Dalam seminggu terakhir, ada beberapa informasi menarik dari segmen militer dan pertahanan Gan, dan salah satu yang akan kita bahas adalah serangan drone kamikaze Iran terhadap pangkalan militer AS yang berada di Suriah. Mengutip artikel The New York Timesserangan dilakukan oleh sebuah drone kamikaze terjadi pada Kamis (23/03/2023) sekitar pukul 13.38 waktu setempat. Serangan terjadi di dekat wilayah Hasaka, Suriah.

Dalam serangan drone kamikaze tersebut, seorang kontraktor AS dikonfirmasi meninggal dunia dan seorang kontraktor lainnya serta lima anggota layanan AS terluka. Drone dilaporkan menyerang fasilitas pemeliharaan di pangkalan koalisi di timur laut Suriah menurut informasi dari Pentagon dalam sebuah pernyataan. Dua anggota layanan yang terluka dirawat di lokasi, sementara tiga anggota layanan tambahan dan kontraktor AS dievakuasi ke fasilitas medis koalisi di Irak.

Sementara itu analis intelijen AS menyimpulkan bahwa drone yang digunakan adalah buatan Iran. Sebagai tanggapan, atas arahan Presiden Biden, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III kemudian memerintahkan serangan udara terhadap fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran atau IRGC pada hari yang sama.

Dalam serangan balasan tersebut, Paman Sam mengirim F-15E Strike Eagle. Tidak diketahui berapa milisi yang jadi korban dalam serangan tersebut sampai saat ini Gan. Menurut Menteri Pertahanan AS, serangan udara dilakukan sebagai tanggapan atas serangan pada Kamis pagi, serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan IRGC. Di sisi lain, masih belum jelas drone kamikaze jenis apa yang digunakan untuk menyerang pangkalan AS tersebut ?



Menurut laporan aktivis dari Syrian Human Rights Observatory (SOHR), milisi yang didukung Iran kini ditempatkan di pangkalan dekat kuil Ain Ali di pedesaan Al-Mayadeen. Serangan lanjutan memakai rudal dilakukan pada Jumat pagi (24/03/2023) yang menargetkan ladang minyak Al-Omar yang menampung pangkalan terbesar Koalisi Internasional di Suriah, menurut SOHR. Sementara itu, aktivis SOHR juga melaporkan melihat jet tempur terbang di atas wilayah tersebut pada Jumat pagi.

Serangan roket juga terjadi di Green Village di Suriah pada 13 Maret 2023, tempat pangkalan AS berada, tempat ini juga diserang drone pada Kamis lalu. Menurut ernyataan Mayor John Moore, juru bicara CENTCOM kepada The War Zone. Dia menambahkan, dalam serangan itu dilaporkan tidak ada korban jiwa.

Ancaman drone terhadap pasukan di wilayah tersebut dan sekitarnya adalah sesuatu yang terus disoroti oleh para komandan AS yang bertugas di wilayah tersebut. Di mana drone kamilaze telah unjuk kemampuan dalam perang Rusia-Ukraina, dan kini telah jadi ancaman yang serius. Selain itu, sistem pertahanan udara AS di pangkalan tersebut juga patut jadi sorotan, bagaimana bisa kecolongan ?



Menurut laporan aktivis dari Syrian Human Rights Observatory (SOHR), akibat serangan yang dilakukan F-15E Strike Eagle, 8 milisi yang didukung Iran meninggal dunia. Enam ditemukan meninggal di gudang di wilayah Harabesh dan dua dua ditemukan di pinggiran desa Al-Mayadeen.

Selain Iran, Rusia juga telah menciptakan masalah bagi AS di Suriah. Jet Rusia yang bersenjata telah terbang di atas garnisun militer AS di sana hampir setiap hari pada bulan Maret 2023, melanggar perjanjian 4 tahun antara AS dan Rusia serta mempertaruhkan eskalasi.

Letnan Jenderal Alexus Grynkewich, komandan komponen udara pasukan gabungan untuk Komando Pusat AS, mengatakan kepada NBC Newspada hari Rabu (22/03/2023) bahwa, overflight Rusia terbaru di At Tanf Garrison (ATG) terjadi hanya beberapa jam sebelumnya, dan bahwa jet Rusia telah melanggar wilayah udara sekitar 25 kali sejauh bulan ini, dibandingkan dengan nol kali pada bulan Februari dan 14 kali pada bulan Januari 2023.



Di sisi lain, penggunaan Strike Eagles untuk melakukan serangan balasan terhadap milisi yang didukung Iran telah menunjukkan keserbagunaan pesawat ini di saat Angkatan Udara AS ingin memangkas ukuran armada yang sudah relatif kecil, sekitar 54 persen sebelum akhir dekade ini.

F-15E telah mengawasi Suriah hampir terus-menerus selama bertahun-tahun , bahkan setelah operasi kontra-ISIS yang lebih besar telah berkurang. F-15E sering merespon dengan cepat situasi darurat seperti pesawat musuh dan pasukan yang mendekati pos terdepan AS. F-15E melakukan killbersejarah terhadap drone Iran yang mengancam pangkalan AS di Timur Tengah pada tahun 2017. Selain itu, pesawat ini telah mendukung misi kontra-teror besar-besaran yang dilakukan AS di Suriah.

Sementara dalam konferensi pers pada hari Jumar (24/03/2023), juru bicara Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan jika radar di pangkalan yang diserang drone berfungsi, tetapi dia menolak berkomentar lebih lanjut apakah sistem hanud (pertahanan udara) AS di pangkalan itu berfungsi ? Dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada The New York Times, mengatakan jika sistem hanud di pangkalan itu tidak beroperasi penuh (not fully operational).

Tidak disebutkan mengapa sistem hanud itu tidak dioperasikan secara penuh ? Dan jika sistem itu dioperasikan secara penuh apakah bisa mencegat drone kamikaze yang menyerang ? Sejauh ini AS masih bungkam terkait sistem hanud mereka yang tidak merespon saat drone menyerang. Para analis dan media mengatakan jika serangan drone kamikaze Iran dikhawatirkan bisa meningkatkan eskalasi di kawasan.

Bagaimana pendapat Agan terkait insiden ini ? Jangan lupa nanti berkomentar dibawah







Referensi Tulisan: NBC News, The War Zone, The New York Times& SOHR
Sumber Foto: sudah tertera