.nona.Avatar border
TS
.nona.
Tidak Ada Bidadari Di Surga! Loh, Kok Bisa Begitu?




Kali ini kita akan membahas tentang konsep bidadari dalam Islam, yang menurut penerawangan salah satu guru yang gembul di media sosial ( kita singkat saja gugem), adalah tidak benar.

Kenapa konsep bidadari yang kita banyak pahami itu salah? Hal ini berdasarkan kosa kata manusia yang terbatas dan memaksa mentranslate bahasa Qur'an ke bahasa manusia hingga terjadi makna yang bias. Yuk, kita bahas.

Secara etimologi, yang dimaksud bidadari itu adalah Malaikat Jibril. Jadi, kalau bidadari itu bermata lentik, ayu dan cantik lalu diperuntukkan untuk manusia baik hati yang sudah meninggal kok rasanya jadi janggal.



Kata bidadari sendiri diserap dari vidhyadari (bahasa Sanskerta) dan masuk melalui kitab-kitab suci Hindu. Kadang-kadang bidadari juga disebut dewi. Mereka berperan sebagai perantara dewa-dewa, sama dengan malaikat dalam agama Kristen dan Islam, untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.

Jadi siapa Malaikat dalam agama samawi yang menyampaikan pesan? Tentu Malaikat Jibril.

Itu kalau memakai kata dalam arti bahasa Indonesia "bidadari" yang termasuk kata serapan dari bahasa sanksekerta.

Hal itulah yang menjadikan banyak distorsi yang terjadi, hingga terjadi banyak perbedaan pemahaman?



Jadi begini baraya, dalam Islam ada dalil-dalil yang cukup banyak dan itu diucapkan nabi untuk orang yang bertanya kepadanya. Lalu saat ini dikumpulkan untuk menjadi sebuah list.

Namun kalau kita mau jujur, ada salah satu perkataan dari Abu Hurairah penghafal hadist dan ditulis oleh Imam Bukhari,

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,

حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمَ وِعَاءَيْنِ ، فَأَما أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ ، وَأَما الْآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ

Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dua bejana ilmu. untuk satu bejana sudah saya sampaikan kepada kalian. Untuk bejana yang kedua, andai saya sampaikan kepada kalian maka kepalaku akan dipenggal. (HR. Bukhari 120)

Andai aku sampaikan semua yang pernah aku dengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu kalian  akan melempariku dan kalian tidak akan mendebatku. (HR. Ahmad 10959 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Tentu ini mengundang pertanyaan, dan hingga saat ini tidak ada yang tahu ilmu apa yang disampaikan nabi ke para sahabat ini.

Jadi, kalau melihat Umar Bin Khattab yang banyak merubah syariah, tentu hal ini jadi pertanyaan apakah ada beberapa ilmu nabi yang di ceritakan khusus hanya kepada Umar? Bisa dikatakan ilmu nabi (hadist) yang tidak di ungkap adalah khusus untuk diri mereka sendiri (penanya).



Jadi cara pengajaran Nabi terhadap sahabatnya sangat beraneka ragam, tidak solid dan satu arah itu tergantung pada pemahaman masing-masing para sahabat dimasa itu.

Mirip ketika guru mengajar pada murid kelas biologi dan kelas sosial tentu ilmu yang di ajarkan berbeda. Bahkan ada kelasnya, ada level dari dasar hingga yang tertinggi. Maka, perbedaan diantara sahabat itu adalah rahmat.

Maka ketika bahasa Tuhan, ingin dipahami oleh bahasa Manusia dengan kosa kata yang terbatas. Akan ada beberapa kata-kata yang akhirnya bisa menjadi kontradiksi, karena artinya menjadi bias.

Dan hal ini juga yang harus kita pahami dalam kata bidadari, jadi siapa yang menerima pesan tentang bidadari itu? Karena bisa saja bidadari ini bukanlah wanita cantik yang seperti yang kita kira.

Karena inti dari bertemu bidadari itu tujuannya adalah manusia menjalankan kebaikan di masa hidupnya. Bisa saja ungkapan bidadari diucapkan sebagai wanita cantik kepada salah satu murid atau sahabat yang pemikirannya di level dasar. Jadi tidak mengerti tentang hakikat sebenarnya dalam kebaikan, harus diberikan motivasi dan penggambaran yang menarik.



Bisa saja bidadari itu jauh lebih indah, jauh lebih dari yang disangkakan tapi harus disampaikan kepada seseorang yang abstraksinya rendah.

Karena surga sendiri tidak pernah terpikirkan oleh bayangan manusia, bahkan oleh para wibu paling halu sekalipun keindahan surga tak pernah bisa digambarkan. Apalagi bidadari yang ada di dalamnya.

Karena yang bicara pada nabi saat itu adalah sahabat pria, maka bidadari digambarkan sebagai perempuan cantik bermata jeli, jadi bisa saja bidadari ini digambarkan hanya untuk memotivasi para sahabat yang abstraksi dalam pemikirannya yang rendah tadi.



Karena bisa saja bidadari lebih dari itu, karena bagaimana dengan perempuan apakah akan dapat bidadara? Kan tidak ada dalilnya hehehe...

emoticon-Angel


Sumber klik, klik, klik, klik




Tambahan kaskuser
Quote:
Diubah oleh .nona. 20-06-2022 02:23
primalaprima
m.saleeh
emineminna
emineminna dan 17 lainnya memberi reputasi
8
9K
239
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.