Banyak ditinggalkan dan beralih ke desain rumah modern, berikut ini 5 rumah adat tradisional Indonesia yang didesain tahan gempa bumi

1. Omo Sebua dan Omo Hada

Bagi masyarakat Sumatera Utara khususnya Pulau Nias tentu sudah tidak asing dengan rumah adat Omo Sebua dan Omo Hada.
Rumah adat tradisional masyarakat Suku Nias ini dibuat dengan konsep tahan gempa dan menjadi salah satu rumah adat warisan leluhur yang masih terus dipelihara sampai saat ini untuk mengenang sekaligus menjadi bukti sejarah kejayaan Suku Nias.

Lalu apa perbedaan dari rumah adat Omo Sebua dan Omo Hada?

Omo Sebua merupakan rumah adat tradisional suku Nias yang dikhususkan untuk kepala desa, biasanya terletak di tengah pemukiman warga dan memiliki ukuran paling besar jika dibandingkan dengan rumah-rumah yang ada di sekitarnya.

Bangunan ini dapat menjadi bangunan tahan gempa karena terbuat dari bahan utama kayu ulin yang besar dan kokoh, ditumpuk melingkar menjadi dinding dan ditutup menggunakan atap yang menjulang tinggi.
Selain itu bangunan Omo Sebua ininjuga didirikan di atas pondasi lempengan batu besar dan juga balok diagonal, itulah sebabnya bangunan ini lebih kuat dan menjadi bangunan tahan gempa bumi.

Sedangkan untuk Omo Hada, merupakan tempat tinggal bagi masyarakat biasa dari suku Nias.
Bangunannya hampir serupa dengan Omo Sebua hanya saja lebih sederhana, berbentuk persegi, memiliki 6 tiang untuk setiap Omo Hada, dan antar rumah terhubung dengan sebuah pintu yang terasnya saling terhubung.



2. Rumoh Aceh

Hampir mirip dengan rumah adat tradisional yang lainnya, Rumoh Aceh juga terbuat dari bahan kayu-kayu alam yang memiliki usia tua dan biasa digunakan untuk bahan bangunan rumoh Aceh, itulah sebabnya rumoh Aceh bisa bertahan hingga ratusan tahun.
Bentuk dari rumah adat tradisional dari masyarakat Aceh ini berbentuk panggung, memiliki lantai dari papan kayu dengan atap rumah dari daun rumbia. Adapun yang unik dan membuat rumoh Aceh tahan terhadap goncangan gempa bumi, rumoh Aceh memiliki kontruksi yang elastis karena antara tiang dan rantai diikat menggunakan pasak dan tidak menggunakan paku. Itulah sebabnya rumoh Aceh lebih kokoh dan tahan terhadap getaran saat terjadi gempa bumi.


3. Nuwo Sesat Agung

Nuwo Sesat Agung, merupakan rumah adat dari masyarakat Lampung yang sudah ada sejak zaman lampau GanSis.
Rumah adat dari masyarakat Lampung ini dibuat dengan konsep rumah panggung dikarenakan kondisi geologis Lampung yang sering terjadi gempa bumi dan tanah longsor terkhusus di daerah pegunungan.

Nuwo Sesat Agung atau rumah Sesat Agung ini terbuat dari bahan utama kayu dengan atap daun ilalang atau daun rumbia.


4. Rumah Kaki Seribu

Rumah kaki seribu, merupakan rumah adat tradisional dari penduduk Suku Arfak yang menetap di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Rumah adat ini disebut sebagai rumah kaki seribu karena bentuk rumah kayu dari Suku Arfak ini berdiri di atas banyak tiang atau menggunakan banyak tiang dan dilihat menyerupai hewan kaki seribu.

Tiang-tiang rumah kaki seribu terbuat dari kayu, sedangkan atapnya terbuat dari daun jerami dan daun sagu.
Bentuk rumah panggung ini dibuat bukan tanpa alasan, melainkan untuk menghindari hewan buas, serangan musuh, dan juga meminimalisir kerusakan saat terjadi gempa bumi.


5. Rumah Adat Woloan

Rumah Adat Woloan, merupakan rumah adat tradisional dari Tomohon, Sulawesi Utara.
Bangunan rumah ini berbentuk panggung dan dikenal sebagai bangunan tahan gempa karena terbuat dari bahan utama kayu besi sebagai tiang rumah karena kekuatannya, sedangkan untuk dinding dan lantai menggunakan kayu cempaka yang lebih awet dan memiliki urat kayu yang bagus.

Rumah adat Woloan juga dibangun tanpa menggunakan paku GanSis, melainkan dibangun dengan menancapkan antar kayu satu dengan yang lain sehingga lebih aman saat terjadi gempa.

Uniknya rumah Adat Woloan ini bukan hanya digunakan oleh masyarakat Tomohon Sulawesi Utara saja, melainkan juga diekspor ke negara Venezuela dan Argentina karena rumah Adat Woloan memiliki desain yang menarik dan juga anti gempa bumi.

Penulis: @masnukho©2022
Narasi: Ulasan pribadi
Sumber gambar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7