anjaultrasAvatar border
TS
anjaultras
Kisah Seorang Serdadu: Tugas Negara, Komitmen & Cinta



"Tidak sudi kamu terus bersama dengan anak penjual kerupuk itu! Kamu sudah lama aku jodohkan dengan anak rekan kerja Ayah yang sekarang ini sedang sekolah kedinasan tentara calon perwira!”

Ungkapan bernada marah keluar dari mulut Pak Warsito saat Bambang baru saja tiba mengantarkan Rahayu pulang ke rumahnya sehabis pergi dari pasar malam. Sejak itulah Bambang tidak pernah datang lagi ke rumah Pak Warsito untuk menemui kekasihnya Rahayu.

Tapi bukan Bambang namanya, sosok yang tak gentar dan optimis walau sejatinya dia memiliki banyak kekurangan. Selalu berjuang sampai titik maksimal kekuatannya diberbagai liuk kehidupan termasuk juga tentang masalah percintaannya.



Quote:

*****

Semenjak kepergian ibunya saat bambang berusia 13 tahun, membuatnya rindu dengan kasih sayang seorang wanita. Banyak memang keluh kesahnya yang biasanya dia ceritakan ke ibunya, sekarang hanya bisa dipendam oleh Bambang. Ibunya yang menjadi penyemangat hidupnya itu sudah meninggal dunia karena sakit.

Tidak sengaja memang pertemuan pertama kali Bambang dengan Rahayu terjadi disaat Bambang sedang menghadapi pertandingan sepak bola mewakili sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung lawan yang dihadapinya adalah SMA unggulan dengan tradisi juaranya. Rasa pesimis hadir di kubu tim Bambang.

“Hey, kamu nomor 7 semangat ya! Pasti menang!” Teriak Rahayu sambil mengepalkan tangannya kepada sosok laki-laki yang belum ia kenalnya.

Bambang yang memakai kostum bernomor 7 langsung menoleh ke arah perempuan di tribun penonton tersebut dengan menjawab “Siap!, terima kasih ya.”


Itulah pertemuan sekaligus percakapan Bambang dengan Rahayu untuk pertama kalinya. Sementara itu hasil pertandingan yang banyak diramalkan tim dari Bambang akan kalah justru berbalik hasilnya, tim sekolah Bambang akhirnya menang.

Euforia kemenangan terus berlanjut, begitu juga dengan Bambang yang menjadi man of the matchpada laga itu. Sebagai captain team, Bambang berhasil memimpin dan menyemangati rekannya. Sampai akhirnya Bambang sadar bahwa semangat pada dirinya timbul dari sosok wanita yang berada di tribun penonton.

“Siapakah perempuan itu?” batin Bambang sambil rebahan di kamar tidurnya.

“Suaranya, senyumnya seperti mirip dengan Ibu. Aku ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih, coba besok aku tanya Sulis karena dia ada di samping perempuan itu.” Gumam Bambang seolah tak sabar ingin bertanya ke Sulis besok di sekolah.


Sontak Bambang kaget dengan jawaban dari Sulis. Sosok perempuan yang misterius baginya ternyata anak tunggal dari kepala desanya.

“Rahayu namanya, kelas 1A.” Tambah Sulis berusaha menginfokan kepada Bambang.

Sulis yang merupakan anak Pak Camat memang paham dengan keluarga dari anak buah Ayahnya. Dari info Sulis akhirnya Bambang tahu, Rahayu sosok perempuan ceria namun terkekang oleh ayahnya sendiri.

Jam istirahat dan makan siang digunakan Bambang untuk bertemu dengan Rahayu. Diajaklah Rahayu makan siang bersama di kantin sekolah. Tidak lupa Bambang mengucapkan terima kasih atas support yang diberikan Rahayu pada pertandingan sepak bola saat itu. Bambang yang tidak canggung membuat pertemuan kedua tersebut tampak akrab bak pertemuan beratus kalinya. Suasana ceria membunuh waktu begitu cepat jam istirahat. Dan sekali lagi Bambang terkesima dengan suara dan senyuman Rahayu yang mirip dengan ibunya.

“Belajar yang rajin ya! Awas jangan tidur di kelas, hehehe.” Kata terakhir Rahayu kepada Bambang seiring jalan berpisah masuk ke kelasnya masing-masing.

Merasa ketagihan atas semangat yang diberikan Rahayu, Bambang seperti menemukan kehidupan lamanya yang pernah ada bersama ibunya. Lantas Bambang acap kali mengajak Rahayu makan bersama di kantin sekolah. Sama halnya Rahayu, dia merasa nyaman bersama Bambang. Lama kelamaan obrolan keduanya sampai ke masalah-masalah pribadi keluarganya. Mereka pun saling memberikan solusi dan semangat. Tak heran bila Bambang seperti dejavu saat bertemu dengan Rahayu. Sampai akhirnya Bambang ingin merasakan kasih sayang lebih daripada hanya hubungan teman curhat.


