Peralihan tv analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) di Indonesia tengah berlangsung setelah beberapa waktu yang lalu ASO sudah diberlakukan di Jabodetabek dan daerah lainnya akan menyusul. Namun, yang namanya perubahan teknologi pasti ada saja yang tidak setuju karena tidak siap, tidak tahu, atau karena ngeyel dan tak mau menerima perkembangan zaman. Sama seperti beberapa waktu yang lalu ketika ramai penolakan transportasi online yang ternyata kini banyak membantu masyarakat padahal dulunya banyak diprotes dan didemo.

Nah, penolakan terhadal tv digital pun juga sama ada beberapa pihak yang tidak mau pindah dengan memainkan berbagai drama. Lantas, kenapa ya ada orang yang tidak mau ASO dan pindah le tv digital?

1. Korban Politik


Perpindahan tv analog ke digital di Indonesia sebenarnya sudah dicanangkan sejak sepuluh tahun yang lalu. Sejak era pemerintahan SBY namun tak kunjung jadi karena ketidaksiapan berbagai pihak, padahal negara lain sudah mematikan siaran analog. Sekarang ketika ASO diberlakukan, orang-orang politik akan menggoreng ini sebagai bahan untuk mengkritik pemerintah. Menganggap perpindahan ke digital ini menyusahkan rakyat, ribet, lebih baik uangnya untuk rakyat, bla bla bla.

Nah, ada saja orang yang termakan gorengan politik semacam ini seperti yang dilakukan oleh salah seorang politikus yang punya stasiun tv di Indonesia itu.

2. Pemalas dan Pelit (Tidak Mau Ribet)


Alasan kedua adalah sebagian orang yang tidak mau ribet atau malas beralih ke tv digital. Selain membeli STB, beralih ke tv digital juga sebaiknya punya antena di luar. Nah, ada saja orang yang sudah terlanjur nyaman di analog, tak mau beli STB (karena pelit, bukan tidak mampu) tak mau ribet dan menyalahkan pemerintah kalau pemerintah itu membuat kehidupannya menjadi ribet. Karena hidupnya tak mau ribet lantas dia menginginkan tidak mau ASO dan negara menjadi tertinggal. Egois sekali orang yang seperti ini.

Selain itu orang yang seperti ini juga akan belaga miskin, pura-pura tidak mampu dan inginnya disuapin mulu. Pokoknga ngeselin deh.

3. Salah Paham


Yang ketiga adalah orang yang salah paham. Mereka ini biasanya adalah orang awam yang mengira kalau tv digital itu harus bayar bulanan seperti tv satelit berlangganan. Padahal tv digital itu gratis dan gambarnya cling selama tercover sinyal digital. Makanya perusahaan parabola berbayar ketar ketir ketika akan ASO karena takut bisnisnya terganggu.

Selain itu salah paham juga terjadi kalau ini adalah bisnis yang dilakukan oleh perusahaan STB supaya laku.

4. Benar-Benar Tidak Mampu


Alasan yang keempat adalah tidak mampu, benar-benar tidak mampu dan bukan belaga miskin seperti yang disebutkan di point nomor dua. Warga yang tidak mampu seharusnya memang mendapatkan bantuan STB gratis dari pemerintah namun harus diakui saat ini pembagiannya belum merata dan rawan ditilep (dikorupsi) serta pembagian yang ngaco seperti orang mampu diberi gratis tapi yang miskin tidak dikasih. Ya, rasanya hal yang seperti itu memang bukan sesuatu yang asing di Wakanda.

5. Malas Nonton TV


Yang kelima adalah karena memang sudah malas nonton tv dan bodo amat dengan migrasi ke tv digital. Biasanya ini adalah orang yang lebih banyak menghabiskan banyak waktu di internet dibandingkan nonton tv. Orang bilang acara tv sekarang semuanya jelek, mending Youtube atau Netflix.

6. Belum Tercover Sinyal Digital


Alasan keenam adalah karena di daerahnya belum tercover sinyal digital secara penuh. Tentu saja kalau belum tercover, seharusnya belum bisa dilakukan ASO dan harus ada pembangunan infratruktur pendukung supaya ada sinyal digital.

Nah, gan. Ayo apa lagi?

Sumber Referensi