan bahan dimasukkan ke dalam bambu. Menu cemilan ini merupakan makanan paling disukai saat bulan Ramadhan tiba.
8. Kipang
Terakhir, cemilan renyah tapi seperti melempem. Tahu kan, GanSis? Makanan satu ini, kalau dipandang sekilas tidak begitu selera, tetapi bila sudah merasakan rasanya, tidak mau berhenti untuk nambah lagi.
Kipang ini terdiri dari dua macam rasa, kacang dan original.
Kipang rasa kacang
Kipang rasa original
Ane membagikan artikel ini, bertujuan untuk mengenalkan GanSis semua tentang cemilan berat suku Mandailing. Terletak di daerah Sidempuan, Tapsel. Provinsi Sumatera Utara. Tepatnya salah satu penyedia cemilan ini berada di kampung ane, Huristak, Padang Lawas.
Ane bisa pastikan lidah kalian akan meleleh dan merasa candu bila cemilan ini sudah kena di lidah dan turun ke hati. Terbukti, setiap ane pulkam, guru, dosen, teman sejawat dan tetangga selalu menagih sebagai oleh-oleh yang paling dirindukan. Tertarik nggak sih ingin mencoba cemilan ini? Jangan malu kalau kalian kepo ya,
Setelah membaca thread ane ini, apa sih yang terlintas dalam pikiran atau bayangan kalian, GanSis? Khususnya cara memasak dodol di atas. Penasaran nggak sih bagaimana rasanya mengaco dodol dengan berpasangan si doi yang hensem atau cantik. Hmm pasti kalian senyum-senyum kan baca thread ane ini. Terus mengkhayal ada di posisi itu.
Ane sudah ngerasain itu, GanSis. Parahnya sebaik kenalan pertama. Si doi malah nembak ane. Dooorrr! Gitu bunyinya. Eh, bukan dong ya ... Doi bilang begini, "Ai, Uhubbuki Fillah" meleleh dong.
Tapi itu semua masa lalu ya, GanSis. Di kampung ane sekarang kebanyakan emak sama anak muda saja yang berpasangan memasak dodol. Maklum, jaman now wanitanya pada cengeng, manja dan sok imut. Sebagian sih nggak merata yang seperti itu.
Oke. Sekian thread dari Jeng Ane ya, GanSis. Selera ingin mencoba rasa cemilan daerah Mandailing ini? Yuk, main ke kampung ane ya. Silahkan beri pendapat kalian ya, GanSis.
Sumber
Di Sini
Di Sini
Indonesia merupakan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda tapi tetap satu jua. Perbedaan itu bisa dari segi adat, budaya, dan juga makanan tiap masing-masing daerah.
Hai, GanSis ... Jeng Ane kali ini mengenalkan makanan cemilan berat yang mengenyangkan nih
Apa saja sih makanan berupa cemilan daerah dari Mandailing yang merupakan kampungnya Jeng Ane, yuk disimak ....
1. Kue Ombus-ombus
Kue ombus-ombus ini, dimasak dengan cara dikukus ya, GanSis. Campuran bahan terdiri tepung beras, kelapa dan gula aren ini, sangat enak dinikmati ketika hujan.
Tahu nggak kenapa namanya kue ombus-ombus. Ane juga kurang tahu nih, GanSis. Tapi sepertinya karena isi makanan ini suka dimakan sambil diembus, hahaha. Seru saja rasanya, belum pernah coba, ya? Ayo dicoba, jangan sampai nggak jadi ya.
2. Itak Pohul-pohul
Pernah dengar nggak sih, GanSis? Pastinya yang tinggal di daerah Sumatera Utara sudah nggak asing ya dengan nama cemilan ini. Makanan yang terdiri dari bahan tepung beras dan gula aren ini, bisa dimakan mentah atau dikukus ya, GanSis.
Cemilan satu ini memiliki makna dalam pernikahan suku Mandailing ya, GanSis. Dalam acara lempar santan pengantin, itak ini biasanya diberi campuran santan dan beras. Kemudian para undangan akan saling melempar, tentu saja pengantin akan menjadi sasaran empuk dijahili oleh para undangan. Biasanya pengantin lelaki melindungi sih. Emm jadi teringat masa lalu.
Itak ini terbagi menjadi dua warna ya, GanSis. Selain bisa dimakan mentah atau dikukus, juga memiliki dua warna yang menggugah selera.
Putih
Mungkin ini pakai gula pasir, ane kurang tau juga kalau yang warna putih.
Cokelat kemerahan
Atau seperti gambar sebelumnya ya, GanSis. Ane sih kalau yang putih belum pernah coba. Kalau yang ini sering, tiap acara marsantan pengantin atau pesta biasa di kampung.
3. Lampet
Lampet ini biasanya dikenal dengan lepat ya, GanSis. Bervariasi isian dalamnya, bisa pisang, ketan dengan gula aren, atau juga lampet itak.
Lampet itak ini biasanya akan dimasak beramai-ramai sehari sebelum acara pesta. Kemudian dibagikan lima lampet per orang. Lebih enak dinikmati ketika panas, akan tetapi nikmat juga ketika dingin, saat perut sudah kosong dan mulut sibuk mencari makanan.
4. Wajid
Pastinya tahu dong ya, GanSis ... Makanan satu ini juga menjadi makanan adat dalam acara pernikahan suku mandailing. Dimasak dalam jumlah besar, kemudian dibawa dalam acara, sebagian dibagikan dengan tetangga. Cara memasaknya mudah-mudah gampang ya, GanSis. Terkadang suka keras hasilnya, di kampung ane sih seringnya begitu. Karena gigi dan watak mereka yang keras. Jadi terbawa kali ya dalam mengolah makanan
Cemilan satu ini berbahan ketan atau pulut ya, GanSis. Nikmat sih rasanya, tetapi bagi yang memiliki riwayat penyakit mag. Agak dibatasi ya, atau makan nasi terlebih dahulu. Untuk menghindari kambuhnya mag.
