• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Bagaimana Caranya agar Perfilman Indonesia Setara dengan Hollywood?

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Bagaimana Caranya agar Perfilman Indonesia Setara dengan Hollywood?


Mungkin saat ini Anda tengah nyengir sendiri saat membaca judul di atas. Mungkin di pikiran Anda film-film Indonesia cuma film-film kelas B yang cuma layak untuk dijadikan hiburan, tidak sampai dijadikan bahan penelitian skripsi. Well, pendapat Anda tak sepenuhnya salah, tapi ada juga kok film Indonesia yang bagus sampai bisa tayang di luar negeri seperti The Raid (meski sutradaranya bukan orang indo sih).

Film Indonesia itu kurang bagus, Anda harus menerima itu sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Namun, tidak seperti persinetronan yang tampaknya sudah tak ada harapan, dunia perfilman Indonesia masih memiliki harapan untuk berkembang dan bersaing dengan film-film luar.

Lalu, apa yang sebenarnya membuat film-film Indonesia “kurang laku?”

Mari kita mulai dari faktor eksternal terlebih dahulu. Pada tahun 2022, jumlah penduduk Indonesia adalah 273,5 juta jiwa sedangkan jumlah bioskop yang ada di Indonesia tercatat sebanyak 2088 layar dan mayoritas terletak di pulau Jawa. Silahkan hitung sendiri perbandingannya.



Di Amerika, mereka memiliki 11874 bioskop untuk 330 juta penduduk. Data ini menujukkan bahwa jumlah bioskop yang ada di negeri ini sama sekali tak sebanding dengan jumlah penduduknya. Selain itu, dengan 70% bioskop terletak di pulau Jawa membuat orang-orang di luar Jawa kesulitan untuk menonton film, terutama yang tidak tinggal di kota besar. Beberapa orang sebenarnya ingin pergi ke bioskop, tetapi karena tidak adanya akses membuat mereka akhirnya beralih ke media bajakan.

Itu faktor eksternalnya, bagaimana dengan faktor internal dari film itu sendiri?

Dari apa yang saya lihat, tampaknya film-film Indonesia amat berkutat pada tiga genre yakni horor, komedi, dan romansa. Sangat jarang kita menemukan film bertema Sci-Fi atau fantasi atau petualangan. Bisa dibilang tiga genre inilah yang paling diminati oleh masyarakat yang mengakibatkan film-film baru kesannya seolah cuma itu-itu doang.

Selain itu penokohan di film-film Indonesia bisa dibilang terlalu datar. Jika di Hollywood kita bisa langsung menyebut Keanu Reeves sebagai John Wick atau Johnny Deep sebagai Jack Sparrow. Kedua orang itu melekat dengan peran yang mereka lakoni. Nah, film indo? Menurut Anda siapa orang yang karakternya di film sampai melekat pada dirinya di dunia nyata? (selain Mad Dog tentunya)



Kenyataannya memang seperti itu, karakter-karakter di film indo terlalu sederhana sehingga mudah dilupakan. Bisa dibilang para sutradara seolah bermain aman dengan karakter mereka untuk memastikan tak ada karakter protagonist yang malah dibenci para penonton. Hal ini diperburuk dengan aktor-aktor yang tak bisa menyampaikan karakter mereka dengan baik.

Selanjutnya, alur cerita.

Cerita di film-film Indonesia itu gimana ya? Hmm, B aja. Jarang ada film dengan cerita yang terlalu rumit atau plot twist yang bikin menganga. Kebanyakan film bergantung pada eksekusi film dengan menambahkan banyak komedi atau adegan syur untuk membuat penonton merasa ingin kembali lagi dan lagi. Cara ini memang bisa memancing penonton, tetapi terkadang malah merusak kualitas cerita itu sendiri.



Dan jangan lupa tentang budget. Ini adalah satu masalah dalam mindset orang Indonesia yakni modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Tampaknya banyak sekali studio yang menghemat anggaran (atau dikorupsi?) sehingga terkadang kita bisa melihat adegan-adegan yang seolah asal jadi. Bahkan teknologi CGI yang sudah amat wajar di Hollywood masih sangat langka di Indonesia.

Okay, itu dulu kekurangannya.

Lalu bagaimana cara untuk memajukan kualitas perfilman Indonesia?



Hal paling utama dan wajib dilakukan untuk seseorang yang ingin menjadi lebih baik adalah introspeksi diri. Lihat kekurangan kita, perbaiki, dan terus ulangi proses tersebut. Para pembuat film di indo juga perlu melihat kembali dan jangan sampai mengulangi kesalahan mereka dalam membuat film. Selain itu ambisi juga diperlukan. Jika para pembuat film memang tidak berniat untuk membawa kualitas film buatan mereka ke ranah yang lebih tinggi maka menyaingin Hollywood benar-benar akan menjadi mimpi belaka.

Lalu, menurutmu bagaimana? Let’s have a nice discussion for once.

sumur
provocator3301
opicke
ddddudutzzz
ddddudutzzz dan 16 lainnya memberi reputasi
17
7.4K
217
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.