Sumber Gambar

Ramadhan memang baru saja dimulai. Kini sudah memasuki minggu pertama Ramadhan, bagaimana puasa kalian? Semoga aman-aman saja ya. Banyak tradisi yang terjadi pada saat bulan Ramadhan. Salah satu yang TS suka adalah dahulu banyak anak-anak yang main petasan. Sebelum akhirnya penjualan petasan dilarang.

Salah satu yang juga jadi tren di bulan Ramadhan adalah perang sarung. Yaitu dengan menggulung-gulung sarung dan membuat sebuah ikatan di bagian ujung yang berguna untuk memukul lawan. Perang sarung umumnya dilakukan di lapangan luas. Resikonya, kalau terkena ujung sarung maka akan terasa sakit walau tidak membahayakan.

Yang membahayakan apabila perang sarung sudah memakai benda lain selain sarung. Seperti yang terjadi di Surabaya berikut ini. Beberapa remaja ditemukan melakukan perang sarung dengan menggunakan pipa dan besi yang diikatkan kepada sarungnya. Remaja-remaja itu lantas dibawa ke Polrestabes untuk diamankan.


Sumber Gambar

Tak lama berselang, ditemukan remaja lainnya di sekitaran danau Unesa dengan kondisi mengenaskan. Remaja itu adalah salah satu yang terlibat dalam perang sarung, mungkin karena pihaknya kalah ia pun asal kabur dan sampailah di danau Unesa. Remaja itu ditemukan dengan kondisi luka di kepala dan patah kaki kanan.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana perang sarung cukup berbahaya dilakukan dengan berlebihan seperti ini. Ini belum seberapa, yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat lebih parah lagi.

Beberapa orang yang melakukan perang sarung pun berubah menjadi perang senjata tajam yang mengundang maut. Diduga karena salah satu pihak tidak terima kalah perang sarung, kemudian emosi dan menyerang balik menggunakan parang. Akibatnya, satu orang tewas terkena sabetan parang di bagian punggung.


Sumber Gambar

Yang lebih miris lagi, yang jadi korban adalah orang dewasa berusia 29 tahun dan pelakunya remaja 17 dan 16 tahun. Kabarnya sih, si orang dewasa itu sedang depresi sehingga ikut-ikutan perang sarung. Entahlah, mungkin itu cara dia menghilangkan depresinya. Alih-alih menghilangkan depresi malah menghilangkan nyawa sekalian.

Sebenarnya, perang sarung seperti ini ditiadakan saja kalau memang akhirnya hanya membahayakan saja. Mungkin ini bisa dibilang tradisi atau budaya atau apalah, tapi kalau sudah tahu berbahaya seperti ini apa kalian para orang tua rela melepas anak kalian untuk ikut kegiatan seperti ini. Tidak ada untungnya juga, bukan?



Selama Ramadhan, carilah kegiatan yang lebih positif dan produktif tentunya. Jangan malah buang-buang waktu dan tenaga untuk ikutan perang sarung.



Gimana GanSis, menurut kalian perang sarung itu harus dihentikan atau tidak?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi