cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Apa Salahnya Menjadi Wanita Karir?


Cangkeman.net - Hidup itu pilihan tapi ini adalah pilihan yang amat menguras emosi dan perasaan bagi seorang wanita khususnya seorang ibu. Hidup memang bisa memilih tapi apalah daya jika kita sudah terjebak dalam lingkaran kehidupan rumah tangga. Setelah kita memutuskan untuk menjadi istri dan kemudian menjadi seorang ibu akan banyak sekali permasalahan yang sebenarnya juga tidak perlu dipermasalahkan. Stop cari masalah ya para kaum wanita hebat! Karena tidak akan menjadi masalah jika itu sudah menjadi keputusan kalian untuk berumah tangga. Katanya hidup itu pilihan, ya kalo pilihan kamu itu ya jalani aja dengan santai.

Seorang Ibu yang melakukan aktivitas di luar rumah alias bekerja memang ditantang untuk ekstra hebat mengatur waktu. Entah itu waktu untuk bekerja maupun waktu untuk mengatur rumah tangganya. Permasalahannya di sini, masa kecil seorang anak tidak akan pernah terulang. Cepat atau lambat ia akan menjadi dewasa dan seiring berjalannya waktu ia akan menemukan dunianya sendiri. Yang tadinya si anak suka merengek minta dikelonin, minta dibikinin susu, minta disuapin, minta ditemani main dan masih banyak lagi. Tak jarang seorang ibu harus menggunakan emosinya yang tak karuan ketika ia harus mengorbankan waktunya untuk hal itu. Ingat kan lagu om iwan fals. “Sini Nak, datang pada Bapak ... jangan kau ganggu ibumu ....” Lagu ini seolah memberikan nasihat bagi seorang pria agar memberi pengertian pada sang anak betapa capeknya menjadi seorang ibu terlebih lagi ibu bekerja. Peran suami di sini sangat mendukung semangat sang istri untuk menunjukkan kualitas terbaiknya di mata keluarga terutama pada sang anak.

Tak heran jika banyak yang memberikan penilaian pada seorang wanita dengan image wanita itu lebih hebat dibanding dengan pria. Jika sudah berkutat dengan yang namanya perasaan, pria otomatis akan kalah. Seorang pria sudah ditakdirkan untuk mencari nafkah maka sudah menjadi sebuah hal yang alami dirasakan oleh seorang pria. Namun kodrat wanita yang mana mempunyai tanggung jawab mengabdi pada suami dan membesarkan anak pada kenyataannya wanita yang memilih bekerja alias wanita karir perlu sebuah motivasi diri untuk merubah mindset tanpa mengorbankan perasaan tulus dan naluri seorang ibu.

Dengan bergesernya budaya wanita yang semula hanya duduk melamun di dapur dan mengurus cucian yang banyak apalagi anak kecil yang sering sekali minta ganti baju ini itu tentu merupakan hal yang menjenuhkan karena cucian menumpuk. Dengan hadirnya mesin cuci pun tak jarang masih saja menganggap sekalinya cucian ya tetap saja cucian. Perbedaannya hanya di prosesnya di mana mesin cuci mengambil peranan lebih daripada tangan kita. Kita bisa mencuci sambil ngopi, sambil momong anak kalo anak sedang rewel, dan banyak sekali keunikan yang lain. Ini juga merupakan alasan bagi kaum wanita bekerja di mana wanita bekerja bisa menghandle urusan cucian dengan kerjaannya. Malam mencuci lalu paginya siap untuk dijemur. Gak merepotkan bukan?

Memasak juga demikian, dengan boomingnya aplikasi pesan makanan online juga membuat kaum wanita kini dengan instant memesan makanan tanpa perlu repot memasak ini itu. Apalagi makanan dengan berbagai menu yang beragam yang diingini oleh keluarga. Misal, ayah menginginkan makanan pedas. Si anak minta ayam goreng, anak yang satu ingin mie goreng tidak pedas. Bagi seorang ibu rumah tangga itu mudah saja tapi bagi ibu bekerja, aplikasi makanan online tentu sudah merupakan tempat pertolongan pertama saat kelaparan. Permasalahannya adalah bagaimana cara membuat mindset itu agar menjadikan kita pribadi yang senantiasa tidak menjadikan rasa bersalah (karena dianggap lalai terhadap keluarga) itu sesuatu yang menghalangi kita untuk maju. Toh, apa arti perjuangan R.A. Kartini selama ini kalo tidak didasari dengan tekat dan semangat untuk menjadi wanita mandiri. Wanita itu hebat, hebat nggak ... hebat nggak? Hebat donk masa enggak?

Kesimpulannya, wanita bekerja itu dia tahan banting bisa ngerjain 3 tugas sekaligus bekerja di luar, bekerja di rumah mengurus rumah tangga, dan bekerja mengurus si kecil. Bukan hal yang mudah seorang anak itu adalah makhluk hidup yang ia tidak bisa menuruti kita begitu saja. Dia punya keinginan layaknya anak kecil yang minta dituruti segala keinginan manjanya dan gak cuma itu mengurus anak kecil terlebih anak sendiri mempunyai tantangan tersendiri di samping ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Berbeda dengan buku, atau benda mati yang mereka tidak akan merengek dan hanya kita yang bisa mengaturnya.


Tulisan ini ditulis oleh Rarazdhika di Cangkeman pada tanggal 17 Juni 2022.
provocator3301
yeduoka
jiresh
jiresh dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.