harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Inilah Dildo Tertua di Dunia, Bagaimana Sejarahnya?

Sumber Gambar

Arkeologi adalah salah satu ilmu yang mempelajari kebudayaan di masa lalu. Selain itu, orang-orang yang bekerja di bidang ini kerap berjasa dalam penemuan benda-benda dari masa lalu. Tak hanya menemukan mereka juga turut menelusuri dan mengkaji apa yang mereka temukan. Mulai dari umurnya, fungsinya dan siapa yang membuatnya.

Semua diteliti secara sistematis dan menghasilkan sebuah pengetahuan baru di bidang ilmu sejarah. Ada banyak benda yang ditemukan berkat adanya ilmu ini. Mulai dari berbagai artefak, tulang, fosil dan masih banyak lagi. Setelah diteliti dan ditemukan asal muasalnya, maka benda itu biasanya akan disimpan.

Nah, baru-baru ini para arkeolog menemukan suatu benda berbentuk panjang dengan satu sisi meruncing dengan ujungnya yang tumpul. Benda yang ditemukan di Inggris ini berbahan dasar kayu dan diperkirakan berasal dari era Romawi. Dari bentuknya, benda ini merupakan benda serba guna yang bisa dipakai untuk apa saja. Menumbuk, memukul dan lain sebagainya.


Sumber Gambar

Tapi satu fakta baru diungkap oleh para arkeolog terkait benda ini. Mereka menemukan fakta bahwa bagian ujung dari benda ini lebih terkikis dibanding bagian lainnya. Ada banyak goresan dan bekas gesekan di sana. Hal itu juga membuat mereka sadar bahwa bagian ujung itu mirip seperti bentuk penis. Maka pikiran mereka tertuju ke satu objek, dildo!

Ya, beberapa orang membuat kesimpulan bahwa benda ini merupakan dildo pertama yang berasal dari era romawi. Alat pemuas nafsu itu rupanya sudah ada sejak zaman Romawi yang membuat mereka agak shock dengan temuan ini.

Wah, ternyata ada juga dildo di zaman dulu ya. Yang menjadi pertanyaan TS, kenapa bahannya dari kayu? Bukankah permukaannya kasar? Walau pun diamplas bagaimana pun menurut TS permukaan kayu tetap kasar. Sehalus-halusnya kayu tetap tidak sehalus karet rubber. Tapi jika memang benar ini dildo, entahlah bagaimana cara kerjanya.


Sumber Gambar

Dan jika kita simak lagi, ada goresan dan gesekan yang menyebabkan bagian ujung terkikis. Itu berarti ada serpihan-serpihan halus kayu yang terlepas pada saat benda ini digunakan. Itu cukup berbahaya dan mungkin pada zaman itu si pembuat belum memikirkan adanya bahaya ini.

Tidak semua setuju dengan kesimpulan ini. Karena ada sebagian yang masih mengangap bahwa temuan ini merupakan benda lain. Ada yang menyebut ini sebagai penumbuk makanan, ada juga yang menganggap ini sebagai jimat pada zaman dulu.


Sumber Gambar

Di zaman itu kita tidak tahu alat apa saja yang digunakan orang-orang untuk melakukan sesuatu. Bisa saja itu untuk membuat lubang atau hasil karya seni yang belum jadi dan masih banyak lagi. Karena setiap manusia mempunyai akalnya sendiri dalam memenuhi apa yang mereka butuhkan. Ada saja ide untuk membuat ini membuat itu dan tidak semuanya terungkap oleh sejarah, rasanya agak terlalu dini untuk menyebut itu dildo. Ini opini TS pribadi ya.

Tapi kemungkinan itu dildo masih ada juga. Mengingat manusia selalu mencari cara untuk memuaskan diri. Bahkan monyet saja sudah membuat dildonya sendiri. Seperti yang TS sebut tadi, manusia selalu memiliki akal untuk memenuhi kebutuhannya. Memuaskan diri bagi sebagian orang juga termasuk kebutuhan. Manusia juga tentunya mencari akal bagaimana memuaskan dirinya sendiri di masa lalu. Entah dengan cara apapun yang mereka bisa.

emoticon-Ngakak

Ya, kita lihat saja nantinya benda ini dipajang dengan nama apa.

Menurut kalian benda ini apa?emoticon-Bingung (S)

Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi


emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan

beta tester
wetp794239
jiresh
jiresh dan 10 lainnya memberi reputasi
11
4.2K
98
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.