JUJURLAH! MESKIPUN KAMU AKAN JADI ORANG YANG MENYEBALKAN

Kejadian ini terjadi beberapa tahun yang lalu dan saya masih sangat ingat detail kejadiannya

Saat itu, di pesawat yang membawa saya balik ke Kendari setelah 3 hari mengikuti pelatihan di Jakarta, ada satu peristiwa menarik buat saya. Kebetulan saya dan tim duduk di kursi no 17. Dua baris setelah baris dekat pintu darurat. Saat asyik membaca buku yang saya bawa, salah satu pramugari meminta salah satu penumpang untuk bertukar kursi dengan anak kecil yang duduk di baris dekat pintu darurat. Memang, secara aturan harusnya hanya orang dewasa secara fisik, bukan secara pemikiran, yang diperbolehkan duduk di baris pintu darurat.

Pramugarinya menanyakan kesediaan penumpang dewasa tersebut dengan ramah.

"Mohon maaf Mas, apakah Mas bersedia bertukar kursi dengan adik yang duduk dekat pintu darurat?"

Normalnya seseorang akan bersedia untuk bertukar kursi. Selain untuk alasan keamanan si anak, juga untuk kepantasan. Akan tetapi, di luar dugaan, penumpang ini menolak dengan halus pula.

"Maaf mbak. Saya tidak bersedia".

What?!?! Gak bersedia?!? Gak kasian sama anak kecil ini?!?

Sang pramugari menyambut jawaban tersebut dengan senyum dan mengucapkan terima kasih dan mencari penumpang yang lain. Alhamdulillah, penumpang di sebelah penumpang yang menolak, bersedia bertukar kursi dengan anak kecil tersebut.

Mungkin di benak kita, penumpang yang menolak tadi terlihat tidak humanis. Namun, bagi saya dia keren. Dia tak perlu sungkan untuk menolak sebuah tawaran. Toh pramugari tadi bukan memerintahkan. Hanya menanyakan bersedia atau kagak. Wajar donk kalau dia jawab "tidak bersedia". Nih penumpang pun gak perlu kasih alasan kenapa dia tidak bersedia. Toh pramugari gak nanyain alasan kenapa dia gak bersedia. Penumpang ini paham haknya. Toh tak ada hak orang lain yang dia langgar. Dia jujur atas ketidaksediaannya. Tak perlu menyakiti diri sendiri untuk tetap bisa mendapatkan haknya dan mendapatkan kenyamanannya.

Sepertinya, situasi ini bisa beda dengan beberapa orang. Tak kuasa menolak dengan alasan sungkan atau kasihan. Menerima cinta orang lain atas nama kasihan. Lupa kalau kita punya hak untuk menolak. Tak kuasa lepas dari belenggu orang lain. Lupa kalau kita punya alasan untuk bahagia.

Last but not least. Kejujuran, kadang membuat kita terlihat menyebalkan. Terlihat kasar bahkan kurang ajar. Namun, selama kita sampaikan kejujuran itu dengan santun, peduli amat dengan pendapat orang lain.

Nah bagaimana dengan Agan dan Sista semua? Bersediakan untuk jadi orang jujur. Setidaknya bagi diri sendiri dan orang terdekat dulu. Saya rasa GanSis termasuk orang-orang yang bersikap jujur.

See You On The Next Thread yaa!
***