albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
KILOGRAM vs LITER (Pengalaman Dari Seseorang)
KILOGRAM vs LITER (Pengalaman Dari Seseorang)

Beras di pasaran setiap daerah berbeda-beda, ada yang jual ecer dalam kilogram dan ada yang encer dalam bentuk liter.

Di dusunku Batumarta Sumatera Selatan pakai kilogram, solo, Semarang juga pakai kilogram, sedangkan di Jabodetabek banyak yang ecerannya dalam takaran liter.

Sejatinya ukuran kilogram itu lebih jelas dan ukurannya stabil, karna diukur berdasarkan berat benda.

Contohnya: beras 1 karung ada pilihan 50kg, 25kg, 10kg dan 5kg.

Jika pembeli partai besar dalam ton, akan nusuk beras karung 50kg dengan concong (alat dari Kuningan atau stainless untuk nusuk karung, agar bisa tahu kualitas beras dalam karung). Proses ini biasanya mengurangi berat dalam 1 karung, makin banyak tangan ke tangan dalam proses jual beli, maka berat dari 1 karung 50kg, bisa tersisa 49,5kg-49,8kg.

Jadi beras 1 karung 50kg, biasanya berkurang 2-5 ons = 200-500gram.

Sedangkan pada beras ukuran liter, cara ukur menggunakan canting literan, dimana hasilnya tidak selalu sama.

Contoh: dari 1 karung beras 50kg, dengan berat bersih 49,5kg tidak akan selalu sama jadi 60L, bisa lebih juga bisa kurang, mengapa?

1. Cara menakar beras.
Dimana cara menyerok beras, dengan cara seperti mengambil air dengan gayung akan menghasilkan jumlah liter lebih sedikit.

Karena proses menyerok ada tekanan, sehingga dari karung 49,5kg dengan cara ini bisa menghasilkan jumlah liter lebih sedikit.

Jika cara menaruh kedalam canting liter dengan cara dituang, seperti menuang air dari ember ke ember, ini menghasilkan Jumlah liter lebih banyak daripada cara pertama. Karena tidak ada tekanan.

2. Jenis beras.
Beras yang bagus (halus, licin, pulen, bersih) menghasilkan jumlah liter lebih sedikit daripada beras yang kasar.

Karena beras pulen yang halus saat dituang atau diserok, dengan sifatnya yang licin, maka mudah menata diri di ruang canting takaran, maksudnya beras dalam 1 canting liter lebih padat.

Sedangkan beras yang kasar, saat dituang atau diserok ke canting liter susah memadat.

Sehingga meski berat beras sama, tapi jenis beras berbeda dalam teksturnya maka hasil liternya tidak akan sama.

Kesimpulannya, lebih baik beli beras dalam kilogram daripada dalam ukuran liter.

Karena dalam membeli beras ukuran kilogram tidak dipengaruhi oleh cara ambil beras dan juga tidak dipengaruhi oleh tekstur beras.

Sama-sama untung bagi pembeli dan penjual.

Beras Sumatra dan beras Jawa itu beda. Beras Jawa lebih pulen dan lebih empuk. Beras Sumatra biasanya lebih keras, di Jabodetabek beras Sumatra biasanya dibilang beras pera.

Beras pera memang lebih mahal, karena biasanya didatangkan dari Sumatra ke Jawa. Karena beras ini biasanya untuk dibuat nasi goreng, agar dapat tekstur nasi goreng yang mawur (gak lengket atau gak menggumpal saat dijadikan nasi goreng).

Tapi beras pera ini juga biasanya dipakai oleh warung Padang, karena orang Padang suka beras pera, ya kerena orang Padang adalah suku asli dari Sumatra yang terbiasa makan nasi pera, dimana tekstur beras pera jika sudah jadi nasi lalu dikepal-kepal, maka hasil kepalan nasinya, bisa mental macam bola, yang dulu sempat firal dibilang beras palsu.

Beda dengan warteg, berasnya pakai beras pulen. Karena penjualnya orang Jawa, terbiasa makan beras pulen.

Asli tulisan ini karya gabut anak petani yang juga dulunya bantuin bapak mamak nimbang beras saat jadi pedagang.

marwangroove920
viensi
penikmatbucin
penikmatbucin dan 19 lainnya memberi reputasi
20
2.6K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.