Siapa sih yang tak kenal dengan warteg, singkatan dari warung tegal. Pastinya buat kamu semua terlebih anak kost, sudah tak asing lagi dengan yang namanya warteg ini.

Harganya yang murah, pas dikantong mahasiswa masih ada lebih untuk sekedar buat jajan rokok sebatang dua batang.



Warteg sendiri baru bermunculan di tahun 1960an, saat itu Bung Karno sedang menggalakan pembangunan disana sini. Disini masyarakat Tegal mengadu nasib di Ibukota Jakarta untuk menjadi kuli bangunan, dan para istri mereka membuka jualan nasi ponggol di banyak pelosok kota.

Yang awalnya untuk memudahkan para kuli bangunan untuk mencari makan, dengan harga murah dan porsi yang banyak. Bisa dibilang awalnya nasi ponggol, rasanya lezat dan disuka banyak kuli proyek.



Lalu mulailah menu tersebut di buatkan tempat yang lebih permanent seperti warung makan dengan menu yang sama, tapi ternyata karena rasanya yang nikmat serta harganya yang murah meriah. Otomatis warga Jakarta juga senang dengan kehadiran warung makan itu.

Karena banyak yang menjual di sekitar tahun 1990an adalah orang Tegal, bahkan dengan menu yang lebih beragam tidak hanya orek tempe sebagai bahan utama lauk nasi.



Maka ungkapan Warteg menjadi umum di kalangan masyarakat Jakarta, secara perlahan Warteg juga merambah di banyak kota besar lainnya di Indonesia.

Umumnya Warteg harganya murah meriah, hanya dengan Rp 8.000 sampai Rp 15.000 sudah dapat nasi yang cukup banyak beserta lauk pauknya. Tetapi, apakah ada Warteg dengan harga termahal di pulau Jawa?



Apakah Warteg termahal ada di kota Tegal, selaku pebisnis warteg nomor wahid sampai punya banyak buka cabang dimana-mana?

Ternyata Warteg dengan harga termagal bukan di Tegal tapi di Jakarta. Tepatnya adalah Warteg Gang Mangga, yang berlokasi di Glodok, Jakarta Barat. Harga satu porsi ketika makan disana bisa mengalahkan D'cost, sekitar Rp 40.000 ke atas.



Kalau mau beli lauknya saja disekitar harga Rp 15.000 belum lagi untuk harga gorengan Rp 3.000 tentu dengan harga yang ditawarkan bisa menjadi Warteg termahal di Pulau Jawa.

Walaupun terbilang mahal, warteg yang sudah berdiri dari tahun1978 ini tak pernah sepi pembeli. Ini dikarenakan rasanya yang enak, dekat dengan banyak tempat usaha. Tempatnya yang bersih dan juga luas, bahkan sudah banyak youtuber kuliner yang mereview dari rasa yang ditawarkan warteg ini.



Jadi kalau sudah membahas kuliner, bukan lagi masalah harga tetapi rasa. Kalau rasanya cukup nendang harga sultan juga akan banyak orang ngantri, kecuali kamu kena tipu alias rasa biasanya saja, kena getok harga mahal akibat malas bertanya terlebih dahulu.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.







"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2
Pic : google