j.16
TS
j.16
Nasi Berkat
NASI BERKAT




Seorang anak kecil berumur 6 tahun duduk di ruang keluarga yang tak terlalu besar, dia termenung seperti menunggu sesuatu.

" Aya gak makan? " Tanya sang Ibu pada anak bungsunya.

" Aya gak suka sayur tempe, Aya mau makan ayam.. " jawabnya pelan.

Sang ibu menghela nafas, keadaan ekonomi keluarga mereka yang pas pasan atau kadang kurang membuat beliau harus pandai mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari - hari. Hanya lauk tempe atau tahu yang sering ia masak untuk keluarga mereka. Karena jika untuk membeli daging atau ikan, uang mereka tidak cukup.

Suaminya hanya buruh yang penghasilannya tak banyak, dan ia juga hanya buruh cuci yang upahnya juga tak seberapa. Belum lagi mereka punya 3 anak yang masih sekolah.

" Besok kalo kita ada rejeki lebih, ibu masakin ayam yaa.. " bujuknya pada sang putri.

" Ibu selalu bilang gitu, tapi bohong.. " kata Aya mencebik, orang tuanya selalu berkata seperti itu agar ia mau makan. Padahal ia sangat ingin makan daging ayam, karena sejak kemarin dia melihat temannya makan ayam goreng dan terlihat enak sekali.

" Ibu gorengin telur yaa.. " sang ibu masih terus mencoba membujuk agar anaknya mau makan.

" Nggak mau, pasti nanti telurnya di bagi 3 sama kakak juga. " tolak Aya.

" Iyalah, emangnya kamu doang yang bosen makan tempe. " sahut Abi si anak kedua. " Aku juga bosen tiap hari makan tahu tempe.. " keluhnya. Dia juga sering iri pada teman - temannya yang suka makan enak, sementara dia uang saku sekolah saja sedikit.

Mendengar itu sang ibu semakin terenyuh, dia sedih karena tidak bisa memberikan makanan yang enak untuk anak - anaknya. Sepertinya besok dia harus berhutang pada warung bu Wati karena anak - anaknya sangat ingin makan ayam goreng. Atau dia harus bekerja lebih keras agar mendapat uang lebih banyak.

" Yaudah, nanti jatah telur kakak buat Aya aja deh. Sini makan, kamu kan belum makan dari siang, ini udah malem loh. " Tak tega melihat ibunya sedih, Ani sebagai anak pertama mengalah dan mencoba ikut membujuk sang adik.

Dia tau, adik - adiknya itu belom paham dan mengerti bagaimana sulitnya keadaan ekonomi keluarga mereka. Jadi kadang mereka rewel soal makanan atau minta dibelikan mainan atau sesuatu padahal kedua orang tuanya tak punya banyak uang.

Ani yang sudah remaja sedikit demi sedikit mengerti bagaimana kedua orangtuanya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari - hari.

" Nggak mau, Aya mau ayam goreng... " Aya menggeleng kuat, dan mulai menangis. " Mau ayam goreng... "

Melihat adiknya menangis, Abi mendengus dan memilih untuk makan meski dengan sayur tempe saja karena dia sudah sangat lapar. Sementara Ani dan ibunya mencoba untuk menenangkan Aya.

" Assalamualaikum... " Terdengar suara pintu yang dibuka, " loh Aya kenapa nangis? Nih lihat bapak bawa nasi berkat.. " Bapak memperlihatkan bungkusan kresek hitam yang ia bawa.

Beliau baru saja pulang dari acara syukuran tetangga di desanya, dan alhamdulillah setiap orang yang ikut mengaji pasti dibawakan nasi berkat.

" Yey bapak bawa nasi berkat.. " Abi langsung berlari menghampiri dan cepat - cepat membuka bungkusan tersebut. " Wah ada ayam gorengnya juga, enak nih.. " serunya senang begitu melihat isi dari nasi berkat tersebut, ada sayur bihun, sayur kentang, capcay dan ayam goreng lengkap dengan sambel, krupuk dan lalapan.

Mendengar ayam goreng, Aya menyudahi tangisannya. " Aya mau makan... "

" Ya sudah, sana kalian makan bareng - bareng.. " kata Bapak sambil tersenyum, ia sempat berpandangan dengan istrinya dan mengerti mengapa anak bungsunya menangis.

Menuruti kata bapak, ketiganya pun makan dengan sangat lahap dan perasaan senang. Apalagi Aya yang tek henti - hentinya bilang enak.

" Hemm ayam gorengnya enak banget. " Aya sangat menikmati ayam goreng itu, meskipun tetap harus dibagi dengan kakak - kakaknya.

" Bapak sama ibu gak makan? " Tanya Ani.

Sang ibu menggeleng, " Buat kalian aja, biar kenyang yaa..."

" Besok - besok, bapak bawa nasi berkat lagi ya, biar kita bisa makan enak lagi.. " cletuk Aya

Mendengar itu, kedua orang tuanya tersenyum namun tidak bisa menutupi kesedihannya saat melihat anak - anaknya lahap makan nasi berkat. Keduanya berdoa semoga mereka mendapatkan rejeki yang lebih banyak agar anak - anaknya bisa makan enak selain dari nasi berkat.


***


sumber: pemikira ts pribadi

japotaBgssusanto88piripiripuru
piripiripuru dan 43 lainnya memberi reputasi
44
7.7K
130
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.