.Boyo.
TS
.Boyo.
Qoriah Disawer! Buset, Kok Bisa? Bukannya Itu Bid'ah




Yuk kita gosip semakin digosok semakin sip.

Baru-baru ini sedang heboh ketika seseorang mengaji diatas panggung lalu disawer dengan jumlah uang ratusan ribu oleh dua orang pria, aksi ini terjadi ketika acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Untuk lebih jelasnya agan bisa lihat di video dibawah ini,



Oke, bagaimana pendapat masyarakat dan juga para tetua agama termasuk MUI, jelas mereka mengecam perbuatan tersebut karena pembacaan ayat suci harusnya didengarkan bukan untuk hiburan.

Bahkan Nadia Hawasyi, sebagai qoriah yang membaca Al Qur'an pada acara tersebut menbenarkan hal itu. Tapi dia sendiri tak mengerti apa hukumnya, diperbolehkan atau tidak, walau ia sendiri marah dan kesa. Karena dirinya hanya diundang pada acara itu dan tak mau berkomentar lebih lanjut.

Bagaimana sudah mengertikan apa yang terjadi pada polemik ini?



Izinkan ane berpendapat, sebenarnya salahnya adalah bid'ah yang diadakan. Dari acaranya saja sudah bid'ah, tidak ada Maulid Nabi terjadi pada masa beliau hidup. Karena kata bid'ah secara bahasa memang merujuk kepada makna sesuatu yang baru, atau mengadakan dari yang tidak ada sebelumnya sehingga menjadi ada.

Maka, dari bid'ah yang ada akan berlanjut pada bid'ah-bid'ah lainnya. Ternasuk saweran ini, kalau kita merujuk pada adat, budaya dan juga tradisi maka saweran merupakan suatu tradisi yang ada pada masyarakat sunda, termasuk wilayah Bsnten yang dilaksanakan saat terjadinya prosesi pernikahan.



Namun berkembang menjadi adat dan tradisi ketika ada sebuah hiburan, intinya begini saweran juga bisa berarti ungkapan rasa syukur dari insan kepada Tuhannya yang di ekpresikan dengan berbagi kebahagian.

Oke, sanpai disini pahamkan! Kenapa ada saweran yang dilakukan mereka, tidak membenarkan adab yang mereka lakukan dalam melakukan sawer diatas panggung. Tetapi, hal itu terjadi karena bid'ah yang dilakukan akan mengundang bid'ah-bid'ah lainnya.

Kalau bagi sebagian orang yang tidak mempermasalahkan bid'ah karena bid'ah itu tak semua berkonotasi negatif, tentunya santai saja melihat hal ini, tak usah juga marah-marah atau merasa tidak menghormati bacaan Qur'an.



Tapi bagi yang anti dengan bid'ah, maulid nabinya sendiri ia tak akan hadir. Dan menganggap kesalahan, apalagi acara yang akan ada didalamnya, karena akan dianggap hari ‘ied dimana banyak dari kaum muslimin berkumpul di hari tersebut.

Nah untuk menentukan hari itu ied atau bukan harus ada dalil dari As Sunnah maupun Al Qur'an, jadi inilah landasan kenapa Maulid ini bid'ah.

Maka, kesimpulannya kalau marah-marah akan terasa janggal ketika ada sebuah bid'ah, lalu ada bid'ah-bid'ah yang lain didalamnya terjadi kan ini agak janggal jadinya. Karena kalau membiarkan adat, budaya, dan juga tradisi bercampur dengan keyakinan. Hal-hal seperti ini ya harusnya tak usah diperdebatkan, toh bid'ah itu juga sah-sah saja asal berbuat dalam hal kebaikan.



Walau saya kritik juga tentang adab sawernya, harusnya diberikan saja uangnya disamping qariah, karena menjaga adab dan sopan santun. Karena kalau disawer macam biduan tentu dianggap tidak menghormati orang yang sedang menbaca Qur'an, walau kalau mau fair pernahkah kamu bertemu debgan peninta-minta yang melakukan bacaan Qur'an atau Shalawat?

Inilah kita saat ini terjebak pada urusan dunia, padahal Qur'an dibaca untuk didengarkan dan diamalkan isinya. Bukan didengarkan lalu molor, atau layaknya sebuah lagu.

Apakah agan diberi uang itu merasa dilecehkan atau dihormati?

Silahkan kalian baku hantam dibawah!

Sekian pembahasan kali ini, semoga sukses selalu terima kasih.

Sumber 1, 2, 3, 4





ngasmoy49
ngasmoy49 memberi reputasi
1
1.4K
32
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.