Ilustrasi Bambang bersama Rahayu

Sosok Rahayu inilah yang membuat Bambang menjadi lebih semangat lagi. Benih-benih cinta seketika muncul dari laki-laki muda ini.

Walau berkali-kali Bambang menyatakan cinta kepada Rahayu, namun tetap sama jawabannya hanya sebatas teman saja.

“Aku ingin selalu bersamanya, aku tidak mau kehilangannya, semoga dia jodohku.” Terucap doa Bambang setelah menjalankan ibadahnya.

*****

3 tahun sudah mereka akhirnya lulus sekolah SMA. Rahayu melanjutkan ke pendidikan keperawatan, sedangkan Bambang memilih membantu mengembangkan usaha kerupuk milik Ayahnya. Hubungan pertemanan muda-mudi ini terus berlanjut seperti sebelumnya. Walau dibenak Bambang tetap berusaha meyakinkan cintanya kepada Rahayu.

Suatu ketika cinta Bambang hampir kandas, bahkan musnah hanya sebatas pertemanan tatkala kejadian setelah dari pasar malam itu. Terpaksa Bambang tertunduk lesu ketika Ayah Rahayu yang memisahkan mereka.

Diam tak berdaya hanya bisa dilakukan Bambang setelah Pak Warsito menyebut perjodohan Rahayu dengan laki-laki lain.

“Oh jadi ini kenapa Rahayu tidak mau menerima cintaku, dia sudah dijodohkan!” batin Bambang.

“Saya pamit dulu Pak Warsito…Semoga kamu bahagia dengan perjodohan itu Rahayu, selamat tinggal.” Kata terakhir Bambang seiring meninggalkan rumah Pak Warsito.


Bergegas ingin pergi, sesaat Bambang ingin menoleh motor bebek berwana merah bergigi 3 itu. Tiba-tiba Rahayu menghampiri dan memeluk Bambang. Sebuah pelukan erat yang tidak pernah Bambang rasakan selama hampir 4 tahun bersama Rahayu. Pelukan pertama dari Rahayu yang terjadi di depan Ayahnya. Yah itulah pelukan perpisahan, permintaan maaf, kesedihan, dan perasaan terdalam dari hati Rahayu.
Terasa air mata Rahayu membasahi dada pada kaos tipis milik Bambang.

“Maafkan aku atas perpisahan ini, aku sebenarnya sudah lama mencintaimu.”

“Tapi…Tapi aku sudah dijodohkan saat kelas 1 SMA. Kamu tahu dengan siapa aku dijodohkan... Dengan Sulis!”

*****

Quote:

*****

Setahun berlalu Bambang tampil dengan seragam lorengnya, baru saja Bambang dilantik menjadi tentara berpangkat Sersan Dua.

“Kucoba mengubah nasibku, apakah dengan ini aku bisa meyakinkan Pak Warsito?” Batin Bambang.

Tapi Bambang serasa tahu diri bahwa saingannya kelak memiliki pangkat yang lebih tinggi.

Akhir tahun 1993, Bambang ditugaskan di provinsi ke-27, daerah konflik yang sudah berkecamuk dengan istilah Operasi Seroja. Tugas negara yang membuatnya semakin jauh akan cintanya terhadap Rahayu.

Yah, memang setelah bertahun-tahun tinggal di Baucau, Bambang sudah mulai sedikit bisa melupakan Rahayu. Konsentrasinya sudah berubah menyangkut keselamatan dirinya juga menjaga kedaulatan negara. Hanya saja semangat itu kembali terjaga oleh seorang perempuan sebayanya bernama Emiliana Lopez.

Emi panggilan akrabnya adalah anak seorang blesteran Timor Timur dengan Jawa. Lahir di kota Baucau dan tumbuh menjadi seorang gadis berperawakan tinggi dan wajah manisnya. Kisah asmara Bambang dengan Emi juga sudah sampai di acara pertunangan sederhana yang juga direstui oleh kedua orang tua masing-masing.

*****

Sementara awal tahun 1999 Timor Timur semakin memanas. Rentetan suara peluru mengintimidasi langit malam kota Baucau setiap harinya. Bambang yang sedang siaga di salah satu pos mendengar pertanyaan dari arah belakangnya.

“Hai Mbang, gimana kabarmu sekarang?”

Suara yang familiar di telinga Bambang, dengan cepat Bambang langsung menoleh ke belakang dan melihat seseorang berpangkat Letnan Satu dengan wajah samarnya penuh coretan kamuflase.

“Siap Ndan, kabar baik, posisi pos aman terkendali.”

“Baik sekarang kamu istirahatlah, besok pagi subuh kita bergerak ke desa Tequinaumata.” Perintah seorang perwira tersebut.

“Siap Ndan, ijin akan istirahat.” Sahut Bambang.

