penikmatsenja06Avatar border
TS
penikmatsenja06
BELUM BANYAK DIKETAHUI? Gugurnya Putra Sunan Gunung Jati, Pangeran Bratakelana
Quote:
Pangeran Bratakelana (1489 M - 1513 M)

Banyak yang belum mengetahui kisah tragis dari Pangeran Bratakelana atau disebut juga Pangeran Gung Anom adalah putra Sunan Gunung Jati dari istrinya Nyi Raradjati alias Nyimas Lara Kahfi atau Syarifah Baghdad yang memiliki kisah hidup yang amat tragis, yaitu Pangeran tewas dibunuh bajak laut atau perompak.

Dari pernikahannya dengan Syarifah Baghdad, Sunan Gunung Jati memperoleh dua orang putra yakni Pangeran Djajakelana serta Pangeran Bratakelana. Secara singkat sang Kakak, Pangeran Djajakelana yang lahir pada 1486 M, menurut Babad Cirebon menikah dengan seorang wanita bernama Ratu Pembayun.

Menurut Sulendraningrat (1978), Pangeran Bratakelana lahir pada tahun 1489 M. Setelah beranjak dewasa, Pangeran Bratakelana kemudian dinikahkan pada tahun 1511 M dengan Ratu Nyawa, putri Raden Fatah, Sultan Demak Pertama. 

Dikisahkan, ketika menikah dengan Ratu Nyawa, maskimpoi yang diajukan oleh Pangeran Bratakelana adalah mati Syahid. Sang Pangeran sangat terobsesi menjadi pejuang dan wafat dalam perjuangan.

Kisah kewafatan tragis Pangeran Bratakelana dikisahkan dalam banyak naskah sejarah asal Cirebon, seperti Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Naskah Mertasinga, Naskah Babad Cirebon, dan lain sebagainya.

Suatu ketika, di Demak Pangeran Bratakelana merasa kangen dengan keluarganya, dari itulah beliau meminta izin kepada istri dan mertuanya untuk pulang ke Cirebon. Daripada melalui jalan darat, Pangeran Bratakelana lebih memilih jalur laut
untuk pulang ke Cirebon, sehingga sang Pangeran-pun memutuskan menaiki sebuah kapal pribadi dari Demak menuju Cirebon.

Perjalanan dari Demak menuju Cirebon pada mulanya berjalan dengan baik, akan tetapi manakala kapal yang ditumpangi Pangeran Bratakelana memasuki perairanGebang beliau dikejar oleh beberapa kapal yang dikendalikan oleh Bajak Laut atau perompak.

Mulanya, para perompak yang menyerbu kapal dapat dipatahkan oleh Pangeran Bratakelana dan pengawalnya, sehingga banyak perompak yang mati. Akan tetapi,
karena perompak jumlahnya banyak dan datang terus menerus, para pengawal
sang Pangeran kwalahan, selain itu, banyak diantara mereka yang gugur.

Di sisi lain, mendapati para pengikutnya banyak yang gugur, Pangeran Bratakelana dengan gagah berani terus berjuang melawan para perompak sekuat tenaga, dan berkat kepiawaiannya dalam berperang, Pangeran Bratakelana mampu
membunuh beberapa Bajak Laut.

Dalam pertempuran tersebut satu persatu para pengawal Pangeran Bratakelana tewas, sehingga dua pengikut Pangeran Bratakelana yang masih tersisa mengajak sang Pangeran untuk menjeburkan diri ke laut menyelamatkan diri, sebab iumlah Bajak Laut sangat banyak sehingga tidak mungkin dihadapi bertiga.

Pangeran Bratakelana menyuruh pengikutnya untuk menyelamatkan diri sementara sang Pangeran berniat terus melawan para perompak, karena sebetulnya sang Pangeran menginginkan mati Syahid.

Dalam beberapa babad disebutkan bahwa Pangeran Bratakelana sulit ditaklukan, beliau bahkan tidak mempan senjata sehingga dalam pertarungan itu banyak bajak laut yang mati. 

Salah satu pimpinan Bajak Laut yang terbilang sakti mempunyai cara khusus untuk dapat membunuh Pangeran Bratakelana. Ia membunuh anjing yang ia bawa di kapalnya kemudian mengoleskannya ke senjata yang ia bawa.

Benar saja, dengan senjata yang sudah berlumur darah anjing, Pangeran Bratakelana dapat mempan ditebas senjata, sehingga sang Pangeran akhirnya roboh bersimbah darah.

Oleh para perompak, mayat Pangeran Bratakelana dilemparkan ke laut, jasadnya kemudian ditemukan oleh nelayan di pesisir Mundu. Dua pengawal Pangeran Bratakelana yang selamat kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Sultan Cirebon
yang tak lain sebagi ayah sang Pangeran.
  
Murka atas peristiwa itu, Sunan Gunung Jati memerintahkan Ki Gede Bungko yang kala itu menjabat sebagai Laksamana Kesultanan Cirebon untuk menumpas para bajak Laut.

Oleh Sunan Gunung Jati, mayat anaknya dikuburkan di Mundu, kini makam Pangeran Bratakelana dapat dijumpai di situs pemakaman Pangeran Bratakelana satu komplek dengan situs pemakaman Ki Lobama.

Sumber tulisan:

1. Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Buku Elektronik.
2. https://www.historyofcirebon.id/2022...atakelana.html
Diubah oleh penikmatsenja06 07-10-2022 03:34
arsenalkufc
evywahyuni
scorpiolama
scorpiolama dan 19 lainnya memberi reputasi
20
4.3K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.