- Beranda
- Berita dan Politik
BRIN Tunjuk Joko Widodo Jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
...
TS
DomCobbTotem
BRIN Tunjuk Joko Widodo Jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Quote:
JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bergerak cepat untuk membantu penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Utara dan Aceh. Salah satunya dengan membentuk Task Force Penanggulangan Bencana.
Gugus tugas ini akan memberikan dukungan ilmiah dan teknologi untuk membantu penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah.
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo menegaskan bahwa BRIN bergerak cepat untuk memastikan kontribusi nyata lembaga riset nasional ini dapat mendukung percepatan pemulihan di daerah terdampak.
"BRIN hadir dengan pendekatan ilmiah. Kami memastikan seluruh kemampuan riset, teknologi, dan SDM yang dimiliki dapat digunakan secara optimal untuk membantu masyarakat," katanya, dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).
Nantinya, Task Force Penanggulangan Bencana mengaktifkan beberapa unit reaksi cepat untuk merespons dampak bencana, mulai dari pemetaan berbasis satelit, penyediaan air bersih dan air siap minum, hingga mobilisasi tenaga kesehatan dan dukungan psikososial.
Joko menjelaskan tim pemrosesan data satelit BRIN sejak awal kejadian telah memetakan area banjir secara cepat menggunakan data radar Sentinel-1 yang dapat menembus awan dan hujan.
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Peta ini menunjukkan persebaran banjir di wilayah Aceh serta Sumatera Utara, dan telah disebarkan ke berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, BNPB, hingga komunitas geospasial. "Data ini sangat penting untuk memahami sebaran genangan terkini dan mendukung penentuan prioritas penanganan di lapangan," ujarnya.
Di sisi lain, BRIN juga memprioritaskan aspek pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di wilayah terdampak. Unit Air Siap Minum (Arsinum) milik BRIN saat ini sedang dilakukan pengecekan kondisi unitnya yang selama ini difungsikan untuk tanggap darurat.
Adapun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus bertambah menjadi 442 jiwa hingga Senin (1/12/2025).
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan pemerintah mempercepat penanganan warga terdampak dan pemulihan daerah sebagai prioritas utama atas bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatra dalam beberapa hari terakhir.
"Total korban meninggal dunia 442 orang. Sementara itu, untuk total korban hilang di tiga provinsi mencapai 402 jiwa," kata Kepala BNPB Suharyanto dilansir dari Antara.
Bencana Hidrometeorologi
Di sisi lain, Universitas Andalas (UNAND) melakukan penelitian khusus terkait pergerakan siklon tropis tidak wajar yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Sumatra Barat.
"Kami bersama mahasiswa saat ini sedang melakukan penelitian khusus mengenai siklon ini bekerja sama dengan peneliti dari Polandia, Brunei Darussalam, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai penyedia data," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAND, Marzuki.
Marzuki mengatakan secara teori siklon sangat jarang terjadi di daerah khatulistiwa termasuk Sumbar dan Sumatra Utara. Sebab, beberapa syarat pembentukan siklon tidak terpenuhi, salah satunya gaya coriolis atau gaya yang timbul akibat rotasi bumi.
Semakin jauh dari khatulistiwa, lanjutnya, maka gaya coriolis akan semakin besar. Sementara itu, gaya coriolis di garis khatulistiwa itu adalah nol dan menyebabkan siklon serta fenomena rotasi fluida lainnya sangat jarang terbentuk di sekitar Sumatra Barat.
"Namun, fenomena yang terjadi saat ini sedikit berbeda. Siklon terjadi pada lautan yang sempit yaitu Selat Malaka. Biasanya, siklon tropis terbentuk pada lautan yang luas seperti samudera bukan di selat," jelas dia.
Dampak Lingkungan
Selain itu, Marzuki menegaskan dampak kerusakan besar dari bencana hidrometeorologi yang terjadi di Sumbar tidak murni faktor iklim, melainkan juga dipengaruhi lingkungan yang terganggu.
"Curah hujan tinggi memicu banjir, tetapi kerusakan besar yang terlihat di sungai, jembatan putus, kayu gelondongan hanyut dan perubahan aliran sungai, itu tidak murni faktor iklim. Ada faktor lingkungan yang sudah terganggu," katanya.
Guru besar Ilmu Fisika UNAND ini menjelaskan sungai pada dasarnya memiliki jalur alami dan ketika jalur tersebut rusak akibat aktivitas manusia, maka bencana yang terjadi menjadi lebih parah. Bencana yang terjadi saat ini memang termasuk dalam kategori bencana hidrometeorologi yakni bencana yang dipicu langsung oleh dinamika atmosfer atau cuaca.
Namun, di samping faktor cuaca itu sendiri, fakta menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan turut memperparah kondisi atau dampak dari bencana hidrometeorologi tersebut. "Alam itu selalu mencari jalannya. Apapun yang kita lakukan terhadap alam akan mempengaruhi bagaimana ia mengalir," pungkasnya.
BRIN Tunjuk Joko Widodo Jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
tf96065053 memberi reputasi
1
469
Kutip
18
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.2KThread•56.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya