Sumber Gambar

Seperti yang sudah banyak beredar, terdapat sebuah kejadian di mana seorang karyawati mendapat ajakan staycation oleh bosnya di tempat kerja. Kabarnya, ajakan tersebut diminta sebagai salah satu syarat perpanjangan kontrak. Lantas kasus ini pun ramai dibicarakan di mana-mana dan menjadi isu nasional yang cukup panas.

Hingga pada akhirnya, kasus ini pun dibawa ke ranah hukum untuk diproses di pengadilan. Sebelum masuk ke pengadilan, hal ini sudah lebih dulu masuk ke pengadilan netizen yang kita tahu selalu senang membahas isu-isu semacam ini. Berbagai tanggapan dan komentar pun timbul di mana-mana dengan sudut pandang yang berbeda-beda.

Sayangnya, dari banyaknya sudut pandang itu masih ada saja yang memberi tanggapan negative. Menurut TS, sebetulnya sah-sah saja berpendapat buruk, itu hak mereka. Tapi menurut TS, pendapat mereka malah dapat merugikan korban. Hal ini terbukti dengan banyaknya hujatan yang datang justru ke pada si karyawati yang merupakan korban dalam kasus ini.


Sumber Gambar

Hujatan netizen itu karena si karyawati tersebut yang dianggap berpakaian terbuka dan menarik pria untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas. Banyak dari mereka menganggap kalau semua ini sudah menjadi konsekuensi dari apa yang ia pakai dan tunjukkan. Bahkan ada yang sampai menyebut bahwa si korban sok polos. Ya, pemikiran seperti ini memang masih banyak beredar di masyarakat.
Apakah anggapan seperti itu adil?

Menurut TS, semua orang termasuk wanita memiliki kebebasan untuk memakai pakaian. Mau terbuka atau tidak, selama tidak melanggar hukum menurut TS sah-sah saja. Kalau sampai ada pelecehan, maka itu sudah kesalahan si pelaku karena tidak mengontrol nafsunya. Apakah wanita harus dipaksa berpakaian tertutup hanya demi menjaga nafsu laki-laki?

Pemikiran seperti ini bisa disebut sebagai Victim Blaming yaitu ketika seorang korban justru disalahkan atas kejadian yang menimpa dirinya. Pemikiran ini bermula dari anggapan bahwa jika kita berbuat buruk, maka hal buruk akan kembali ke kita. Pemikiran seperti ini sudah ditinggalkan di negara-negara maju. Di Indonesia? Pemikiran ini masih kuat, salah satunya karena adanya pengaruh agama.


Sumber Gambar

Alasan lain mengapa korban ini dihujat adalah karena ia sering wara-wiri di TV beberapa waktu ini. Banyak yang kemudian menilai bahwa si korban ini kebelet jadi artis di tengah-tengah kasus yang sedang diperjuangkannya. Kalau soal ini entahlah ya, mungkin si korban punya banyak waktu sampai bisa menyempatkan diri tampil di TV.

Di TV, korban ini tidak terlihat lebih terbuka dengan tidak memakai masker seperti yang kita lihat di foto-foto di berbagai media. Menurut para netizen, korban sedang menyelam sambil minum air. Tapi kalau mungkin dari sini sumber rezekinya si korban, yaudah aja sih. Mungkin memang dia dibutuhkan untuk acara-acara TV.


Sumber Gambar

Kembali ke soal pelecehan.

Pelecehan terjadi karena adanya niat dari si pelaku. Pelecehan juga terjadi akibat pilihan si pelakunya itu sendiri. Ia bisa memilih untuk tidak melakukan hal tersebut, tapi pada akhirnya ia lebih memilih melakukannya. Kenapa? Ya karena kurangnya kontrol diri. Jadi cobalah untuk berbenah dan jangan malah menyalahi korban dengan tuduhan tak masuk akal.

Sekarang kita balik keadaannya. Jika kalian punya adik perempuan yang suka berpakaian terbuka, kemudian dia terkena pelecehan. Kalian akan menyalahkan si pelaku atau malah menyalahkan adik perempuan kalian?

Memang untuk bisa mengerti perasaan orang, kita harus berada di posisi orang tersebut.



Menurut kalian, apakah karyawati yang menjadi korban di sini pantas disalahkan?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi