Pertandingan antara Indonesia vs Curacao yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ternyata berjalan sangat seru, jual beli serangan terjadi hingga akhirnya membawa kemenangan untuk Indonesia.
Walau hanya menang tipis 3-2 tetapi dalam olahraga atau kompetisi, menang tetaplah menang dan kekalahan perlu di evaluasi.
Sebenarnya FIFA Match Day ini terjadi dua kali pertandingan, dimana hari selasa akan dilakukan pertandingan kedua di Pakan Sari. Sebelumnya di informasikan JIS akan menjadi tempat laga timnas, namun seperti yang kita tahu antara Jak Pro dan PSSI tidak terjadi kesepakatan.
Kemungkinan bukan JIS tak standard FIFA namun biaya sewa JIS cukup mahal, apalagi JIS sebelumnya juga dipakai untuk agenda konser Ahmad Dhani.
Kemenangan atas Curacao tentu mengkatrol naik peringkat FIFA Indonesia, karena peringkat FIFA lawan lebih tinggi berada di urutan 84.
Mirisnya penonton yang hadir di GBLA cukup sedikit dari kapasitas stadion yang besar, hanya ada 7.095 penonton. Hal ini dikonfirmasi karena masyarakat menilai lawan yang dihadapi timnas dari negara antah berantah, tak familiar di telinga mereka.
Terkesan lawannya kurang populer, jadi perhatian penonton juga malas untuk hadir langsung ke stadion. Mungkin kalau lawannya Malaysia atau Thailand dan Vietnam banyak yang datang.
Apalagi kalau lawan negara Italia, Inggris, Portugal, Argentina atau Brazil. Pasti penuh itu satu stadion, karena banyak bintang besar di dalamnya.
Sebenarnya negara Curacao itu ada dimana sih?
Curacao sendiri adalah negara kepulauan di sekitar laut Karibia, berjarak 60 km dari lepas pantai Venezuela di benua Amerika.
Namun secara pemerintahan Curacao ini merupakan negara konstituen Kerajaan Belanda. Jadi Curacao ini diberikan otonomi khusus dari kerajaan Belanda untuk membangun negerinya, tetapi untuk urusan ekstradisi, pertahanan dan keamanan, dan hubungan luar negeri masih dikelola kerajaan Belanda.
Krmungkinan besar kalau Indonesia tidak merdeka akan berlaku hal yang serupa dimana Hindia Belanda bisa menjadi negara sendiri, namun tetap masih ada yang dikelola oleh kerajaan Belanda.
Tapi karena ada unsur-unsur Belandanya, maka olahraga sepakbola menjadi trend yang kuat disana.
Bahkan beberapa pemainnya ada yang bermain di liga Inggris seperti Aston Villa, Reading, Cardiff city hingga Birmingham City.
Andai kita masih Hindia Belanda mungkin hal yang sama akan terjadi, dimana Hindia Belanda menjadi tim kuat di kawasan Asia dengan koneksi sepakbola Belanda. Toh Hindia Belanda pernah masuk final Piala Dunia tahun 1938.
Kalau saat ini? Mimpi Piala Dunia masih jauh dari angan-angan kecuali menjadi tuan rumah.
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2
Pic : google
