Seorang ayah mestinya menjadi sosok pelindung dalam sebuah keluarga. Kehadirannya tentu adalah kekuatan bagi anak dan istri. Tidak hanya sebagai pencari nafkah saja namun memastikan bahwa keluarganya hidup tenang dan nyaman.

Dalam sebuah keluarga ayah merupakan pahlawan yang keberaniannya membuat anak dan istri tidak khawatir dalam menjalani kehidupan. Selain itu, pundak seoang ayah juga harus lebih kuat karena akan menjadi sandaran dari setiap masalah.

Sosok ayah tentunya sebagai cinta pertama anak perempuannya. Seseorang yang akan selalu dikenang kasih sayangnya, lemah lembut dalam mendidik anaknya karena itu ayah memiliki tempat tersendiri bagi sebuah keluarga kecil.



Tetapi, masih banyak ternyata seorang ayah yang masih jauh dari harapan. Ia menjadi sosok menakutkan bagi anak perempuan karena tingkah dan perbuatannya. Tak sedikit, ayah yang dengan tega merudapaksa anak kandungnya sendiri, merenggut kehormatan, mengubur masa depan, dan menghidupkan rasa trauma yang berkepanjangan.

Seorang ayah di Garut dengan tega merudapaksa anak kandungya sendiri hingga hamil lima bulan. Diketahui AR merupakan warga kampung Sebrod RT 03 RW 06 Desa Cihaurkuning, Kecamatan Cisompret Kabupaten Garut. Korban yang tak lain anak kandungnya sendiri masih berusia 15 tahun.

Awal pemerkosaan itu dilancarkan oleh pelaku ketika ia bermimpi bersetubuh dengan mendiang istrinya yang telah meninggal enam tahun lalu. Kemudian, saat terbangun dari mimpi dirinya tak sanggup lagi menahan nafsu.



Lalu pelaku melihat anak kandungnya sendiri berinisial AT (15) seperti almarhum istrinya. Sejak saat itu, ia dengan tega terus merudapaksa anaknya tersebut. Perbuatan keji itu dilakukannya dari awal Januari 2022, total ia sudah merudapaksa anaknya sebanyak enam kali.

Sementara itu, warga yang kesal langsung membakar rumah pelaku. Belum diketahui siapa aktor dari pembakaran rumah tersebut. Namun, menurut informasi yang beredar rumah itu dibakar oleh keluarganya.

Tak bisa dibayangkan bagaimana rasa trauma yang dimiliki oleh sang anak. Masa depannya pun hancur, ia harus menanggung malu akibat perbuatan keji ayahnya sendiri. Belum lagi tekanan jiwa yang dialaminya mesti mengandung anak hasil dari kejahatan ayahnya.



Kebejatan pelaku mesti mendapat hukuman yang berat. Sudah sepantasnya pelaku dikebiri akibat perbuatannya tersebut. Agar bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lainnya.

Sumber :

Ulasan pribadi

1