Visinema Picture memang gw bilang gokil sih. Nah lo bisa bayangin film-film dengan ide yang fresh itu jarang ada di Indonesia, tema-tema Heist, Hero Fantasy, atau Full Action apalagi yang berkaitan dengan scifi tentu agak susah untuk di produksi disini, karena pangsa pasarnya beda bro!

Disini lo cukup taruh pocong, kuntilanak, dan sejenisnya bumbui dikit artis yang suka jual paha dan dada, lalu bikin judul yang cetar. Budget rendah, film laku, dan produser kipas-kipas duit.



Atau dengan cara lain seperti trik bocorkan script film ke publik, push terus dengan embel-embel true story kemudian viral. Dijamin filmnya juga bakal laku, budget rendah bikin novel juga habis dan cuan pun mengalir.

Tapi Visinema Pictures berbeda, lebih melawan arus. Buat gw itu bagus, tapi ingat arus yang deras bisa menyebabkan kaki tergelincir. Hal ini mungkin Visinema sudah paham resikonya, tentunya kalau ada kritik semoga bisa diperbaiki kedepannya.



Setelah sukses dengan. "Mencuri Raden Saleh" genre Heist pertama di Indonesia. Kemudian selanjutnya ada "Jagat Arwah" disini bisa dibilang genre horror fantasy, mungkin kamu semua pernah nonton Van Helsing, Underworld, Priest, Blade, Excorcist, Death Note hingga Hell Boy.

Setipe jenis itu film ini akan dihadirkan ke publik, namun dalam film ini menghadirkan sosok legenda urban di Tanah Air seperti Genderuwo, Kuntilanak dan Suster Belanda dimana tokoh ini adalah superhero bagi sang tokoh utama, Raga yang menjaga Batu Jagat.



Tapi jujur 20 menit awal film ini memang keren, namun sesudahnya ketika latihan duh bikin boring banget, karena film ini terlalu serius dan juga warna dalam film ini cenderung gelap.

Raga sebagai Aditya ke-7 memberikan tontonan yang menarik dengan diperkenalkan sosok ini lebih dalam, bisa dibilang phase awal cukup menarik. Namun di tengah-tengah phase jadi superhero fun gitu dan akhirnya ya kacau balau ga semangat gw nontonnya.

Walau begitu selamat selama seminggu tayang, sudah seratus ribu lebih penontonnya. Terus hadirkan karya-karya yang fresh Visinima Pictures, semoga makin banyak genre di film lokal Indonesia.



Tapi overall dengan ekspektasi yang rendah, film ini masih bisa dinikmati. Karena film ini bikin boring dan plot twistnya mudah ketebak, mungkin ide seperti ini bisa lebih digarap lagi dengan sutradara yang lebih banyak referensi horrornya seperti Kimo Stamboel, atau mau diberikan ke Joko Anwar bisalah nanti lari ke series dulu baru ke layar lebar.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1
Pic : google