lurikaAvatar border
TS
lurika
Reynald Itu Cinta Dan Luka (COC SFTH- Cinta Bersemi Kembali)


Denting piano
Kala jemari menari
Nada merambat pelan
Di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan


Suara khas dari sang penyanyi menemani lamunan Zea yang sejak tadi berkelana menembus batas sakit hati yang ia rasakan.

Sakit yang masih tersimpan rapi dalam hatinya itu kini beradu dengan cinta yang tiba-tiba saja menguar tanpa permisi.

Cinta dan luka itu seakan mengajak Zea untuk bermain petak umpet, siapakah diantara mereka yang akan ditemukan oleh Zea. Dan jawabannya adalah Cinta. Yah, cinta Zea begitu besar untuk kekasih hati yang kini bukan lagi kekasihnya itu. Dan entah mengapa cinta itu kian besar setelah ia ditemani mimpi tentang Reynald sepanjang malam.

Yah, Zea memimpikan mantan kekasihnya itu datang menghampiri dan memintanya untuk menikah. Karena cinta yang begitu besar maka dengan segera Zea mengiyakan lamaran tersebut. Namun sayang, nyeri pada bokongnya yang harus mencium lantai keramik kamarnya itu mengikis harapan Zea bersanding dengan Reynald di pelaminan. Dan ia sadar bahwa itu hanya mimpi belaka.

"Zizi, Zizi sayang!" teriakan Bu Rahma ibunda dari Zea gadis yang kini telah berusia duapuluh tujuh tahun itu terdengar diiringi suara gedoran pintu yang membabi buta.

Seketika Zea tersadar dari lamunannya dan mengecilkan suara speaker yang sedaritadi masih melantunkan lagu-lagu patah hati kemudian segera membuka pintu sebelum pintu itu dirusak oleh ibunya sendiri.

"Ya... Ada apa, Ma? Berisik banget sih, kasihan nih pintunya nangis-nangis karena ketukan mama yang terlalu keras", Tanya Zea panjang lebar ketika ia dan ibunya sudah saling pandang.

Ibu Rahma meyunggingkan senyuman manisnya membuat Zea mengernyit heran.

"Ada tamu untukmu, Baby. Tamu spesial. Dan mama yakin kamu akan bahagia melihatnya. Duhh... Mama aja bahagia banget dia kesini lagi"

Kening Zea makin berkerut melihat tingkah ibunya. Ia sama sekali tidak bisa menebak siapa tamu yang dimaksud ibu tercintanya itu.

Demi melihat respon anaknya yang tak bergeming, Bu Rahma segera menarik tangan anak gadisnya itu dan membawanya ke tempat dimana tamu tersebut berpijak.

"Reynald?!", kata pertama yang Zea keluarkan setelah ia sudah berada diruang tamu.

"Pantas saja mama begitu bahagia menyambutnya. Reynald kan calon mantu kesayangannya", batin Zea.

Yang disebut namanya oleh Zea langsung menyunggingkan senyuman manis yang selalu membuat Zea klemer-klemer kayak puding.

Dia adalah Reynald mantan kekasih Zea. Perpisahan diantara mereka terjadi tiga tahun lalu karena Reynald memiliki seorang gadis di masa lalunya mengharuskan Reynald lebih memilih gadis tersebut tepat disaat dimana cinta Zea sedang berkembang, bertumbuh dengan begitu suburnya.

Lalu hari ini dengan manisnya Reynald menyirami lagi cinta yang pernah layu didalam hati Zea. Setelah memimpikan dirinya semalam suntuk, kini Reynald berdiri dengan gagahnya dihadapan Zea. Memaksa jiwa dan raga Zea untuk kembali merasakan cinta yang kini bersemi kembali bahkan sebelum Reynald mengucapkan sepatah katapun.

**********

Pagi ini saat terbangun
Wajahmu terbayang
Wajah yang membuatku berani menggoda
Mencoba mencari dan mengenal dirimu

Pagi ini semburat cahaya mentari
Melingkari diriku mencoba mengabadikanmu
Dalam peluk mentari hari ini
Yang akan bersamaku melalui hari

Pagi ini kurindu sapamu
Bertubi-tubi dengan emoticon cinta
Dalam bilik hijau itu kau menyapa dengan manisnya
Jangan tanya aku, rona merah akan terpampang nyata kala itu

Puisi ataukah hanya kata indah
Coba kutuliskan untukmu
Agar kelak jika kita kembali bersama
Kau bisa membacanya

Dan saat itu kau akan tahu
Jika diwaktu ini aku merindumu


"Puisi itu aku buat ketika rindu begitu menghujam diriku", ucap Zea sendu ketika melihat Reynald sudah menutup kembali kertas yang terlipat dan memasukkan ke dalam amplopnya semula.

