Sumber gambar: Pikiran Rakyat

Fenomena Citayam Fashion Week menjadi sorotan hangat dalam beberapa Minggu terakhir. Yaitu sebuah fenomena anak-anak ABG yang berkumpul di kawasan Jalan Sudirman, Dukuh Atas. Dekat dengan Stasiun Sudirman dan Terowongan Kendal.

Banyak dari mereka yang datang dengan pakaian yang fashionable dan kreatif. Hal ini mengundang banyak konten kreator untuk datang dan membuat konten di sana, sehingga munculah nama-nama yang viral di sosial media.



Kebayangkan anak-anak ABG ini berasal dari pinggiran Jakarta. Salah satunya Citayam, Depok. Yang jadi pertanyaan, apakah tidak ada tempat nongkrong untuk berkumpul di Depok? Sehingga anak-anak ini memilih untuk jauh-jauh datang naik kereta sampai Sudirman?

Jawabannya, ADA.

Depok memiliki ruang terbuka yang bisa dijadikan tempat nongkrong yang asik dan gratis. Namanya adalah Alun-Alun Kota Depok di Jalan Boulevard GDC. Alun-alun ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan baru diresmikan pada awal tahun 2020 lalu.

Alasan dibuatnya alun-alun ini karena Depok belum memiliki ruang terbuka yang menjadi pusat berbagai kegiatan warganya. Fasilitas di sini pun tidak main-main. Terdiri dari:

- Lapangan Basket
- Lapangan Futsal
- Arena BMX
- Arena Skateboard
- Outdoor Gym

Atau bagi kalian yang ingin bersantai, di sini juga ada:

- Pendopo
- Menara Pandang
- Taman Anak-anak
- Taman Lansia
- Kolam Retensi dan Dermaga
- Taman Sculpture
- Galeri
- Dinding Mural
- Greenhouse
- Amphitheater

Dengan fasilitas selengkap itu, Alun-alun ini diharapkan menjadi daya tarik Kota Depok. Tempat ini juga bisa jadi ruang untuk mengembangkan minat anak muda sekaligus tempat berekspresi.

Namun, apakah Alun-Alun Depok sudah mencapai harapan tersebut? Mengapa masih banyak anak-anak Depok yang malah memilih ke Sudirman?

Menurut saya pribadi, ada alasan mengapa anak-anak ini lebih memilih ke Sudirman ketimbang ke Alun-Alun Depok.

Akses menuju kawasan Sudirman lebih mudah karena berdekatan dengan stasiun KRL dan MRT. Kita tahu bahwa moda transportasi umum tersebut khususnya KRL memiliki jangkauan sampai ke pinggiran Jakarta, seperti Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi.



Hal ini mempermudah semua orang untuk datang. Terlebih dari beberapa konten yang saya lihat mengenai CFW, banyak mereka menjawab mereka datang untuk mencari teman baru, relasi sampai ada juga yang cari pacar. Maka kawasan Sudirman ini lebih strategis karena bisa mempertemukan orang-orang dari berbagai daerah.

Posisinya berada di dekat stasiun yang berada di tengah kota. KRL tersebutlah yang mengangkut para anak-anak ABG dari berbagai tempat untuk berkumpul di pusat kota dan saling bercengkrama, sehingga tercipta sebuah lingkup pergaulan baru.

Ditambah tarif KRL cukup murah, dengan 10 ribu rupiah saja sudah cukup untuk pulang-pergi.

Sedangkan Alun-alun Depok menurut saya masih kurang mudah untuk diakses. Lokasinya agak jauh dari pusat kota Depok dan stasiun. Transportasi umum yang lewat Alun-alun pun masih sedikit atau bahkan tidak ada. (Cmiiw).



Saya beberapa kali lewat sana dan sepertinya lahan parkirnya juga tidak terlalu luas ya? (Cmiiw). Jadi sebenarnya Depok sudah punya ruang terbuka yang asik untuk nongkrong. Bahkan kalau dibanding dengan Sudirman, Alun-alun Depok jauh lebih asik karena ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan di sana, didukung dengan fasilitas yang lengkap dan variatif.




Desain tempatnya juga estetik. Dengan jembatan cantik, taman-taman serta air mancur. Cocok untuk tempat foto.

Tapi sekali lagi, mungkin perlu diperbanyak untuk transportasi umum yang lewat Alun-alun. Seperti dari Cibinong, Bojonggede. Sehingga bagi mereka yang tak punya kendaraan bisa ikut datang ke sana. Sehingga fasilitas ini tidak hanya bisa dinikmati orang-orang sekitar saja.

Dan mungkin jam bukanya bisa diperpanjang lagi, karena info terakhir yang saya dapat alun-alun buka sampai jam 5 sore saja.

Ya itulah opini pribadi saya mengenai CFW dan alun-alun Depok. Sebagai warga Depok, saya berharap semoga alun-alun ini bisa dimaksimalkan lagi. Sehingga semakin banyak orang berkunjung dan tidak sia-sia.

Sekian dari saya, mohon maaf bila ada salah kata. Mohon koreksinya.