Sumber Gambar

Mendegar kata hutang tentu rasanya kita sudah tidak asing lagi. Apalagi di Indonesia yang pemerintahnya saja suka hutang ke negara lain. Bentuk hutang sendiri sebetulnya beragam. Bisa dalam bentuk uang, benda, hingga jasa. Apapun bentuknya, bila kesepakatan awalnya adalah hutang maka kita memiliki kewajiban untuk membayarnya.

Memang kadang beberapa orang menganggap hutang sebagai salah satu solusi bagi mereka untuk mengatasi masalah. Walau sebenarnya hutang hanya menjadi solusi sesaat, bahkan bisa menjadi masalah baru jika kita tak bisa mengelolanya. Sebut saja hutang-hutang yang berbunga seperti pinjol dan juga rentenir. Banyak orang yang stress karena tak bisa bayar hutang.

Namun ada juga yang abai dan bodo amat dengan hutang yang dimilikinya. Orang-orang seperti ini merupakan orang tak tahu diri yang hanya mau meminjam, tapi tidak mau mengembalikannya. Seperti yang terjadi pada sebuah video yang viral di Instagram yang memperlihatkan seorang penagih hutang saat sedang menagih ke seorang emak-emak.


Sumber Gambar

Si penagih hutang datang sambil merekam video. Ia mendekat ke sebuah rumah yang pintunya terbuka, terlihat ada emak-emak sedang duduk di lantai. Tanpa basa-basi, ia tagih hutang sebesar 1 juta yang dipakai oleh emak-emak itu. Bukannya membayar, si emak-emak ini malah berdiri kemudian memamerkan pantatnya ke hadapan si penagih.

Usai pamer pantat, emak-emak itu langsung pergi masuk ke ruangan lain meninggalkan penagih hutang yang kaget itu. Sampai berbusa si penagih hutang itu ngoceh pun tetap saja tidak ditanggapi. Si emak-emak malah terdengar asik nyanyi di dalam rumahnya mengabaikan si penagih hutang yang tampaknya sudah capek menghadapi kelakuannya itu.

Ya, dan terjadi lagi dan mungkin kita memang sudah harus berdamai bahwa masyarakat memang begitu. Saat ditagih hutang, terkadang yang berhutang bisa lebih galak dan tak sopan. Kalau TS sebut semua pasti banyak banget dan bisa jadi thread sendiri. Mungkin next time kita bahas tentang kelakuan-kelakuan warga Indo saat ditagih hutang.


Sumber Gambar

Kembali ke si emak-emak ini. Kalau menurut TS, si penagih hutang ini sepertinya sudah tahu bahwa ada hal yang tidak terduga akan terjadi. Makanya sejak awal dia sudah siap-siap merekam untuk menjadi bukti. Dan benar saja, si penagih hutang mendapat “jackpot” dari emak-emak itu. Tak sia-sia dia merekam.

Sepertinya, hal ini akan ia teruskan ke ranah hukum mengingat si penagih hutang berkata bahwa perilaku si emak-emak sudah melanggar undang-undang. Terus nanti gimana kalau sampai ke ranah hukum. Nanti lagi sidang bisa-bisa hakimnya dipantatin juga sama dia. Wkwk. Begitulah kelakuan sebagian orang kampung yang kurang edukasi.


Sumber Gambar

Dia yang hutang, dia yang gak bisa bayar, dia juga yang bertingkah. Merasa kalau melakukan hal seperti itu bisa menyelesaikan masalah? Tidak juga. Malah akan membuat orang kesal dan akhirnya menambah masalah baru. Tidak punya rasa malu dan tidak tahu diri, mungkin tepat untuk menggambarkan emak-emak problematik ini.

Inilah dampak negatifnya hutang. Mungkin kadang kita lebih sering mendengar kalau orang yang berhutang yang akan mengalami dampak negatifnya. Tapi dari sini, kita belajar bahwa dampak negative itu juga bisa menimpa si penagihnya juga. Tapi sebagai seorang yang meminta haknya, seorang penagih bisa menyelesaikan perkara hutang dengan jalur hukum. Jadi tak perlu khawatir.



Kalau menurut kalian, apakah perilaku ini termasuk perilaku eksibisionis?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi