Suasana di Laut Jepang sedikit tegang setelah Angkatan Laut Rusia melakukan uji coba penembakan rudal jelajah anti kapal supersonik pada hari Selasa (28/03/2023) lalu Gan, kebetulan momen penembakan rudal tersebut bertepatan setelah seminggu kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Ukraina pada Selasa (21/03/2023). Bisa jadi uji coba rudal ini sebagai peringatan bagi Jepang untuk tidak ikut campur dalam konflik Ukraina.

Mengutip artikel The Moscow Times, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa, pada 28 Maret lalu angkatan lautnya telah menembakkan rudal anti kapal Moskit ke sasaran tiruan di Laut Jepang selama latihan militer. Dua rudal ditembakkan dari korvet Trantul Class dan berhasil menghajar target tiruan pada jarak 100 km. 

Moskow mengadakan latihan angkatan laut secara teratur di lepas pantai Pasifiknya, tetapi Tokyo mengatakan latihan ini telah "meningkat" dan mereka akan "memantau dengan cermat" aktivitas militer Rusia di daerah tersebut. Setahun yang lalu Armada Pasifik Rusia juga telah mengadakan latihan serupa dengan menembakkan rudal Moskit dalam latihan.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa, seiring berlanjutnya serangan Moskow ke Ukraina, militer Rusia meningkatkan aktivitasnya di Timur Jauh, termasuk area di dekat Jepang. Beliau mengatakan jika militer Jepang akan terus memantau pergerakan militer Rusia dengan cermat. Sekitar seminggu yang lalu Rusia mengatakan dua pesawat pengebom strategis Tu-95 melakukan penerbangan di wilayah udara di atas perairan netral di Laut Jepang.

Jepang sendiri bergabung dengan sekutu Barat dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas serangannya di Ukraina, dan penerbangan jet pembom dilakukan setelah Kishida mengunjungi Kyiv untuk bertemu dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky.



Sekilas tentang rudal Moskit Gan, rudal ini mendapat nama P-270 Moskit, juga dikenal sebagai Mosquito. Merupakan jenis rudal jelajah anti kapal bertenaga ramjet yang bisa tembus kecepatan supersonik, rudal dikembangkan oleh Biro Desain Raduga di Uni Soviet pada tahun 1970-an.

Penunjukan kode desainasinya adalah 3M80, dan nama pelaporan dari NATO adalah SS-N-22 Sunburn. Rudal ini dirancang sebagai penerus P-120 Malakhit (nama pelaporan NATO "SS-N-9 Siren"). Meski awalnya dibuat untuk diluncurkan dari kapal, varian Moskit kini telah diadaptasi untuk peluncuran dari darat, bawah air (dari kapal selam), dan udara (dilaporkan dari pesawat tempur angkatan laut Sukhoi Su-33).

Rudal itu dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir dengan berat mencapai 300 kg. Sistem pemandu rudal memakai inersia pada tahap peluncuran, kemudian untuk menuju target memakai sistem radar homing aktif/pasif. Moskit punya panjang 9.385 m, diameter 0,76 m, berat 3.950 kg serta jangkauan tembak hingga 250 km.



Dan sekilas spesifikasi Kelas Tarantul, merupakan kapal jenis korvet yang memiliki bobot kosong mencapai 480 ton. Kapal berukuran panjang 56 m, lebar 10,5 m serta draft 2,5 m. Kelas Tarantul ditenagai oleh 2 mesin turbin COGAG masing-masing bisa menyemburkan tenaga 11.000 hp, dan 2 mesin jelajah yang masing-masing bertenaga 4.000 hp. Ada versi diesel dan turbin untuk mesin jelajah. Kapal dapat mencapai kecepatan maksimum 42 knots (78 km/jam).

Dalam hal jangkauan, kapal dapat menempuh jarak 2.400 mil laut (4.400 km) dengan kecepatan jelajah 12 knots (22 km), serta punya enduranceoperasional 10 hari. Kapal bisa membawa 50 pelaut. Kelas Tarantul dipersenjatai dengan persenjataan 4 rudal anti kapal (P-15 Termit/SS-N-2 Styx atau P-270 Moskit/SS-N-22 Sunburn atau Kh-35 Uran/SS-N -25 Switchblade), 1 rudal pertahanan udara MANPAD SAM (SA-N-5 SAM (1x4), senjata utama berupa meriam kembar AK-176 76 mm, dan 2 senjata AK-630 30 mm atau 1 CADS-N-1 Kashtan CIWS (Close-in weapon system) untuk pertahanan udara. Total saat ini ada 21 kapal yang masih aktif bertugas.







Referensi Tulisan: Navy Recognition& CNN
Sumber Foto: sudah tertera