• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Era 90an, Masa Suram Perfilman Indonesia, didominasi oleh Film Bernuansa Mesum

cintadineAvatar border
TS
cintadine
Era 90an, Masa Suram Perfilman Indonesia, didominasi oleh Film Bernuansa Mesum


Saat ini perfilman Indonesia bisa dikatakan membaik dari segi kualitas apalagi kalau dibandingkan dengan era sepuluh tahun yang lalu di mana pefilman nasional banyak didominasi oleh film yang tidak jelas seperti film horor mesum. 

Namun, perfilman Indonesia pernah lebih buruk dari itu, sempat berjaya di era 1970an sampai sampai 80an, film Indonesia harus mati suri di era 90an sebelum bangkit lagi pada di era 2000an. Di era itu hanya 2 sampai tiga judul film yang dirilis. Salah satu penyebabnya adalah karena di era 90an adalah masa keemasannya pertelevisian Indonesia di mana di era tersebut mulai bermunculan stasiun tv swasta.

Dengan acara pertelevisian yang bervariasi dan ditambah dengan sinetron, kala itu perfilman seakan-akan ditinggalkan begitu saja. Bahkan Rano Karno yang saat itu sudah punya nama besar sebagai aktor papan atas berpindah ke televisi dengan memproduksi Si Doel Anak Sekolahan yang menjadi salah satu sinetron Indonesia terbaik sepanjang masa.

Bukan hanya televisi yang menjadi salah satu faktor mati surinya perfilman Indonesia saat itu tapi juga kualitas film era 90an yang begitu rendah, tidak ada kritik seperti sekarang. Sampai-sampai FFI harus ditiadakan karena saking tidak adanya film yang layak diberi penghargaan.

Film Esek-Esek yang Marak

Era 80an merupakan salah satu masa keemasan perfilman Indonesia di era tersebut ada film Tjoet Nyak Dhien (1988) adalah salah satu film Indonesia terbaik yang disutradarai oleh Eros Djarot, beberapa tahun setelah film ini dirilis perfilman tanah air benar-benar berubah dan malah didominasi oleh film-film bernuansa cabul dan hanya jadi pelampiasan hasrat nafsu penontonnya saja.

Film-film mesum yang dirilis di era 90an salah satunya adalah Kenikmatan Tabu (1994) yang dibintangi oleh Inneke Koesherawati. Film-film seperti ini tidak mempentingkan cerita, yang penting ada wanita seksi dan adegan sensual yang bisa membuat para penonton "merinding". Judu-judul lainnya ada Bebas Bercinta (1995), Kabut Asmara (1994), Rahasia Rumah Bordil (1995), dan masih banyak lagi.

Ada satu lagi yaitu Susuk Nyi Roro Kidul (1991) yang dibintangi oleh Sally Marcellina. Film ini bukanlah film horor Nyi Roro Kidul ala Suzanna melainkan film romansa fantasi yang ada adegan hotnya.

FFI Menghilang

Saking jeleknya perfiman Indonesia era 90an, Festiva Film Indonesia (FFI) juga harus menghilang selama sepuluh tahun lamanya yaitu dari 1993 sampai 2003 dan baru diadakan lagi pada 2004 setelah perfilman nasional berhasil bangkit. Ramadhan dan Ramona (1992) adalah film terakhir yang mendapatkan penghargaan FFI sebelum perfilman nasional mati suri sedangkan film pertama yang mendapatkan penghargaan FFI pasca kebangkitan adalah Arisan! (2003).


Kebangkitan 



Di masa mati suri, sebenarnya ada film nasional yang berkualitas seperti Oeroeg (1993) dan Daun di Atas Bantal (1998) namun film yang mampu membangkitkan perfilman Indonesia adalah Petualangan Sherina (2000) dan juga Ada Apa dengan Cinta? (2002) sejak itulah industri film nasional kembali menggeliat pasca mulai bergulirnya era reformasi.

Nah, itu gan pembahasannya. Ayo, di sini siapa yang ketika masa remajanya di era 90an dan suka nonton film-film masa-masa "suram" ? Ane sih masa remajanya di era 2000an emoticon-Cool.


Referensi

fan.kui
Soekarti
zevguttmann
zevguttmann dan 25 lainnya memberi reputasi
18
12K
168
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.