Mengutip artikel Breaking Defensemanufaktur senjata terkemuka Amerika yakni Lockheed Martin, pada 11 Juli 2022 lalu telah mengkonfirmasi pengiriman senjata laser untuk diuji oleh Angkatan Udara AS (USAF). Lockheed mengagatakan jika senjata itu sudah dikirim ke USAF sejak Februari lalu, lebih tepatnya senjata laser itu kini berada di tangan Air Force Research Labaratory (AFRL); selnjutnya mereka akan mengembangkan dan mengintegrasikan teknologi baru untuk kebutuhan angkatan udara dan ruang angkasa.

Senjata laser energi tinggi buatan Lockheed Martin tersebut diberi nama LANCE yang merupakan singkatan dari “Laser Advancement for Next-generation Compact Environments.” LANCE sendiri dikembangkan sejak November 2017 yang merupakan bagian dari program Self-protect High Energy Laser Demonstrator, atau SHIELD. SHIELD adalah upaya kolaboratif yang menyatukan Lockheed Martin, Boeing, dan Northrop Grumman. Sementara Lockheed Martin menyediakan senjata laser dalam bentuk LANCE, Boeing memproduksi pod yang membawanya, dan Northrop Grumman bertanggung jawab atas sistem kontrol sinar yang menempatkan laser ke targetnya — dan kemudian menyimpannya di sana.

Senjata laser energi tinggi ini nantinya akan ditempatkan dalam sebuah pod dan bisa dibawa oleh pesawat tempur seperti F-16. Saat ini belum diketahui jenis daya apa yang dihasilkan LANCE, kemungkinan masih akan di bawah 100 kilowatt. Selain kecil dan ringan, LANCE kelak diharapkan bisa mengurangi kebutuhan daya dibandingkan dengan senjata laser sebelumnya. Pertimbangan utama untuk memasang laser di pesawat tempur adalah dapat dipasang dalam sebuah pod.



Jika kelak pihak AFRL berhasil dalam pengembangannya, di masa depan LANCE dapat digunakan sebagai senjata laser untuk keperluan ofensif; yang dapat digunakan menyerang pesawat musuh dan drone dari jarak yang lebih jauh. Namun, untuk bisa melakukan misi tersebut masih membutuhkan waktu yang lama.

Sejauh ini USAF masih belum menentukan kapan jadwal uji coba pod laser tersebut, selain itu plarform pesawat yanga akan digunakan untuk uji coba senjata laser juga masih belum ditentukan. Meski dalam sebuah concept art yang dirilis Lockheed tampak pod senjata laser dibawa oleh F-16, namun masih belum pasti apakah USAF akan memakai pesawat ini untuk uji coba.

Kilas balik pada akhir tahun 2017, AFRL mengatakan pihaknya berencana untuk menguji laser pada jet tempur taktis pada tahun 2021. Kemudian, pada tahun 2020, Lockheed Martin mengatakan pihaknya berencana untuk menerbangkan salah satu lasernya pada pesawat tempur taktis pada tahun 2025. Namun, Angkatan Udara telah mengalami beberapa masalah dengan teknologi ini, dengan layanan mengumumkan tahun lalu bahwa mereka telah menunda jadwal untuk memulai pengujian penerbangan senjata laser pod hingga 2023. Penundaan itu disebabkan oleh kesulitan teknis dan perlambatan kerja terkait pandemi COVID-19.



Namun, ada juga kelemahan sistem pertahanan laser, termasuk kurangnya ketahanan terhadap kondisi atmosfer; yang dapat berdampak buruk pada jangkauan dan kekuatannya. Lalu laser juga hanya mampu menyerang satu target pada satu waktu, yang berarti bahwa senjata laser kemungkinan akan melengkapi senjata yang sudah ada daripada menggantikannya.

Senjata laser energi tinggi yang sepenuhnya matang sebenarnya dapat digunakan untuk berbagai peran di luar pertahanan pesawat terhadap rudal. Berpotensi menjadi senjata ofensif untuk menyerang pesawat musuh selama pertempuran udara dalam jarak jauh, menembak jatuh rudal jelajah, atau bahkan menyerang target di darat.

Meskipun tidak jelas sejauh mana masalah pada teknologi laser yang sedang dikembangkan saat ini, tetapi pengiriman LANCE awal tahun ini jelas merupakan tonggak utama untuk mewujudkan senjata laser berbasis tempur yang fungsional di masa depan.





Referensi Tulisan: Breaking Defense
Sumber Foto: sudah tertera di atas