"Apa aku begitu menyakitimu?" Tanya Reynald polos.


Yah, hari ini Zea dan Reynald berjanji untuk bertemu di sebuah perpustakaan tempat mereka biasa bersama. Sudah seminggu Reynald kembali bersama Zea, menjalani hari-hari seperti dulu ketika bersama. Menikmati cinta yang kembali bersemi membuat Zea lupa menanyakan hal terpenting yang harus ia tanyakan setelah kedatangan Reynald kali ini.

Sungguh, Zea hanya tidak ingin merusak momen ini hanya dengan pertanyaan konyol itu. Ia ingin tetap bersama Reynald sampai kapanpun tanpa harus menikmati luka lagi.

"Iya. Kau begitu menyakitiku. Sangat sakit malah. Dan aku sedikit merasa trauma untuk memulai hubungan lagi dengan seseorang.", jawab Zea jujur.

"Maafkan aku"


Reynald hanya mampu mengatakan itu. Sebab ia benar-benar sadar jika kehadirannya kali inipun akan membawa luka lagi untuk Zea.

***********

Drrrtttt.... Drrrttt... Drrttttt

Getaran ponsel Zea menghentikan aktifitas corat-coretnya di atas kertas, sebab sedaritadi ia menantikan kekasih hatinya untuk menghubunginya. Sudah dua hari ini Reynald tidak menghubungi dirinya membuat ia uring-uringan.

Diliriknya nama yang tertera dilayar ponsel adalah Reynald ia segera menjawab telepon tersebut dengan bahagia.

"Hai!", seru Zea

"Hai. Bisaka kita bertemu hari ini? Aku akan menjemputmu setengah jam lagi. Ku harap kamu tidak menolak", ucap Reynald berpura-pura bahagia. Bagaimana tidak jika hari ini atau besok akan menjadi hari sakit hati lagi untuk Zea.

"Apakah aku pernah menolak ajakanmu?", tanya Zea diselingi tawa bahagianya. Tawa yang selalu dan sangat Reynald sukai.

"Kalo begitu, bergegaslah, Hatiku", kata keramat sekaligus kata terindah itu akhirnya terucap dari bibir Reynald dan mampu menghipnotis Zea sepersekian detik. Namun segera ditepis oleh Zea. Ia tidak ingin menanamkan mitos bodoh yang ia sendiri ciptakan berdasarkan prasangkanya.

"Aku ingin terus bersamanya. Hari ini dan selamanya. Entah dalam bentuk cinta ataupun luka", batin Zea mencoba menenangkan debaran didalam dada yang tak menentu.


********

Waktu yang di nanti pun tiba. Reynald datang menjemput Zea, lalu meminta izin pada Bu Rahma untuk membawa anak gadisnya. Dan dengan senang hati bu Rahma mengizinkan mereka pergi setelah sebelumnya mereka diberi wejangan agar Zea kembali dengan keadaan utuh.

Setelah mengantongi izin, Reynald langsung menancap gas motor trailnya membawa Zea menikmati malam bersama. Diatas motor trail milik Reynald, Zea tak henti-hentinya tertawa.

"Apa kau begitu mencintaiku, Zi?", Tanya Reynald sesaat setelah ia dan Zea tiba disebuah cafe yang menyajikan pemandangan laut malam hari.

"Menurutmu?", Zea balik bertanya.


Reynald terlihat menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia terlihat gugup dan itu sangat mengganggu penglihatan Zea.

"Aku sangat mencintaimu. Bahkan setelah luka itu, aku masih sangat mencintaimu." Zea memberi jeda. Ia memikirkan hal konyol itu, apakah ia akan menanyakan itu ataukah tidak.

"Apa kau masih bersama Nina?", tanya Zea kemudian. Akhirnya pertanyaan itu lolos dari bibirnya. Ada sedikit kelegaan namun juga kekhawatiran yang terbingkai diraut wajahnya.

"Aku sudah tidak bersamanya lagi. Ia pergi setelah kami bertengkar hebat. Bahkan semua sosial media kami tidak lagi saling terhubung. Hanya email saja namun itupun tidak memungkinkan aku dan dia untuk terhubung kembali. Karena dia sudah memiliki kekasih lain", jawab Reynald jujur.

Ada rona bahagia yang kini menjalar dalam hati Zea. "Berarti saat ini kamu sedang sendiri", tanya Zea dalam hati karena ia tak ingin menanyakan hal itu.

"Besok aku akan kembali ke kampung. Maukah kamu mengantarku?", Tanya Reynald memecah kesunyian yang terjadi.

"Kamu tidak akan tinggal disini lagi?", Zea balik bertanya. Ada sedikit kecewa yang ia rasakan.


