ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Irene Garza, Ratu Kecantikan Yang Bernasib Malang

Irene Garza lahir pada tahun 1934 di McAllen, Texas, Amerika. Dia dikenal sebagai wanita yang ramah dan penuh kasih sayang serta elegan. Irene adalah seorang wanita muda yang tidak keberatan melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya. Dia adalah orang pertama di keluarganya yang mampu kuliah dan lulus sekolah. Pada saat itulah dia dinobatkan sebagai Ratu Kecantikan Homecoming dan diberi julukan Mis South Texas Sweetheart. Irene mempesona semua orang dengan kecantikannya yang manis dan menawan.

Misteri Sepasang Anak Bermata Hitam

Setelah menamatkan pendidikannya, Irene memutuskan untuk menjadi guru dan memberikan segala ilmunya untuk murid-muridnya. Sampai-sampai dia rela menghabiskan uangnya sendiri untuk membelikan muridnya perlengkapan sekolah. Gereja juga merupakan bagian besar dari kehidupan Irene. Dia adalah seorang katolik yang sangat taat. Setiap hari Sabtu dia selalu menghadiri pengakuan dosa di gereja. Sedangkan pada hari Minggu dia rutin menghadiri misa gereja.

Pada 16 April 1960 di akhir pekan perayaan paskah. Setiap hari Sabtu, seperti biasa Irene memberi tahu keluarganya bahwa dia akan menghadiri pengakuan dosa dan akan kembali setelah itu. Dia memakai mobil keluarga dan dia pergi ke gereja seperti biasanya. Tetapi sampai malam tiba, keluarga Irene menjadi sangat khawatir. Wanita yang berusia 25 tahun itu belum kembali dari gereja. Jadi para kerabatnya memutuskan untuk mulai mencarinya.


Pada hari berikutnya mereka menemukan mobil Irene terparkir di sekitar gereja. Banyak jamaah gereja yang telah melihat Irene memasuki gereja tetapi sayangnya tidak satupun dari mereka yang pernah melihatnya dia keluar. Dua hari telah berlalu sejak penemuan mobil itu dan tidak ada petunjuk lain yang muncul menandakan keberadaan Irene. Saat itulah orang yang dekat dengannya menemukan salah satu sepatu hak tingginya di pinggir jalan. Keesokan harinya dompetnya ditemukan di tempat yang lebih jauh di sepanjang jalan yang sama bersama dengan bagian dari kerudung renda berwarna putih.
Konten Sensitif

Penemuan itu sangat membingungkan seolah-olah ada seseorang yang telah mengambil barang-barang itu dengan paksa. Sheriff Kota dengan cepat mengumumkan pencarian besar-besaran. Setelah lima hari pencarian intensif dilakukan, akhirnya di sebuah saluran air mereka menemukan tubuh Irene yang sudah tak bernyawa. Dari tanda-tanda yang ditemukan di tubuhnya, Irene telah dipukuli, dicekik dan dilecehkan. Tubuhnya tetap berpakaian meskipun beberapa bagian telah dirusak. Polisi menemukan jejak kaki di dekat saluran tersebut tetapi tidak pernah dapat memverifikasi milik siapa jejak itu. Otopsi mengungkapkan bahwa kematian Irene disebabkan oleh trauma benda tumpul.


Seminggu kemudian kepolisian memutuskan untuk mengeringkan kanal. Mereka menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan. Sebuah proyektor kecil, para penyelidik mulai bertanya-tanya apakah benda ini yang digunakan untuk membunuh Irene dan milik siapa proyektor itu? Jadi polisi mengumumkan penemuan itu. Untuk mengidentifikasi siapa pemiliknya, maka tersebutlah sebuah nama, John Feit yang kemudian menjadi pusat penyelidikan.

John Bernard Feit adalah seorang pendeta berusia 27 tahun yang memberikan pelayanan di gereja. Dialah yang menulis surat kepada petugas polisi di mana dia mengaku sebagai pemilik proyektor itu. Namun, dia tidak tahu bagaimana perangkat itu sampai bisa berada di dasar kanal. Dalam penyelidikan awal, polisi sempat menanyai sekitar 500 orang. Namun, John Feit tetap menjadi tersangka utama karena dia adalah pemilik perangkat itu. Petugas menanyai para pendeta dan menceritakan semua hasil penyelidikannya.


John Feit mengungkapkan serangkaian versi jawaban yang berbeda dan dia akhirnya mengakui bahwa dia telah memberikan layanan pengakuan dosa di luar gereja. Sebuah fakta yang tidak biasa bagi para penyelidik karena biasanya pengakuan dosa dibuat di dalam gereja. Setelah melayani pengakuan Irene, Feit mengaku pulang dan beristirahat di rumahnya. Dari pengakuannya itu, petugas menyimpulkan bahwa Feit adalah salah satu orang terakhir yang melihat Irene hidup.

Kemudian pendeta Joseph O'Brien menghubungi polisi setelah dia mengaku telah melihat luka goresan di salah satu tangan dan kaki pendeta Feit. Penyelidik kemudian memanggil Feit kembali untuk memeriksa luka-lukanya tetapi pendeta itu mengklaim bahwa dia telah terluka ketika memanjat di luar kediamannya karena dia tidak diberikan kunci pintu depan tetapi para detektif benar-benar curiga dengan kata-katanya bahkan tingkahnya menunjukkan keanehan.


Tiga minggu sebelumnya telah terjadi serangan pada seorang wanita berusia 20 tahun di Edinburgh. Saat itu korban yang berada di dalam gereja mengatakan dia telah melihat seorang pria di dalam mobil biru menatapnya dari luar. Pria itu kemudian memasuki gereja, menyerangnya dan mencoba menutupi wajahnya dengan kain, untungnya dia berhasil melawannya dan akhirnya lolos dari cengkeramannya. Ketika penyelidik meminta deskripsi penyerangnya, dia menggambarkannya sebagai pria dengan rambut hitam dan berkacamata, tetapi yang paling aneh, dia berpakaian seperti layaknya pendeta.

Polisi kemudian melakukan pencarian tersangka. Dan wanita itu dengan cepat memilih salah satunya, yaitu John Feit. Sebelumnya Feit sudah pernah menjadi tersangka dalam dua kasus serangan pada wanita. Jadi polisi bergegas untuk menangkapnya tetapi pendeta itu sudah pergi dan tidak ada jejak yang ditemukan. Feit akhirnya menyerahkan diri, dia mengaku telah keluar masuk rumah sakit akibat stres karena kasus Irene yang telah merugikannya. Dia juga mengaku telah menderita rasa takut yang parah terhadap wanita. Feit dalam tahanan polisi dan harus melakukan tes kejujuran.


Hasil tes dan investigasi dari kepolisian menyimpulkan bahwa Feit lolos jerat hukum. Dia yakin bahwa dia tidak dapat dihukum atas serangan di Edinburgh karena kurangnya bukti. Namun, dia tetap dalam proses penahanan karena pada tahun 1961 dia dituntut akibat pencemaran nama baik seorang wanita. Persidangan itu berakhir dengan hakim yang menemui jalan buntu. Feit tidak menentang tuduhannya dan hanya didenda $500. Tak lama kemudian Fiet meninggalkan gereja. Dia pergi ke sebuah ordo keagamaan di New Mexico.

Pada awal tahun 1972 dia meninggalkan profesinya sebagai pendeta dan pindah ke Arizona di mana dia menikah dan membangun sebuah keluarga. Pada tahun 2002 kepolisian Texas membuka kembali penyelidikan Irene Garza yang selama 42 tahun berhenti. Penyelidik memerintahkan tes DNA pada pakaian Irene. Namun, mengingat tubuhnya ditemukan di dalam air, mereka tidak dapat menemukan bukti. Sampai seorang petugas kepolisian San Antonio menerima telepon dari seorang pensiunan pendeta yang bernama Dale Tacheny.


Tacheny memberi tahu petugas tentang seorang pendeta yang selama sesi terapi mengaku kepadanya bahwa dia telah mencekik seorang wanita dan dia telah melakukannya sekitar hari Paskah di awal 1960an. Nama pendeta itu adalah John Feit.  Dia mengaku setelah memukuli Irene, Feit membawanya ke ruang bawah tanah dan kemudian meninggalkannya di bak mandi dengan kantong plastik di atas kepalanya tetapi ketika dia kembali Irene sudah meninggal sehingga dia akhirnya membuang tubuhnya ke kanal. Ketika Tacheny bertanya kepadanya mengapa dia tidak ditangkap, Feit mengatakan kepadanya bahwa anggota gereja telah melindunginya.

Tacheny sendiri tidak pernah menghubungi polisi sampai saat itu karena dia merasa bahwa pekerjaannya sebagai seorang pendeta hanya untuk menasihati pendeta lain. Tetapi dia berubah pikiran setelah dihubungi oleh seorang penulis yang tertarik untuk menulis tentang pengalamannya sebagai seorang pendeta. Jadi polisi mencoba menggunakan Tacheny untuk membuat Feit mengaku melalui telepon. Tetapi ketika Tacheny menekannya, Feit curiga dan mengaku tidak ingat percakapan itu.


Petugas kemudian mendekati pendeta O'brien untuk menguatkan ceritanya. O'brien mengatakan bahwa dia merasa bahwa goresan di tangan dan kaki Feit disebabkan oleh cakaran kuku. Jadi dia selalu mencurigai pendeta Feit. O'brien telah menderita demensia dan Tacheny mungkin juga bersekutu dengan polisi. Jadi untuk melanjutkan kasus tersebut pengadilan agaknya masih ragu, mengingat kejadian itu sudah terlalu lama.

Publik menganggap bahwa gereja telah bekerja sama dengan pemerintah untuk menutupi kasus Irene dan menghindari skandal. Oleh karena itu beberapa ada yang protes dengan menyalakan lilin di depan gedung pengadilan. Akhirnya kasus Irene dibawa ke dewan pengadilan pada tahun 2004. Namun, O'brien dan Tacheny tidak pernah muncul dan Feit tidak pernah dipanggil. Para hakim hanya memiliki akses ke rekaman audio dan transkrip sehingga mereka menolak untuk mendakwa pendeta Feit. Jaksa wilayah kemudian meluncurkan penyelidikan baru atas kasus Irene.


Hakim akhirnya mendakwa Feit dan setelah beberapa dekade penyelidikan pada 6 Februari 2016 Feit akhirnya ditangkap. Persidangan Feit berlangsung menampilkan kesaksian selama lima hari. Jaksa mengajukan bukti yang menunjukkan bahwa anggota gereja tidak mau menuntut Feit untuk melindungi reputasi gereja. Tacheny dihadirkan untuk bersaksi tetapi O'brien yang telah meninggal pada tahun 2005 tidak pernah bersaksi. Feit mengaku tidak bersalah dan pengacaranya mengklaim bahwa tidak ada bukti forensik dan tidak ada saksi yang menghubungkan Feit dengan kasus tersebut.  Hakim membutuhkan waktu enam setengah jam untuk mempertimbangkan vonis bersalah atas pembunuhan. Pada tanggal 8 Desember 2017 John Feit divonis penjara seumur hidup dan akhirnya pada tanggal 12 Februari 2020 secara wajar dia meninggal dunia.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:

Diubah oleh ashibnu 30-06-2022 00:21
servesiwi
servesiwi memberi reputasi
8
4.5K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.