Ketika Amerika memutuskan untuk mengirim sistem peluncur roket HIMARS ke Ukraina, banyak orang meragukan kemampuan tentara Ukraina dalam pengoperasian senjata canggih ini. Tetapi setelah HIMARS berhasil digunakan untuk menyerang depot amunisi Rusia, banyak orang mulai memuji kemampuan dan adaptasi pasukan Ukraina dengan sistem senjata Barat.

Dan baru-baru ini ada kabar jika beberapa pejabat AS sedang berupaya untuk mengusulkan pengiriman tank tempur utama (MBT) M1 Abrams untuk Ukraina, menurut artikel TheDrive.comseorang pejabat senior pertahanan Amerika mengatakan kepada Carla Babb dari VOA pada 19 September bahwa, pasukan Ukraina perlu menunjukkan kemampuan mereka untuk memelihara tank Barat yang lebih modern sebelum pihak berwenang Amerika setuju untuk menyediakan Abrams. Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu menambahkan jika opsi untuk pengiriman Abrams sudah ada di atas meja.

Terlepas dari pernyataan itu, masih tidak jelas tank apa yang mungkin disiapkan pemerintah AS untuk ditransfer ke Ukraina. Komentar pejabat senior pertahanan itu telah memicu spekulasi tentang potensi tank M1 Abrams buatan AS dikirim ke medan perang di Ukraina. Tetapi mengirim Abrams ke Ukraina akan menjadi tantangan tersendiri, terutama soal dukungan logistik dan pemeliharaan.

Seperti yang kita ketahui, tank Abrams memakai mesin turbin gas yang haus bahan bakar dan kompleks. Sementra sebagian besar tank Barat, serta tank era Soviet, menggunakan mesin diesel yang lebih konvensional. Seri T-64 dan T-80 Soviet yang diproduksi di Ukraina juga bertenaga turbin gas. Namun, varian dan turunan T-80 selanjutnya, termasuk T-84 Oplot buatan Ukraina; mengganti mesin turbin gas demi mesin diesel yang lebih sederhana dan lebih murah perawatannya.




Jumlah pasti tank Abrams Amerika memang tidak bisa dipastikan, tapi ada sekitar 100-an lebih tank M1 Abrams yang disimpan di Sierra Army Depot di California. Varian tank milik US Army yang lebih tua telah disimpan di depot tersebut. Jumlah tank tersebut terus bertambah setelah pada tahun 2020, pihak USMC telah menghentikan operasional ratusan tank M1 Abrams mereka dan mengirimnya ke Sierra Depot. Diketahui USMC memiliki 400 Abrams dan akan ditarik dari layanan secara bertahap sampai tahun 2030.

Seandainya Paman Sam ingin mengirim Abrams ke Ukraina, mereka bisa mengirim stok yang tersedia di Sierra Depot. Ada kemungkinan bahwa Abrams yang lebih tua dalam inventaris militer AS dapat diturunkan secara memadai, dengan kontrol tembakan, komunikasi, dan sistem lain yang sensitif dihapus, untuk memungkinkan mereka lebih cepat dikirim ke Ukraina.

Melalui proses drawdownPresiden Amerika Serikat punya wewenang untuk mentransfer berbagai jenis material langsung dari Amerika ke sekutu dan mitra mereka, jika ketentuan tertentu telah dipenuhi. Pemerintah AS telah mengirimkan miliaran bantuan militer kepada angkatan bersenjata Ukraina melalui proses drawdown, serta bantuan lain yang dibeli langsung atas nama Amerika.



Sementara itu beberapa bulan lalu, Jerman kabarnya akan mengirim tank Leopard 1 yang lebih tua ke Ukraina, atau menyetujui pengiriman Leopard 1 dari pihak ketiga. Namun, untuk saat ini, otoritas Jerman terus memblokir pengiriman Leopard 1, diantara kendaraan lapis baja buatan Jerman lainnya untuk dikirim ke Ukraina. Dengan begitu, harapan untuk memakai tank bermesin diesel yang lebih hemat bbm tampaknya masih tidak akan terealisasi dalam waktu dekat.

Sementara itu, pejabat senior pertahanan AS secara khusus menyoroti bagaimana pihak berwenang Amerika telah menghabiskan banyak upaya dalam mendorong negara-negara besar di Eropa yang memiliki beberapa tank buatan Rusia untuk melengkapi inventaris tank Ukraina yang ada.

Menanggapi hal tersebut, Slovenia yang merupakan anggota NATO, pada 19 September mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mentransfer 28 tank M-55S ke Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan tiga arah; yang akan memungkinkan Slovenia menerima 40 unit kendaraan militer yang belum ditentukan dari Jerman sebagai gantinya. M-55S, juga kadang-kadang disebut sebagai M-55S1, adalah versi modifikasi dari T-55 Soviet. Tank ini menerima paket peningkatan yang dikembangkan oleh perusahaan Slovenia STO RAVNE dalam kemitraan dengan kontraktor pertahanan Israel Elbit pada 1990-an.

M-55 dipersenjatai dengan meriam 105 mm standar NATO sebagai pengganti meriam D-10T 100 mm asli, dan telah memodernisasi sistem kontrol tembakan dan optik. Peningkatan lainnya adalah kemampuan untuk dilengkapi dengan armor ERA. Jika kesepakatan ini berlanjut, Ukraina juga harus mulai menerima amunisi tank 105 mm standar NATO.



Meski banyak pihak kini meragukan kemampuan tank di medan perang, akan tetapi kehadiran tank di Ukraina masih akan memberi efek signifikan bagi semangat pasukan. Aplagi jika tank yang digunakan adalah tank sekelas Abrams. Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa tank dan kendaraan lapis baja lainnya terus menjadi daftar harapan bantuan militer pemerintah Ukrain, guna mengganti kembali kendaraan lapis baja yang hilang dalam pertempuran sejauh ini, dan berpotensi meningkatkan kemampuan tempur darat Ukraina dalam prosesnya. Mengingat sekarang adalah momentum serangan balik.

Tetapi, banyak hal yang harus dilihat dan dipertimbangkan ketika tank Amerika mungkin benar-benar menuju ke Ukraina. Salah satunya adalah masalah logistik dan perawatan. Mungkin tank Barat yang lebih tua dan bermesin diesel lenbih masuk akal untuk dikirim ke Ukraina, karena perawatannya yang mudah. Di sisi lain sosok tank masih akan menjadi keuntungan besar bagi perjuangan militer Ukraina, untuk mendorong Rusia kembali ke rumahnya.






Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas