Mending Tanya Dulu daripada Diberi Tarif Mahal! Pesan 3 Nasi Rames: 550 Ribu Rupiah

Beranda

...

Cooking & Resto Guide
Mending Tanya Dulu daripada Diberi Tarif Mahal! Pesan 3 Nasi Rames: 550 Ribu Rupiah

amekachi

21-07-2024 02:51

Mending Tanya Dulu daripada Diberi Tarif Mahal! Pesan 3 Nasi Rames: 550 Ribu Rupiah

Mending Tanya Dulu daripada Diberi Tarif Malah! Pesan 3 Nasi Rames Pembeli di Malaysia Kaget, Harganya RM 156,55 atau Sekitar 550 Ribu Rupiah

Biasa beli barang-barang kebutuhan pokok di warung, semisal harga telur sekarang berkisar 8 ribu rupiah seperempat kilogramnya. Jikalau memang orangnya perhitungan ya besoknya beli, pun akan ditanya kembali harganya.

Kadang walaupun dianggap miring oleh sebagian orang, sikap perhitungan dan selalu tanya-tanya harga sebelum membeli ada gunanya lho gansist, minimal untuk nanti jangan kaget kalau tiba-tiba penjual ngasih harga yang tidak wajar. Kalau dah ngomong duluan kan si penjual gampang untuk didebati. emoticon-Embarrassment

Seperti nasib seseorang dari negeri seberang nih gansist, dari WeirdKaya, media tersebut mengabarkan jika netizen Malaysia mengunggah di Facebooknya tentang kelakuan pemilik warung makan di Johor Bahru. Dia bersama 3 temannya pesan 3 nasi rames berikut lauknya, seusai makan enak dan kemudian melangkah kedepan untuk bayar. Terkejutnya lah mereka, untuk 3 nasi rames tersebut ternyata mereka harus bayar RM 156,55 atau 550 ribu rupiah.

Quote:

Unggahan ini pun ramai dikomentari oleh warganet, sebagian dari mereka menganggap jika sekarang ini jangan terperdaya warung makan dan makan murah, atau economy rice yang katanya murah. Diusahakan lebih baik untuk kita lebih berhati-hati, karena harga makanan di warung makan sekarang sama saja dengan yang di restoran.

Kondisi semacam ini kalau di Indonesia sering terjadi dan dikeluhkan ya gansist. Dalam pasar makanan di negeri ini atau beberapa negara lain, kebiasaan penjual untuk menaikkan harga secara drastis seringkali terjadi. Hal ini umumnya terjadi di saat-saat tertentu, seperti musim liburan atau saat terjadi kenaikan harga bahan baku. Penjual makanan seringkali memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih keuntungan lebih tinggi.

Tindakan menaikkan harga secara signifikan ini dapat mempengaruhi konsumen yang merasa terbebani dengan biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Hal ini juga dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pelanggan, terutama jika kenaikan harga tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas produk yang ditawarkan.

Spoiler for :

Di sisi lain, penjual mungkin juga memiliki alasan tersendiri dalam menaikkan harga makanan mereka. Kenaikan harga bahan baku, biaya operasional yang meningkat, atau faktor-faktor eksternal lainnya dapat menjadi pertimbangan bagi penjual dalam menaikkan harga jual produk mereka.

Meskipun demikian, tindakan menaikkan harga makanan secara tidak wajar juga dapat menimbulkan kontroversi di masyarakat. Konsumen mungkin akan merasa kecewa dan mencari alternatif lain yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, penting bagi penjual makanan untuk tetap menjaga keseimbangan antara meraih keuntungan dan memberikan nilai yang baik kepada konsumen.

Dalam menghadapi situasi semacam ini. Kejadian yang baru saja terjadi di Malaysia misalnya, itu sangat mungkin sekali bakalan terjadi di Indonesia. Penting bagi pihak terkait, termasuk pemerintah dan asosiasi pedagang, untuk memantau dan mengatur praktik harga di pasar makanan. Transparansi dalam menaikkan harga serta komunikasi yang jelas kepada konsumen juga menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, diharapkan praktik menaikkan harga makanan yang adil dan berkelanjutan dapat terjaga di Indonesia.

Sumber Tulisan dan Gambar:

detikFood