Sumber Gambar

Jerome Polin merupakan salah satu influencer yang cukup dikenal oleh banyak anak muda. Ia merupakan lulusan Universitas Waseda Jepang yang kerap membuat konten video YouTube tentang kegiatannya di negeri sakura itu. Kini, selain menjadi YouTuber ia juga telah menulis buku dan memulai beberapa usaha di Indonesia.

Salah satu keunggulan Jerome adalah kemampuan matematikanya. Ia dikenal memiliki skill berhitung yang sangat cepat dengan menggunakan berbagai rumus yang dikuasainya. Hal ini kerap ia tampilkan di akun sosial medianya seperti Instagram dan Tiktok.

Baru-baru ini, nama Jerome Polin sedang menjadi bahan pembicaraan di internet. Hal ini setelah videonya bersama dua orang kawan Jerome yang merupakan seorang co-ass dokter. Mereka bertiga membuat video berjoget sambil memakai jas putih yang biasa dikenakan dokter pada saat bertugas.


Sumber Gambar

Yang menjadi sorotan netizen adalah keberadaan teks yang ada di video tersebut. Teks itu bertuliskan, “Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin.” Kalimat ini adalah kalimat yang template yang biasanya dikatakan dokter kepada keluarga pasien pada saat mereka gagal menangani suatu pasien sehingga pasien tersebut meninggal dunia.

Hal ini yang kemudian diprotes oleh netizen yang menganggap Jerome mengolok-olok profesi dokter dengan menjadikan kalimat itu sebagai bahan gurauan. Protes netizen itu lalu didukung netizen lainnya sehingga menjadi ramai. Apalagi kedua teman Jerome itu adalah seorang yang berpendidikan di dunia kedokteran. Jadi kelakuan mereka dianggap tidak pantas untuk seorang calon dokter.

Video ini seperti biasa viral, dan menuai banyak hujatan dari netizen.

Terkait hal ini, Jerome sendiri sudah mengklarifikasi melalui akun Twitter-nya dan meminta maaf. Menurutnya ia bersama kedua rekannya itu sama sekali tidak bermaksud melecehkan profesi dokter. Dan kalimat “Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin” juga tidak bermaksud untuk menyinggung.


Sumber Gambar

Menurut pengakuan Jerome, ia dituliskannya teks tersebut karena pada saat itu gerakan joget ia dan kedua temannya tidak kompak. Sehingga ia menuliskan teks seperti itu dengan konteks yang merujuk pada gerakan joget yang mereka lakukan. Mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi jogetnya masih berantakan. Kurang lebih begitu yang ingin Jerome sampaikan di video.

Dekan Fakultas Kedokteran UI pun turut memperhatikan berita ini. Ia tengah mendalami mengenai kasus ini dan masih belum memberi komentar. Dokter sendiri sebenarnya memiliki kode etik dalam bersosial media.

Ya biar bagaimana pun yang bersangkutan sudah mengklarifikasi, walau klarifikasinya itu masih terdengar seperti ngeles ya. Btw, klarifikasi Jerome ini jadi exit plan yang bagus. Positive thinking saja mungkin memang itu yang dimaksud oleh Jerome ya.


Sumber Gambar

Tapi apa yang Jerome tampilkan pada video itu memang multitafsir dan berpotensi memicu kesalahpahaman. Kalimat itu sendiri memang agak erat dengan profesi dokter, harusnya Jerome tahu itu dan menggantinya dengan kata lain. TS rasa masih banyak kata lain yang lebih pantas digunakan.

TS percaya kalau Jerome memang tidak bermaksud mengolok-olok. Hanya saja dia ini blunder, melakukan sesuatu tanpa memikirkan pengaruhnya bila sampai ditonton banyak orang. Sebagai influencer yang mendapat perhatian dari publik, Jerome harus belajar untuk menyaring lagi konten apa yang ingin ia sebarkan. Kasus ini bisa ia jadikan pelajaran.



Gimana gansis? Menurut kalian apakah Jerome mengolok-olok atau biasa saja?

Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi