si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Karena Perasaan Kita Tak Lagi Sama, Selamat Tinggal Wara [COC SFTH 2022]
Quote:


April 2017


"Yang, aku nanti singgah di Lanud Sultan Hasanuddin, aku terbang bersama rombongan Presiden dan para Menteri." Ucap suara merdu di seberang sana.

"Oh ya ? Kebetulan aku nanti dapat misi untuk escort (mengawal) penerbangan tersebut," ujarku bersemangat

"Hehe, kok bisa pas ? Apa sudah jodohnya ya ?" Mendengar suara tawanya saja aku sudah girang luar biasa.

"Mungkin kita memang berjodoh Yang. Oh ya nanti ada dua F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, tiga Su-27 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin yang akan melakukan misi escort. Pesawat akan mulai bertemu di atas kota Pemalang pada ketinggian 31.000 kaki." Ujarku menjelaskan tentang misi kali ini.

"Kamu nanti naik pesawat Sukhoi kode berapa Yang ?"

"TS-2705 Yang, oh iya sudah dulu ya, sudah waktunya buat persiapan. Sampai jumpa di langit kota Pemalang. I love you."

"Love you too Sayangku."


April 2021


Aku selau terngiang-ngiang kenangan sekitar tiga tahun yang lalu, saat aku masih menjalin hubungan asmara dengan Wara (Wanita Angkatan Udara) yang bertugas sebagai pramugari di Skadron Udara 17. Setiap kali terbang menjalankan misi aku selalu teringat padanya. Dan kini aku sedang berada di kokpit pesawat tempur yang sama, di bulan yang sama, dalam misi yang sama, serta di atas langit yang sama. Tapi tidak sedang menjalin kisah asmara dengan orang yang sama. Jujur aku selalu merindukannya, dan ingin kembali bersamanya.

Quote:


Wara sendiri adalah sebutan bagi personel wanita TNI AU, dulu aku menjalin hubungan sekitar tiga tahun. Nama Wara tersebut adalah Lisa, wanita asal Manado, Sulawesi Utara. Sementara aku sendiri berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Berasal dari dua pulau yang berbeda, cinta kami bersemi justru di Pulau Jawa, tepatnya di Magetan, Jawa Timur. Waktu itu aku sedang melakukan latihan dengan pesawat latih T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. Ketika itu sekitar bulan Juni 2015, aku baru saja selesai latihan dan sedang berada di hanggar menunggu instruktur.

"Permisi Bang Aditya, mohon izin untuk foto dengan pesawat T-50i Golden Eagle bisa ?" Tanya seorang wanita dengan seragam biru tua.

"Bisa, Mbaknya pramugari yang bertugas di pesawat Keprisedenan ya ?"

"Iya, tadi saya sudah mendapat izin untuk foto dengan pesawat ini, dan disuruh bertemu pilot bernama Aditya di hanggar ini. Foto untuk dokumentasi Skadron Udara 17, oh ya sampai lupa memperknalkan diri, nama saya Lisa," ujarnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Aku pun menyambut uluran tangan itu. "Saya Aditya," kalau begitu biar saya jadi juru fotonya.

Singkat cerita aku pun menjadi juru foto untuk Lisa, dan juga beberapa temannya yang datang tak lama setelah aku mengambil foto. Dia pun meminta akun media sosialku, di bilang ingin mengunggah fotonya di aplikasi Burung Biru. Aku pun mengiyakannya. Sejak saat itu kami sering berkomunikasi, meski jarang bertemu.


Desember 2015


Akhir tahun 2015 aku bertugas di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Setelah menempuh pelatihan hampir 18 bulan di Lanud Iswahjudi. Waktu itu cuacanya sedikit mendung dan mulai gerimis, aku sedang berada di hanggar pesawat. Aku masih berada di dalam kokpit pesawat Su-30MK2 TS-3010, instrukturku Mayor Pnb (Penerbang) Adam barusan memberi beberapa penjelasan tentang hal-hal yang harus aku pelajari tentang pesawat ini. Tak lupa aku mencatatnya.

Aku pun mulai membaca lagi beberapa tulisan yang tadi aku tulis, beberapa saat kemudian tiba-tiba aku mendengar suara wanita memanggilku.

"Bang Adit, bisa turun sebentar," ujar wanita itu sambil tersenyum. Tampak tiga pramugari lainnya berdiri di belakangnya.

Aku pun menoleh ke arahnya. Wanita itu adalah Lisa, pramugari TNI AU yang sempat aku temui beberapa bulan lalu. Saat menatapnya tiba-tiba detak jantungku berdebar-debar. Semakin hari kok semakin terlihat cantik ya ?

"Mau foto ?" Tanyaku sambil tersenyum.

"Iya hehe, tapi yang foto kali ini banyak. Tak masalah kan ?" Ujarnya sambil menunjuk ke arah tiga rekannya.

"Nggak kok," aku pun turun dari tangga pesawat dan membantu Lisa dan teman-temannya mengabadikan foto untuk dokumentasi skadron.

Semenjak pertemuan kedua itu, aku dan Lisa semakin dekat. Ketika sedang tidak bertugas dan pulang ke Manado, ia menyempatkan mampir ke Makassar untuk bertemu denganku. Awalnya kami bertemu karena kami sesama anggota TNI AU. Sekali dua kali bertemu kami masih membicarakan tema Angkatan Udara, di pertemuan yang ke lima kalinya barulah kami mulai membicarakan tema asmara.

Waktu itu pada bulan Juni 2016 di pantai Losari, aku dan Lisa berjanji untuk bertemu. Sambil diiringi terbenamnya mentari aku ungkapkan perasaanku selama ini, aku meminta Lisa untuk menjadi pacarku dan dia pun menerimanya. Sejak saat itu kami resmi jadi sepasang kekasih.

Karena kami jarang bertemu, maka kami sering melakukan komunikasi melalui telepon atau aplikasi Burung Biru yang sedang booming waktu itu. Biasanya Lisa mengirimkan foto lewat aplikasi atau menelpon jika dirinya hendak terbang sebagai pramugari VVIP bagi Presiden dan stafnya atau Panglima TNI. Sebaliknya aku juga begitu.

Ayo bertemu di atas awan !, begitulah yang selalu Lisa bilang saat mengetahui diriku bertugas mengawal pesawat Air Force One Presiden RI dalam kunjungan ke Lanud Iswahjudi pada bulan Agustus 2016, kebetulan ia menjadi pramugarinya. Meski pertemuan di langit itu hanya sebentar karena pesawatku harus terbang kembali ke Makassar. Tetapi pertemuan itu selalu berkesan untuk kami berdua.


Quote:


Hubunganku dengan Lisa harus kandas pada bulan September 2019, aku menyebutnya sebagai kebodohanku.Waktu itu Lisa baru saja kembali dari Manado, dan sedang mampir di rumah saudaranya. Pada suatu pagi aku dan Lisa pergi makan bersama, lalu dia menceritakan keluh kesah soal ..mantannya yang terus-terusan ingin bertemu. Juga terus mengirim pesan-pesan romantis melalui aplikasi dan meminta bertemu di pantai Losari. Sang mantan itu ternyata dulu teman sekelas semasa SMA.

Mendengar hal itu, aku pun ingin memberi pelajaran. Aku meminta agar Lisa tidak datang ke pantai Losari, aku yang akan menggantikan tempatnya. Meski agak ragu, ia pun akhirnya setuju. Lisa berpesan agar tidak melakukan kekerasan pada mantannya itu, karena dia tidak menyukai laki-laki yang suka berkelahi. Tapi aku mengabaikan pesan tersebut.

Sekitar jam sembilan malam aku sampai di pantai Losari, aku tiba di lokasi yang dijanjikan. Lokasinya agak gelap dan jauh dari keramaian. Aku pun mulai geram dan mengepalkan tangan. Apa yang akan ba****an itu lakukan pada Lisa seandainya dia datang, ini bukan tempat yang baik untuk menemui wanita baik seperti Lisa.

Dari kejauhan aku melihat pria yang dimaksud, aku berlari ke arahnya. Tanpa basa-basi pukulanku langsung mendarat dikepalanya, kemudian secara membabi buta aku pukul dan tendang dia. Sebelum pergi aku titipkan sebuah pesan "Hey ba****an, jangan ganggu Lisa Dewi Aryani lagi, mengerti !" Dia hanya mengangguk mendegar ucapanku itu.

Meski tak mengganggu Lisa lagi, rupanya kabar babak belurnya sang mantan itu sampai ke telinga Lisa. Pasalnya salah seorang teman Lisa kebetulan berada tak jauh dari pantai Losari. Lisa pun marah padaku, dan meminta untuk bertemu.

Dua hari setelah kejadian itu aku dan Lisa bertemu di taman Macan di sebelah selatan kantor Balaikota Makassar. Waktu itu kami duduk di sebuah bangku, tak tampak senyum di wajah Lisa hari itu.

"Yang harusnya kamu tidak melakukan itu, aku kecewa sama kamu. Ternyata kamu sama dengan mantanku yang lain, suka melakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah !" Ujar Lisa dengan raut wajah kesal.

"Tapi, kalau kamu yang datang ke Losari, mungkin hal buruk akan terjadi denganmu Yang. Lagi pula lelaki itu,"

"Tapi kamu bisa bicara baik-baik kan ? Kamu langsung menghajarnya begitu saja kemarin. Untung tidak ada yang lapor ke polisi, kariermu bisa-bisa terancam ! Apa kamu tidak berpikir panjang ?" Ujar Lisa yang tampak semakin marah.

"Maaf Yang, aku hanya ingin melindungi kamu. Aku janji ini yang terakhir kalinya."

"Jika janji yang kemarin tak bisa kamu tepati, mengapa kamu mau berikrar janji lagi ? Lebih baik kita sudahi saja hubungan ini," ujar Lisa yang mulai menangis dan meninggalkanku sendiri.

Kata-kata Lisa tadi membuatku terdiam sampai tak bisa berkata-kata lagi, benar apa katanya, aku sudah mengingkari janji. Dan tak hanya itu, aku juga sudah membuatnya menangis. Tak mungkin aku mengejarnya seperti adegan di film, itu hanya memperburuk keadaan. Apakah ini sudah benar-benar berakhir bagiku ? Setelah putus, aku nyaris tak pernah berkomunikasi dengan Lisa, dan aku pun menyesali kebodohanku karena kini aku merasakan kesepian kembali.


Quote:



Sekitar bulan Agustus 2020 aku mendapat tugas untuk melakukan kunjungan Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta. Di sana aku ditugaskan untuk melakukan patroli udara di selat Sunda dan Laut Jawa untuk memantau black flightatau penerbangan tidak berizin yang memasuki wilayah Indonesia. Waktu itu lima pesawat Su-27 dikerahkan ke Lanud Halim Perdanakusuma.

Setelah melakukan patroli rutin, aku sejenak berjalan-jalan di sekiat Lanud Halim sekadar untuk menghilangkan penat. Aku mengunjungi hanggar Skadron Udara 17 sekadar untuk melihat-lihat pesawat VVIP yang diterbangkan skadron ini. Setiba di hanggar suasananya tampak sepi, tampak ada satu pesawat Boeing 737-400 berkelir putih dan abu-abu.

"Bang lama tak bertemu," ujar suara wanita dari arah belakang.

"Eh iya, loh Lisa ? Apa kabar ?" Ujarku sambil menoleh ke belakang.

"Baik Bang, kamu sendiri bagaimana ?"

"Ya, kabarku baik juga." Setelahnya kami membicarakan banyak hal. Suasananya jauh lebih baik ketimbang beberapa tahun lalu waktu kami terakhir bertemu.

Entah mengapa setelah lama tak bertemu, suasananya jadi sedikit canggung. Aku merasa sedikit gugup saat menatap wajah Lisa, sebaliknya Lisa tampak biasa-biasa saja. Aku selalu merindukannya, tapi untuk memintanya kembali bersama rasanya aku tak bisa.


Quote:



Setelah pertemuan singkat di Lanud Halim Perdanakusuma, aku tak lagi bertemu dengan Lisa. Tapi terkadang kami masih saling menyapa dan memberi kabar melalui media sosial, bagiku itu merupakan lompatan yang baik.

Kesempatan kedua bertemu dengan Lisa datang pada bulan November 2020, waktu itu rombongan Presiden dan pejabat lainnya melakukan lawatan ke Makassar, dan Lisa kebetulan bertugas sebagai pramugarinya.

Kebetulan juga aku mendapat misi escort (pengawalan) kepala negara, kali ini tiga F-16 dari Skadron Udara 3 dan tiga Su-27 dari Skadron Udara 11 melakukan pengawalan pesawat kepresidenan tersebut. Dari kokpit pesawat tempur Su-27, aku bisa melihat pesawat Kepresidenan berada di tengah sementara enam pesawat tempur masing-masing terbang di belakang pesawat tersebut. Saat melihat ke arah pesawat Kepresidenan, aku terus teringat dengan sosok Lisa. Dan hari itu telah ku bulatkan tekad untuk mengutarakan perasaanku kepada Lisa. Akan ku coba raih kembali cinta dari bidadari langitku.

Sekitar pukul 08.30 WITA pesawat Kepresidenan mendarat di Makassar, sementara tiga F-16 yang tadi mengawal tidak ikut mendarat, melainkan langsung putar balik ke Lanud Iswahjudi. Pagi itu dua dari tiga pesawat Su-27 yang melakukan misi escort diparkir mengapit pesawat Kepresidenan, untuk keperluan dokumentasi Skadron Udara 11 dan Skadron Udara 17; juga untuk keperluan pengambilan gambar oleh beberapa awak media. Salah satu pesawat itu adalah pesawat yang aku piloti.

Waktu itu aku berhasil mengakak Lisa berbicara empat mata, aku mengajaknya bicara disamping pesawat Su-27 yang aku terbangkan tadi. Kali ini aku harus mengatakannya, karena kesempatan seperti ini jarang terjadi.

"Lisa, sebenarnya aku ingin kita kembali bersama seperti dulu. Sejak kita tak lagi bersama aku selalu merindukanmu dan tidak bisa melupakanmu. Aku sadar memang telah melakukan kesalahan, tapi tolong beri aku kesempatan sekali lagi."

"Maaf Bang, aku tak bisa, perasaanku tak lagi sama. Mengapa tak mencari penggantiku ?" Tanya Lisa.

"Kamu tak tergantikan Sa, sulit membuka hati bagi wanita lain." Untuk sejenak kami hanya terdiam. Aku pun sadar, tak mungkin memaksakan sebuah perasaan.

"Terima kasih sudah mendengar isi hatiku, semoga kamu bahagia. Selamat tinggal," ujarku lalu berbalik menuju ke pesawatku.

"Semoga kamu juga bahagia Bang, maaf," ujar Lisa lalu meninggalkanku.

Di saat bersamaan seorang teknisi datang dan memberitahukan bahwa sebentar lagi rombongan Presiden akan meninggalkan Makassar. Aku pun lalu bersiap dan naik ke kokpit pesawat. Kali ini tiga Su-27 dan tiga Su-30MK2 yang akan mengawal rombongan Presiden sampai ke jakarta.

Beberapa menit kemudian semitar pukul 15:00 WITA pesawatku sudah mengangkasa, tiga Su-27 dan Su-30 masing-masing terbang di samping pesawat Kepresidenan membentuk formasi segitiga. Hari itu langit sangat cerah, gumpalan awan putih pun terlihat jelas. Cuaca yang cerah cocok untuk melakukan penerbangan, tapi cuaca mendung justru menggelayut di hati.

Menjelang sore pesawat sudah tiba di Jakarta dan akan segera mendarat, aku pikir ini adalah terakhir kalinya aku bisa melihat Lisa. Aku mengambil foto dari saku pakaianku, foto itu adalah foto Lisa saat berpose di depan Su-27 yang sedang aku terbangkan ini. Dibelakang foto itu terdapat tulisan "INI PACARKU", aku sendiri yang menuliskannya. Mungkin ini adalah yang terakhir kali aku melihat foto ini.

Ketika pesawat Kepresidenan hendak mendarat, aku simpan kembali foto tersebut. Sesaat kemudian enam pesawat Sukhoi langsung melakukan manuver menanjak dan berbelok ke arah kanan untuk kembali ke Makassar.

Terima kasih sudah memberikan warna di kehidupanku, selamat tinggal Waraku !!!

bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
18
3.8K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.