5. Ulame atau Dodol
Ulame menurut bahasa Mandailing ini, atau dikenal dengan dodol. Merupakan cemilan berat yang juga berat diongkos, berat di tenaga
Cara membuatnya ini penuh dengan perjuangan, GanSis. Tidak seperti dodol biasanya yang dimasak dengan kuali berukuran sedang. Dodol ini dimasak dengan kuali super jumbo, berbahan gula pasir dan aren, tepung beras dan ketan, dan kelapa dalam jumlah yang sangat banyak. Dan membutuhkan kayu bakar yang berukuran jumbo. Juga tenaga yang luar biasa. Awalnya sih masih cair, kemudian menjadi bubur, lama kelamaan akan mengental. Biasanya anak muda lelaki untuk mengadon bagian akhir. Butuh otot kekar, GanSis. Untuk menggoncang isi dalam kuali.
Dodol khas Mandailing ini, tidak seperti dodol lainnya ya, GanSis. Yang dibungkus dengan plastik. Tetapi dodol ini dibungkus dengan sumpit. Rasanya aneka ragam. Ada durian, kacang, atau original. Dodol ini juga tidak lembek seperti dodol biasanya. Kadang sangat keras, lembek atau sedang. Tergantung selera sih, tinggal lama atau cepatnya dodol dimasak. Semakin lama semakin keras hasilnya, tetapi tahan lama sampai setahun. Berbeda kalau terlalu cepat, bisa berjamur dan bau tak sedap. Kurang lebih memasaknya sekitar 8 jam. Biasanya aktivitas ini sering dilakukan saat ramadhan tiba. Muda mudi akan bersemangat sehabis sahur atau pulang tarawih untuk meramaikan memasak dodol. Saling mengaco dodol sambil bercanda membenturkan sudip besar dalam kuali, akan membuat perasaan jadi gimana gitu.
6. Sasagun
Sesagun merupakan cemilan berat yang paling ane suka. Emak wajib nitip kalau ada yang balik dari kampung. Berbahan dari tepung beras, kelapa parut dan gula aren. Makanan ini dimasak dengan cara digongseng di kuali dengan memakai kayu bakar ya, GanSis. Bisa saja memakai gas atau kompor. Akan tetapi kita akan kewalahan karena setelan pada besar kecilnya api. Biasanya ane makan ini dicampur dengan susu. Hmm nikmat dan mengenyangkan. Ini juga merupakan makanan awet setelah dodol ya, GanSis.
7. Lemang
Cemilan berat berbahan ketan atau pulut ini juga tidak asing ya, GanSis. Di daerah manapun sekarang banyak yang menjual lemang. Pecinta ketan biasanya sangat memburu makanan ini, dicampur dengan pisang goreng atau durian. Rasanya akan semakin nikmat tiada tara. Kenikmatan yang HQQ
Cemilan ini dimasak dengan cara dibakar, setelah gulungan bahan dimasukkan ke dalam bambu. Menu cemilan ini merupakan makanan paling disukai saat bulan Ramadhan tiba.
8. Kipang
Terakhir, cemilan renyah tapi seperti melempem. Tahu kan, GanSis? Makanan satu ini, kalau dipandang sekilas tidak begitu selera, tetapi bila sudah merasakan rasanya, tidak mau berhenti untuk nambah lagi.
Kipang ini terdiri dari dua macam rasa, kacang dan original.
Kipang rasa kacang
Kipang rasa original
Ane membagikan artikel ini, bertujuan untuk mengenalkan GanSis semua tentang cemilan berat suku Mandailing. Terletak di daerah Sidempuan, Tapsel. Provinsi Sumatera Utara. Tepatnya salah satu penyedia cemilan ini berada di kampung ane, Huristak, Padang Lawas.
Ane bisa pastikan lidah kalian akan meleleh dan merasa candu bila cemilan ini sudah kena di lidah dan turun ke hati. Terbukti, setiap ane pulkam, guru, dosen, teman sejawat dan tetangga selalu menagih sebagai oleh-oleh yang paling dirindukan. Tertarik nggak sih ingin mencoba cemilan ini? Jangan malu kalau kalian kepo ya,
Setelah membaca thread ane ini, apa sih yang terlintas dalam pikiran atau bayangan kalian, GanSis? Khususnya cara memasak dodol di atas. Penasaran nggak sih bagaimana rasanya mengaco dodol dengan berpasangan si doi yang hensem atau cantik. Hmm pasti kalian senyum-senyum kan baca thread ane ini. Terus mengkhayal ada di posisi itu.
Ane sudah ngerasain itu, GanSis. Parahnya sebaik kenalan pertama. Si doi malah nembak ane. Dooorrr! Gitu bunyinya. Eh, bukan dong ya ... Doi bilang begini, "Ai, Uhubbuki Fillah" meleleh dong.
Tapi itu semua masa lalu ya, GanSis. Di kampung ane sekarang kebanyakan emak sama anak muda saja yang berpasangan memasak dodol. Maklum, jaman now wanitanya pada cengeng, manja dan sok imut. Sebagian sih nggak merata yang seperti itu.
Oke. Sekian thread dari Jeng Ane ya, GanSis. Selera ingin mencoba rasa cemilan daerah Mandailing ini? Yuk, main ke kampung ane ya. Silahkan beri pendapat kalian ya, GanSis.
Belajar Bersama Bisa dan Terima Kasih
Sumber
Di Sini
Di Sini
