Beberapa hari ini media sosial tengah hangat membahas sebuah kehebohan tewasnya beberapa ekor kucing di lingkungan Sesko TNI Bandung yang diduga tewas karena ditembak dengan menggunakan senapan angin.

Belakangan ini kabar tewasnya beberapa ekor kucing di Sesko TNI Bandung telah terungkap siapa pelakunya dan apa motif dari tindakan yang oleh warganet dianggap sebagai tindakan keji dan tidak manusiawi.

Dilansir dari CNN Indonesia, dikabarkan bahwa yang menembak kurang lebih 6 ekor kucing hingga tewas di lokasi Sesko TNI Bandung dengan menggunakan senapan angin adalah Brigadir Jenderal NA. Fakta tersebut telah diklarifikasi oleh Pusat Penerangan (Puspen) TNI.

Adapun alasan atau motif dari ditembaknya kucing-kucing tersebut yaitu untuk pembersihan dan kenyamanan lingkungan tinggal Perwira Siswa Sesko TNI, karena menurut penuturan dari Brigadir Jenderal NA penembakan kepada kucing itu ia sebutkan bukan karena alasan benci dengan kucing melainkan karena kucing-kucing di area lokasi Sesko TNI Bandung tersebut sering mencuri makanan.

Meskipun alasan dari Brigadir Jenderal NA adalah untuk pembersihan demi kenyamanan, pihak dari Tim Hukum TNI akan tetap menindak lanjuti kasus tersebut dan memberikan hukuman yang setimpal untuk Brigadir Jenderal NA. Sejauh ini Pasal 91B UU nomor 41 tahun 2014 (tentang Perubahan Atas Undang Undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan), Pasal 66 UU nomor 18 tahun 2009 (tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan) dan Pasal 66A disangkakan kepada Brigadir Jenderal NA dan akan diusut tuntas.

Aksi pembersihan kucing dengan menembak tewas menggunakan senapan angin oleh Brigadir Jenderal NA mendapatkan kecaman dari para pecinta hewan khususnya kucing.

Warganet pun ikut menyoroti kejadian tersebut yang dianggap sangat tidak manusiawi dan dinilai sangat berlebihan dan bukan cara pembersihan yang dibenarkan.

Alasan atau motif pembunuhan yabg disebutkan bahwa kucing yang ditembak adalah kucing-kucing nakal yang suka mencuri makanan, dikatakan sangat kurang tepat jika dijadikan sebagai alasan untuk kemudian membunuh hewan. Seekor kucing diketahui memang hewan yang kehidupannya bergantung dengan manusia karena mereka hanya bisa makan dengan berburu hewan lain seperti tikus, atau berharap diberikan makan oleh manusia yang ada di sekitarnya.

Kemungkinan besar kucing yang dianggap nakal karena mencuri makanan adalah karena kucing-kucing tersebut kurang mendapatkan makanan atau tidak bisa mencari makanan sendiri. Tentu manusia yang berakal dan memiliki hati nurani serta perikemanusiaan sangat tidak pantas jika membunuh mereka dengan alasan tersebut.

Dapat dikatakan pertumbuhan populasi kucing di negara kita Indonesia cukup tinggi GanSis. Itulah sebabnya banyak kucing kampung atau kucing liar yang hidup di pasar-pasar atau jalanan karena di tempat-tempat tersebut kemungkinan mereka mendapatkan makanan itu cukup besar.

Gerakan sosial peduli kucing kampung dan kucing liar yang terlantar di jalanan sudah cukup banyak menunjukkan eksistensi dan peran, hanya saja memang masih saja ada orang-orang yang merasa terganggu atau risih dengan keberadaan kucing liar yang kemudian diracun atau dibunuh dengan cara yang keji.

Mungkin kedepannya Pemerintah bersama dengan para pecinta hewan dapat mencari solusi dari pertumbuhan kucing liar yang cukup tinggi, agar kucing-kucing tersebut bisa hidup layak sebagaimana memang mereka memiliki hak hidup dan berkembangbiak.

Selain itu tentu tentangan besar bagi orang-orang yang membunuh kucing, karena aksi tersebut tidak dapat dibenarkan dan tidak berperikemanusiaan.

Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan ada pelajaran baik yang bisa diambil bersama.