“Kopka Udin, segera gantikan posisi Sertu Bambang untuk jaga pos malam ini!” Perintah perwira itu kepada Udin yang ada dibelakangnya.


Keesokan harinya sebanyak 40 tentara infantri mulai menelusuri jalanan menuju desa Tequinaumata. Bambang dengan senjata SS1 nya tetap siaga berjalan menjaga kondisi sekitar jalanan.



Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara keras.

DUUUUAAAARRRRRR!!!!

Sontak semua tentara berposisi tiarap setelah mendengar suara itu. Tampak ada yang terluka akibat ledakan yang masih mengeluarkan kepulan asap tersebut. Bambang dengan 2 tentara medis lainnya sigap langsung menghampiri korban untuk menolongnya.

Sebuah ranjau meledak menghancurkan sebagian tubuh seorang tentara perwira. Bambang kaget setelah melihat sebuah nama di dada kanan korban bertuliskan SULIS.

Yah Lettu Sulis yang sudah tak berdaya segera menunjuk ke arah saku kirinya.
“Tolong Mbang, temanku… berikan 2 pucuk surat itu ke Ayahku dan Rahayu. Mungkin aku tidak akan selamat lagi.” Perintah Sulis terengah-engah nafasnya kepada Bambang.

Segera Bambang meraih 2 pucuk surat.

“Ini komandan peleton baru kita, baru saja kemarin malam tiba dari Jawa.” Kata salah satu tentara medis sambil mengangkat tandu berisikan korban.

Misi menduduki desa Tequinaumata berhasil dilakukan tentara nasional. Sebuah peluru milik Fretilin bersarang di lengan kiri Bambang. Sementara Sulis gugur dalam sebuah ledakan ranjau.

Tanggal 30 Agustus 1999 menjadi akhir perjalanan tugas negara oleh Bambang dan seluruh rekannya. Bambang harus pergi dari Timor Timur begitu juga dengan kisah asmara bersama Emi.

Emi harus memilih antara ikut Bambang atau ikut Ayahnya, sejatinya Ayah dari Emi merupakan pendukung referendum kemerdekaan. Konsekuensi yang sulit sebenarnya harus diterima antara Bambang dan Emi.

*****

“Ah sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah Pak Warsito, tapi demi surat ini aku harus datang menemui Rahayu.” Batin Bambang sambil mengendarai motornya di jalanan kota Semarang.

Sesampainya di depan rumah Pak Warsito, dilihatnya Bambang sosok tua duduk di kursi roda bersama seorang perempuan muda berhijab. Kaki kiri pak tua itu tidak ada karena bekas amputasi, sementara perempuan itu membawa sebuah piring berisi makanan mencoba berusaha menyuapi sosok tua.

Yah itulah Pak Warsito yang sedang mengidap penyakit komplikasi jantung dan diabetes. Jabatan Kepala Desa terpaksa harus dipensiunkan dini akibat dari penyakit yang dideritanya. Sungguh miris melihat perubahan drastis Pak Warsito. Bambang yang mengenalnya sosok galak temperamental terlihat seperti pria tua tak berdaya. Begitu juga dengan Rahayu perubahan busananya hampir membuat Bambang pangling, kecuali senyuman khas Rahayu yang tidak pernah dilupakan Bambang.

“Permisi Pak Warsito, Saya Bambang, ingin membawakan surat dari Sulis untuk Rahayu”. Ijin Bambang kepada Pak Warsito.

“Duduklah ke sini nak, aku tahu Sulis sudah tiada, maaf ya nak atas kejadian dahulu” Pinta Pak Warsito dengan nafas terengah-engahnya.


Saat Bambang mendekat ingin rasanya Rahayu memeluknya, cinta sejatinya telah datang setelah bertahun-tahun menjalankan tugas negara. Air matanya tak kuasa menetes mengalir di pipinya. Begitu juga dengan perasaan Bambang setelah bertemu lagi dengan cinta pertamanya. Gelora asmaranya kembali bangkit mengenang masa-masa indah bersama Rahayu dahulu.


Quote:




emoticon-Kimpoi


Ilustrasi Bambang, Rahayu, dan anaknya

3 bulan setelah surat itu dibacakan, akhirnya Bambang menikah dengan Rahayu. Hidup bahagia di rumah dinas dekat dengan Kodam IV Diponegoro. Sampai akhirnya dikaruniai seorang bayi perempuan mungil yang diberi nama Emila Sulistyowati Prawirapraja.

*****

SEKIAN



Sebuah Kisah Nyata yang Difiksikan
Penulis: anjaultras
Sumber:
Foto 1- Foto 2 - Foto 3 - Foto 4 - Video
Diubah oleh anjaultras 10-07-2022 14:32
ariesfastes
indrokuy
itkgid
itkgid dan 48 lainnya memberi reputasi
49
9.3K
140
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.