Reynald hanya menjawab dengan gelengan kepala. Lalu kembali menatap lekat pemilik mata biru yang tersembunyi dibalik kacamata.

"Jika kau bersedia mengantarku besok. Ada sesuatu yang akan aku beri. Tapi jika tidak, semuanya akan aku berikan malam ini. Dan kemungkinan besok kita tidak akan berjumpa lagi"

"Baiklah, aku akan mengantarmu besok. Biarlah malam ini kita nikmati bersama. Tanpa ada rasa lain selain bahagia", jawab Zea mantap. Ia yakin besok memanglah waktu terakhir untuknya bersama Reynald. Dan malam ini ia ingin menikmati cinta lama yang bersemi kembali itu tanpa ada ragu atau apapun itu.


*******

"Ma, Zii berangkat dulu yah. Doain semuanya baik-baik saja. Dan doain calon mantu idaman mama pulang ke kampungnya dengan selamat", ucap Zea menggoda ibunya.

"Sampaikan ke Rey, kalo dia tetap jadi mantu idaman mama." ucap Bu Rahma balik menggoda Zea.


Zea pun pamit dan berangkat menuju bandara. Disana Reynald sudah menunggunya semalam suntuk. Karena setelah semalam mengantar Zea pulang ia langsung menuju bandara.

"Zii!", teriak Reynald yang melihat kedatangan gadis manisnya itu. Gadis yang selalu membuat ia berbunga dan gadis itupun yang seolah memiliki ikatan batin dengannya.

"Hai, lama yah? Pesawatnya udah ada? Udah check in belum? Jam berapa berangkatnya?", Tanya Zea tanpa jeda setelah ia berada di dekat Reynald. Ia berusaha menghilangkan kegugupan yang melanda dirinya sejak dalam perjalanan tadi.

"Ini", Reynald menyodorkan sebuah benda berbentuk segiempat yang dibungkus rapi dengan pita berwarna nude menghiasi permukaannya.

"Buku?", tebak Zea. Reynald mengangguk. Zea tersenyum manis. "Terimakasih", sambungnya.

"Zii..." Reynald menggenggam jemari Zea dan mulai mengatur kata-kata didalam otaknya untuk mengatakan hal terberat yang selama sebulan ini ia pendam.

"Kau akan menikah, bukan? Dan mempelai wanitanya adalah Angel teman kita di platform itu, iya kan?" ucap Zea mencoba terdengar bahagia.

"Kamu selalu mengetahui apa yang aku sembunyikan. Entah mengapa, kau begitu mengenal diriku lebih dari aku sendiri, Zi. Aku minta maaf baru bisa mengatakan ini sekarang. Aku tidak bermaksud untuk memberimu luka lagi. Hanya saja, aku tidak sanggup melihat bahagiamu saat kita kembali bertemu..", ucap Reynald memberi jeda pada perkataannya. "Maafkan aku yang selalu jadi pecundang didepanmu, Zii. Bahkan untuk mengatakan jika akupun merasakan cinta itu kembali hadir saja, aku tak sanggup", sambung Reynald panjang lebar tanpa berani melihat mata Zea.

"Tidak usah minta maaf, Rey. Ternyata kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Bahagiamu tidak pada diriku. Bukan aku yang bisa menemani hari-harimu, pergilah. Aku tidak akan sakit hati lagi. Karena sebulan ini kau sudah membayar lunas sakit hatiku. Terimakasih, Rey. Aku mencintaimu sampai kapanpun itu". Zea langsung memeluk Reynald erat. Sekuat tenaga ia tak ingin menumpahkan airmata dihadapan Reynald.

"Aku juga mencintaimu lebih dari yang kau harapkan", ucap Reynald yang hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya.

"Aku pergi, Zii", kata Reynald lalu melepas pelukan Zea. Gadis itu hanya menurut dan memberikan senyuman terbaiknya. Mencoba melepas cinta yang bersemi itu terbang bersama luka yang kembali menganga. Ia melepas Reynald dengan hati yang ikhlas.


Lambaian tangan Reynald adalah ucapan perpisahan terindah bagi Zea. Ia terus berdiri menatap punggung Reynald hingga menghilang. Kemudian ia menatap benda berbentuk segiempat panjang itu lalu membiarkan benda itu terlepas begitu saja dari tangannya.

"Selamat menempuh hidup baru, Rey. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu" ucap Zea lirih dan berjalan meninggalkan kartu undangan pernikahan Reynald yang tergolek di lantai bandara.

"Rey, kau adalah cinta dan juga lukaku"

TAMAT


Lurika
01 Juli 2022

Puisi by Lurika Pagi Bersama Bayangmu
Diubah oleh lurika 02-07-2022 15:58
bukhorigan
spay21
spay21 dan bukhorigan memberi reputasi
16
2.1K
209
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.