ariefrohimAvatar border
TS
ariefrohim
Apakah kita hidup dalam Realitas Maya (Virtual Reality)
Riset awal:

Dari percobaan celah ganda (Double-slit experiment) didapatkan bahwa materi (matter) atau bagian terkecil dari benda bersifat bersamaan seperti gelombang (wave) dan partikel (particles) ketika tidak berada dalam pengawasan (probing). Namun setelah dilakukan pengawasan lintasan materi tadi ketika melewati kedua celah dengan meletakkan sensor (probe) langsung berubah sifatnya menjadi pertikel, dan ketika sensor dilepas ia berubah sifat menjadi gelombang kembali seolah-olah ia sadar bahwa sedang diawasi.

Dalam komputer kuantum (Quantum Computer) tidak lagi menggunakan logika bit (logic bits) 0 dan 1 yang dalam kehidupan nyata sealu kita pakai untuk membuktikan sesuatu hal/kejadian seperti ada-tiada, panas-dingin, gelap-terang, jauh-dekat, dll namun menggunakan qubits (deretan nilai yg tak hingga) untuk dijalankan dalam multi dimensi kuantum algoritma, semakin banyak data yg dimasukkan maka akan semakin akurat hasil solusi yang didapat. Mirip dengan AI namun dalam jumlah data yang luar biasa besar dan tidak mungkin dilakukan oleh komputer biasa.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence ) sebuah program algoritma yang dibuat dengan melatih program tersebut dengan memberi banyak masukan berulang-ulang  dan membuang hasil yg tidak sesuai hingga didapat kesempurnaan hasil yang diharapkan, seperti saat kita bayi diperkenalkan semua benda hingga kita dapat mengenali dan memberikan nama/sbutan dengan benar.

Kucing Schrodinger (schrodinger cat). Sebuah paradoks tentang seekor kucing, sebotol racun, dan sebuah sumber radioaktif (zat yang merusak botol racun) ditempatkan dalam kotak tertutup, disamping diletakkan juga alat monitor melepaskan racun akibat botol penampungnya rusak, yang akan membunuh kucing itu. Interpretasi Kopenhagen tentang mekanika kuantum menyiratkan bahwa setelah beberapa saat, kucing itu berada dalam keadaan hidup dan mati secara serentak jika kotak tidak dibuka. Namun, ketika seseorang melihat ke dalam kotak, orang tersebut akan mendapati kucing itu antara hidup atau mati bukan keduanya sekaligus, hidup dan mati. Hal ini menimbulkan pertanyaan kapan tepatnya superposisi kuantum berakhir dan runtuhnya realita atau runtuh menjadi satu kemungkinan atau kemungkinan lainnya.

Lanjut ceritanya:

Pasti udah pada nyobain main ke dumay kaya Metaverse to, coba bayangin kalau di metaverse gambarnya udah 3D realistis banget, lalu tubuh kita juga udah dilengkapi dengan semua sensor dan stimulasi syaraf hingga dapat merasakan semua obyek didalamnya sekaligus mendapat sensasi secara psikologi seperti stimulasi syaraf penciuman, syaraf perasa tubuh dan lainnya, kayaknya jadi sama kaya hidup di duta deh, apalagi jika banyak orang yg ikut didalamnya hingga bisa berinteraksi sosial. Yang ngga bisa cuma makan dan minum karena butuh benda nyata untuk dimasukkan ke perut agar tubuh kita tetep tumbuh dan regenerasi sel, dan tentu saja ekskresi manusia. Hal tersebut tentu saja karena metaverse masih buatan manusia. Namun apa bedanya jika realitas tempat kita hidup tersebut diciptakan oleh tuhan yang maha cerdas dan mampu atas segalanya. Dari riset diatas manusia sudah mulai paham tentang banyak hal hingga tercipta banyak game simulasi dan game FPV yang lambat laun semakin terlihat realistis.

Dari cerita diatas hal penunjangnya adalah:

Kenapa ya kalau sedang sendirian dan dalam kondisi tertentu kita bisa tiba-tiba merasa merinding tanpa sebab atau ketakutan akan hal yang sebenarnya ngga ada (tidak terdeteksi oleh panca indera). Ini bukan karena pemikiran kita lho, kalau dari pemikiran kan hasil dari interaksi sosial ataupun dari analisa kita terhadap suatu hal yang memicu rasa takut. Namun dimungkinkan hal tersebut terjadi karena pada dasarnya otak dan tubuh manusia bekerja dengan sistem listrik melalui syaraf tubuh (otot dan syaraf perasa), simpul syaraf pada jaringan sumsum tulang belakang hingga kumpulan syaraf synapses di otak kita untuk kemudian diproses. Semua aliran listrik pasti menggunakan gelombang listrik untuk mengalirkannya. Disitulah terjadinya dualisme yang dalam percobaan celah ganda diatas diterangkan. Dengan kata lain saat kita dalam kondisi kosong (tidak dalam menggunakan kesadaran kita untuk berfikir, mengamati, atau melakukan sesuatu) sesaat kita merasakan bahwa semua disekeliling bahkan diri kita sendiri berubah menjadi bersifat gelombang sampai kesadaran (consciousnessmengambil alih keadaan hingga semua kembali bersifat materiil (nyata).

Dalam dunia nyata kita mempelajari fisika dan metafisika. Fisika mewakili semua hal yang bisa dibuktikan dengan panca indera kta, sementara metafisika saat ini hanya dapat dirasakan oleh kesadaran (consciousness) individu hingga sementara ini belum bisa dibuktikan secara nyata. Dengan kata lain fisika dalah logika bit 0 dan 1 sementara metafisika adalah qbits nya kuantum diatas. Udah pada tau kan kalau otak manusia itu belum dapat diterangkan dengan ilmu kedokteran yg kita miliki saat ini, bayangkan saja ada manusia yang bisa menghapalkan sekian banyak materi di kamus, bisa mempunyai ingatan fotografi (photographic memory), bisa menganalisa dan memecahkan permasalahan yang sedemikian kompleks dan lainnya. Dengan kata lain otak manusia menggunakan sistem kuantum seperti riset diatas.

Kecerdasan dan ingatan manusia adalah bagian dari kecerdasan dan ingatan alam semesta. Proses belajarnya sama seperti AI, kita mengumpulkan semua impuls panca indera untuk dipahami, diproses, lalu hasil data dan rumusannya kita tandai dan dikembalikan ke cloud storagenya alam semesta. Saat mengingat kembali cukup dengan memanggil tanda tadi lalu semua data dan rumusan kembali muncul  dengan sendirinya di ingatan kita. Dibuktikan dengan kedadaran kita yang tanpa melakukan proses apapun tapi sudah mengetahui rumus dan hasilnya. Contoh: pada kasus Sambo netizen udah pada tau semua hasilnya akan seperti apa tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya. Wkwkwkwk... becanda lho ya. Contoh yang benar misal kita mau pergi ke sekolah, ngga usah dipikirkan pasti udah pada hapal/tahu/berjalan dengan sendiri apa aja yg mesti dilakukan, misal bawa dompet, ID, kunci kendaraan, buka tutup pintu, rute jalan ke arah mana kalau tujuannya udah diketahui tanpa kita pikirkan dan analisa dulu.

Pasti sempat diberi kado dong sama temen yang isinya kita ngga tahu. Kalau ada 10 teman yang memberikan kado berbeda dengan kemasan yang sama dan tanpa label apapun, pasti kamu dan temanmu juga ngga tau isinya apa misal semua kotak kadonya dikumpulin jadi satu secara acak. Disitulah paradoks schrodinger cat tadi berlaku, untuk mengetahui kamu mesti membukanya untuk membuktikan. Sebenarnya ini kurang tepat juga si, untuk lengkapnya dibaca sendiri yah, cari digoogle pake keyword "schrodinger cat" nanti ada banyak banget kok. 

Kesimpulan:

Nanti yah kalau udah banyak masukan dan analisa lain dari yg komenin baru kita bikin kesimpulan bersama rame-rame.... XixiXIxixixi. emoticon-NgakakMuup rada panjang postingannya, banyak hal yg kurang juga soalnya bikinnya tengah malem jadi nulis sembari ngantuk...
provocator3301
fathroni
fathroni dan provocator3301 memberi reputasi
2
507
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.