Informasi dan pengetahuan bisa didapatkan dari berbagai sumber. Selain itu ada banyak pula metode dan teknik untuk mendapatkan informasi. Bisa dari perkataan orang, dari riwayat yang tertulis dan banyak lagi.

Salah satu cara populer untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan adalah dengan membaca. Baik surat kabar ataupun buku. Tapi di tengah perkembangan zaman ini, cara mendapatkan informasi semakin beragam. Salah satunya dengan mendengar dan menonton.

Bisa dengan menonton video di platform digital atau mendengarkan podcast. Dengan begitu, kita pun bisa jadi lebih multitasking. Mendapatkan informasi sambil mengerjakan pekerjaan lain. Tapi apakah cara tersebut efektif?



Sebenarnya efektif-efektif saja, bahkan efisien. Sebagian orang malah mengaku lebih mudah mencerna apa yang adai di video atau podcast ketimbang buku. Tapi apakah itu berarti buku sudah tidak diperlukan lagi.

Tentu tidak, ada satu hal yang mungkin kurang kita perhatikan selama ini.


Sumber Gambar

Membaca adalah cara kita mendapatkan informasi melalui teks atau tulisan. Kemudian isi dari tulisan tersebut bisa kita tafsirkan sesuai sudut pandang kita sendiri. Karena pada dasarnya teks atau tulisan itu polos.

Teks dan tulisan bersifat kosong, kemudian kita sebagai pembaca lah yang mengisi kekosongan tersebut dengan perspektif kita sendiri. Kita akan menafsirkan tulisan tersebut dengan tafsiran kita sendiri. Imajinasi kita akan jauh lebih bebas ketika kita membaca sebuah tulisan.

Berbeda dengan menonton atau mendengar, kalian akan masuk ke dalam perspektif si pembicara. Gaya bahasa dan pengucapan orang yang kalian dengar itu akan mempengaruhi persepektif kalian, sehingga pada akhirnya akan menggiring kalian ke suatu opini tertentu.

Sebagai contoh:"Doni berjalan sendiri."

Kalau kalian mendengar kalimat itu dari seorang youtuber horor yang gaya bicaranya seram, maka kalian akan merasa tegang mendengarnya sehingga kalian akan mulai terdorong untuk menafsirkan bahwa akan ada sesuatu hantu muncul menakuti Doni. (Misalnya).

Beda jika kalian membaca sendiri teks tersebut. Kalian akan memaknai sendiri kalimat tersebut. Sesuai dengan perspektif kalian sendiri, perspektif kalian tidak akan disetir oleh orang ketiga.

Hubungan kalian dengan tulisan akan jauh lebih mesra. Hanya ada kalian dan tulisan, kalian bebas mau menafsirkan bagaimana. Terlepas benar atau tidaknya.

Contoh lain ada ketika kalian membaca novel dan menonton film.


Sumber Gambar

Ketika kalian membaca tentang Voldemort, kalian akan berimajinasi dan membayangkan Voldemort berdasarkan imajinasi kalian. Sedangkan kalau di film, kalian diberikan visual utuh tentang Voldemort versi si sutradara. Sehingga kalian melihat sosok Voldemort berdasarkan perspektif si sutradara. Jadi imajinasi kurang digunakan di sini karena sudah disajikan visual utuh dan lengkap.

Itulah mengapa terkadang ada tokoh dalam novel yang diangkat ke film, tapi beberapa pembaca merasa penampilan tokoh di film tidak sesuai ekspektasi mereka. Karena sebelum film itu dibuat, si pembaca sudah punya perspektifnya sendiri.


Sumber Gambar

Ya, intinya tulisan itu jauh lebih bebas, lebih luas dan lebih memancing kita untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi. Tapi bukan berarti menonton dan mendengar tidak bagus, bagus-bagus saja mengingat metode tersebut cukup efisien bagi beberapa orang.

Tapi kalau TS pribadi, harus TS akui bahwa menurut TS membaca jauh lebih baik.
Segitu saja yang bisa TS bagikan. Semoga bermanfaat, maaf kalau ada salah kata atau kalimat yang kurang dimengerti. Mohon juga koreksinya jika ada kesalahan.

Kalau kalian lebih suka membaca atau mendengar/menonton nih gan?

Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi