• Beranda
  • ...
  • Arsitektur
  • Menghubungkan Karya-Karya Exceptional Wisudawan Arsitektur ITB kepada Masyarakat Luas

innovatorskmitb
TS
innovatorskmitb
Menghubungkan Karya-Karya Exceptional Wisudawan Arsitektur ITB kepada Masyarakat Luas
Apresiasi. Terdengar sederhana, tetapi tanpa disadari sangatlah berharga bagi seseorang, tak terkecuali dalam bidang karya seperti arsitektur. Melihat hal tersebut, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB (IMA-G ITB) kembali mengadakan sebuah ajang apresiasi berbentuk pameran karya arsitektur, yakni Epilogue.



Epilogue adalah pameran berisi tugas-tugas akhir wisudawan IMA-G ITB yang diadakan setiap periode wisuda ITB (Wisuda April, Wisuda Juli, Wisuda Oktober) dan merupakan bentuk apresiasi serta perayaan dari massa IMA-G ITB kepada para wisudawan yang telah berhasil menuntaskan pendidikan arsitekturnya di ITB. Apresiasi ini tak lepas dari concern akan masalah kekaryaan karena arsitektur sendiri merupakan bidang yang turut menghasilkan sebuah karya berupa desain-desain bangunan maupun sejenisnya. 

Pada tahun ini, Epilogue mengusung tema “Connecting Exceptional Pieces” yang divisualisasikan dalam bentuk puzzle

“Tema ini diangkat sebagai personalisasi untuk kakak-kakak wisudawan. Kami berharap tema ini tidak hanya dapat menghubungkan karya-karya exceptionalmilik wisudawan ke masyarakat luas, namun juga dapat menghubungkan cerita-cerita dan perjuangan kakak-kakak wisudawan baik saat penyusunan tugas akhir maupun selama berkuliah di ITB. Kami yakin selama proses tersebut, para wisudawan selalu berusaha untuk saling melengkapi dan membantu satu sama lain untuk menghasilkan karya akhir yang luar biasa.” pungkas Fya, Ketua Pelaksana dari Epilogue, mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Bandung angkatan 2020.  

Epilogue dilatarbelakangi oleh visi meneruskan karya arsitektur dan ide dibaliknya kepada khalayak umum. Visi ini tidak terlepas oleh fakta bahwa karya arsitektur dibuat untuk menanggapi suatu isu. Maka dari itu, Epilogue hadir untuk membagikan solusi yang para arsitek-baru tawarkan melalui tugas akhir mereka. 

Di Epilogue kali ini, yang diselenggarakan selama 5 hari pada tanggal 20-24 Juli 2022 di Galeri Arsitektur Labtek IX-B ITB, terdapat 39 tugas akhir wisudawan yang dikurasi oleh panitia dan dipamerkan berdasarkan kategori.



Kategori-kategori karya:

1. Education

2. Industrial

3. Public Facility

4. Residential

5. Art and Culture

6. Commercial

7. Others

Masing-masing dari karya tersebut tidak sekedar rancangan desain sebuah bangunan, tetapi setiap desain memiliki fungsi pada detailnya yang menjawab permasalahan di masyarakat. Salah satu isu yang diangkat adalah ruang terbuka hijau yang tak terurus. Namun, sebenarnya ruang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana publik sekaligus menjaga keasrian lingkungan sekitarnya. Melihat hal tersebut, Nabila Aulia Az Zahra salah satu wisudawan Arsitektur ITB 2018, mengangkat konsep “memaksimalkan ruang terbuka yang terbengkalai” dalam tugas akhirnya dengan membuat environment community centerdi Situ Bulakan, Tangerang.



Terdapat tiga konsep dasar desain yang digunakan oleh Nabila, yakni arsitektur pragmatik, ruang kreatif dan eksploratif, dan sustainable architecture. Strategi yang dilakukan dalam perancangan bentuk bangunan adalah dengan mengikuti garis kontur natural dengan interval satu meter dan total perbedaan kontur pada lahan adalah 5 meter. Material yang digunakan adalah material yang menggambarkan kesan komunitas dan mudah dipelihara. Informasi detail tentang bangunan tersebut, mulai dari konsep dasar desain hingga gambar rancangan arsitektur, dijelaskan melalui sebuah layoutyang merupakan metode utama penyampaian karya tugas akhir wisudawan IMA-G dalam Epilogue ini. 

Konseplayout Epilogue ini simple, tetapi elegan. Dalam layout tersebut terdapat sebuah infografis besar yang mencakup ringkasan atau poin-poin inti desain dan terdapat sebuah buku penjelasan yang berisi seluruh informasi detail seperti freehand sketch bangunan. Untuk pencahayaan, digunakan lampu warna kuning yang disorot ke infografis, sehingga menimbulkan kesan santai dan tenang. Terdapat nama wisudawan di setiap bagian atas layout dan terdapat kontak wisudawan yang bersangkutan dalam setiap karya yang dipamerkan. Hal yang tak kalah menarik dari Epilogue adalah pemberian tempat untuk memberikan apresiasi langsung terhadap karya yang dipamerkan. Hal ini memberikan kesempatan apresiasi dari dua arah, dari panitia dan khalayak umum. Selain menggunakan layout sebagai metode pameran, disediakan juga video ilustrasi desain bangunan melalui televisi dan layar projektor. Tak berhenti sampai disitu, terdapat “puzzle zone” sebagai tempat bagi para pengunjung untuk menyusun puzzle dari desain bangunan para wisudawan. Bahkan, ada juga wisudawan yang menggunakan maket dalam layout-nya agar pengunjung dapat melihat ilustrasi konkret dari desain bangunannya.



Setelah selama dua tahun terpaksa diselenggarakan
onlineakibat pandemi, tahun ini Epilogue kembali diselenggarakan secara offline. Tentunya terdapat perbedaan antara dua konsep tersebut, salah satunya metode yang diterapkan. Selama online dibuat website sebagai pengganti galeri yang digunakan saat ini. Perubahan metode tersebut tentunya membawa tantangan tersendiri bagi panitia.

“Tantangannya dalam fisik dan non-fisik. Kalau secara fisik kan kami belum pernah physically draineduntuk mempersiapkan hal-hal seperti ini, kami harus pasang ini dan pasang itu. Kalau online kan kami tidak pernah seperti itu. Kalau sekarang kami harus mempersiapkan lampu atau hal teknis yang temen-temen belum paham, jadi harus dibantuin. Lalu tentang masalah layouting, karena mungkin layouting online dan offline beda. Di kampus juga masih ketat masalah perizinan masuk kampus, jadi bagaimana nih caranya agar Epilogue dapat tetap berjalan, tapi bisa bagus persiapannya” Ujar Ketua Himpunan IMA-G ITB, Raqida Kilamahia Arsitektur ITB 2019.

Tantangan-tantangan tersebut tentunya cukup merepotkan dan melelahkan panitia. Namun, dengan semangat apresiasi dan excitementyang tinggi dari panitia terhadap TA para wisudawan, Epilogue dapat berjalan dengan sukses dibuktikan oleh pendapat pengunjung terhadap acara ini.

Fikri, mahasiswa magister Arsitektur Institut Teknologi Bandung, sebagai salah satu pengunjung Epilogue berpendapat bahwa pameran merupakan wadah yang baik sebagai media pertukaran pedagogi antar kampus. Selain berupa bangunan, buah pikir seorang arsitek dapat tertuang dalam bentuk gambar atau konsep, seperti tugas akhir. Oleh karena itu, menurut Fikri, penyelenggaraan pameran karya seperti Epilogue ini sangat penting karena dapat menginisiasi pengembangan pendidikan arsitektur di Indonesia, melalui pertukaran-pertukaran informasi seputar karya.


Terselenggaranya Epilogue ini tak lepas dari harapan agar dapat menjadi bukti bagi para wisudawan atas perjalanan empat tahun mereka menempuh pendidikan di ITB. Kemudian, semoga karya-karya di pameran ini dapat  memantik ide-ide dan menjadi inspirasi bagi para pengunjung akan desain yang ciamik, tetapi juga relevan dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut karena karya arsitektur tidak hanya dilihat dari desain yang bagus, tetapi juga harus menawarkan solusi terhadap isu yang ada di masyarakat.
Diubah oleh innovatorskmitb 04-08-2022 13:13
0
403
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Arsitektur
Arsitektur
icon
3.3KThread1.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.